Audiensi Wali Kota Makassar dengan Densus 88, (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus memperkuat ketahanan sosial masyarakat dari ancaman paham radikal dan intoleransi yang kian meresahkan, terutama di kalangan generasi muda.
Upaya ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis bersama Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri, dengan fokus pada edukasi digital dan pembinaan sosial bagi warga.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima langsung jajaran Densus 88 di Balai Kota Makassar. Tim yang dipimpin Kasatgaswil Densus 88 Sulsel, Agung NM, itu berdiskusi mengenai penguatan sinergi lintas lembaga dalam menekan penyebaran paham radikalisme, baik di dunia nyata maupun ruang digital, si Balaikota Kota Makassar, Selasa (14/10).
Audiensi tersebut, turut hadir Kepala Badan Kesbangpol Kota Makassar, Fatur Rahim, serta Kepala Dinas Sosial, Andi Bukti Jufri. Pembahasan berfokus pada peningkatan kewaspadaan, penguatan literasi digital, serta pembinaan bagi narapidana dan eks-narapidana terorisme (Napiter dan eks-Napiter) agar dapat kembali berdaya di tengah masyarakat.
Kasatgaswil Densus 88 Sulsel, Agung NM, menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah dan aparat keamanan dalam mencegah penyebaran ideologi ekstrem.
“Kami bersilaturahmi dengan Pak Wali Kota untuk membahas penanganan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Makassar. Pertemuan ini lebih pada mempererat sinergitas pengawasan dan edukasi,” ujarnya.
Agung menegaskan bahwa tantangan penyebaran paham radikal kini semakin kompleks, terutama karena menjalar lewat ruang digital seperti media sosial dan gim daring yang banyak diakses anak muda. Oleh karena itu, Densus 88 akan memperluas kegiatan sosialisasi dan edukasi di sekolah-sekolah, lembaga sosial, dan instansi pemerintahan.
“Langkah kami fokus pada pencegahan. Kami akan turun langsung memberikan sosialisasi, ceramah, dan pembinaan, termasuk bagi para eks-napiter agar mereka tidak lagi terjerumus pada paham radikal,” tambahnya.
Selain itu, Densus 88 juga mendorong seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan radikalisme.
“Akan ada rencana sosialisasi dan ceramah bagi ASN agar mereka bisa menjadi agen moderasi di lingkungannya masing-masing,” ungkap Agung.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan komitmen pemerintah kota untuk berperan aktif dalam menjaga ketahanan sosial dan memperkuat pembinaan terhadap para eks-narapidana terorisme. Pemerintah, kata dia, tidak hanya fokus pada pendekatan hukum, tetapi juga pendekatan kemanusiaan dan sosial.
“Kami mendukung penuh kolaborasi dengan Densus 88. Pemerintah siap memfasilitasi pemberdayaan agar para eks-napiter bisa kembali produktif dan berkontribusi positif di masyarakat,” ujar Appi nama karibnya.
Ia menilai, proses reintegrasi sosial sangat penting agar para mantan pelaku dapat membangun kehidupan baru yang lebih baik.
“Pendekatan yang kami lakukan tidak hanya sebatas penegakan hukum, tapi juga kemanusiaan. Pemerintah hadir untuk membina dan memberi kesempatan hidup aman, rukun, dan damai,” tegasnya.
Appi juga menyoroti pentingnya penguatan literasi digital di kalangan anak muda untuk membentengi diri dari propaganda ekstrem yang kini banyak beredar di media sosial.
Ia menekankan bahwa membangun kesadaran sejak dini merupakan investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi yang toleran dan berdaya saing.
“Anak-anak muda harus dilindungi dari infiltrasi paham radikal yang menyusup lewat dunia maya. Di sinilah pentingnya peran pemerintah, pendidikan, dan masyarakat dalam menjaga harmoni sosial,” pungkasnya.


















































