
KabarMakassar.com — Prof Nurdin Abdullah di kabar mundurnya dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pakar DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mencuat ke publik.
Gubernur Sulsel Periode 2018-2023 itu disebut telah menyampaikan surat pengunduran dirinya ke DPP Perindo di Jakarta sejak September 2025 lalu.
Surat yang ditandatangani langsung oleh Nurdin Abdullah di atas materai itu disebut dibuat secara sadar dan tanpa tekanan dari pihak mana pun.
Dokumen tersebut ditujukan kepada Ketua Umum DPP Partai Perindo, Angela Herliani Tanoesoedibjo. Namun menariknya, Nurdin tidak menuliskan alasan spesifik atas keputusannya mundur dari jabatan strategis itu.
Kabar pengunduran diri itu kini beredar luas, meski hingga kini belum ada konfirmasi langsung dari Nurdin Abdullah. Saat dihubungi untuk dimintai tanggapan, ia memilih tidak menjawab pertanyaan awak media.
Dalam suratnya, Nurdin Abdullah dikabarkan tetap menyampaikan doa dan harapannya agar Partai Perindo terus berperan dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, diamnya mantan orang nomor satu di Sulsel ini justru menimbulkan berbagai spekulasi politik.
Sejumlah kalangan menilai langkah Nurdin bisa menjadi isyarat perubahan arah politik menjelang kontestasi politik nasional dan lokal mendatang.
Nama Nurdin Abdullah, yang dikenal luas sebagai figur teknokrat dan kepala daerah berprestasi sebelum kasus hukumnya beberapa tahun lalu, dinilai masih memiliki magnet politik yang kuat, khususnya di Sulawesi Selatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPW Perindo Sulsel, Abdul Hayat Gani, saat dikonfirmasi, mengaku belum mengetahui secara pasti kabar pengunduran diri tersebut. Ia memilih berhati-hati menanggapi isu yang sudah terlanjur ramai di publik.
“Belum tahu juga ini (kabar Nurdin Abdullah mundur dari Ketua Dewan Pakar Perindo). Siapa yang bilang mundur?” ujar Abdul Hayat, Kamis (15/10).
Ketika ditanya mengenai adanya surat pengunduran diri yang dikirim ke pengurus DPP, ia kembali menegaskan belum dapat memastikan kebenarannya.
“Belum bisa aku yeskan (jawab) ini,” singkatnya.
Padahal, hanya sebulan sebelumnya, tepatnya 6 Agustus 2025, Nurdin Abdullah masih aktif menghadiri konsolidasi internal Partai Perindo Sulsel di Kantor DPW Perindo di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.
Dalam acara itu, ia bahkan menjadi tokoh sentral yang memberikan semangat bagi kader dan pengurus partai dari berbagai daerah.
“Kehadiran Prof Nurdin Abdullah menjadi semangat baru bagi kami di Sulsel. Ini momentum mempererat soliditas kader dan meneguhkan komitmen membesarkan Partai Perindo ke depan,” kata Abdul Hayat.
Nurdin Abdullah sendiri dalam sambutannya kala itu menegaskan pentingnya kerja kolektif dan kekompakan antarstruktur partai.
“Saya senang bisa bersilaturahmi langsung dengan kader-kader Perindo di Sulsel. Semoga kebersamaan ini menjadi langkah awal memperkuat semangat kerja kita di seluruh daerah,” ujarnya kala itu.
Namun kini, hanya dua bulan berselang, kehadiran penuh optimisme itu berubah menjadi tanda tanya besar. Apakah pengunduran diri Nurdin Abdullah dari Dewan Pakar Perindo merupakan langkah mundur total dari panggung politik, atau justru bagian dari strategi menata ulang arah perjuangan politiknya ke depan?