Komika Pandji Pragiwaksono (Dok: Ist)KabarMakassar.com — Komika Pandji Pragiwaksono akhirnya menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Toraja setelah leluconnya dalam pertunjukan ‘Mesakke Bangsaku’ tahun 2013 kembali viral dan menuai protes luas di media sosial.
Permintaan maaf itu di unggah Pandji di Instagram-nya yang telah mendapat lebih dari 33 ribu tanda suka, 3.100 komentar, dan 1.100 kali dibagikan, pada Selasa (04/11).
Pandji mengakui bahwa materi lawakannya saat itu telah menyinggung nilai-nilai budaya dan spiritual masyarakat adat Toraja.
“Saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant. Untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai,” tulis Pandji.
Pandji mengungkap bahwa ia telah berdialog langsung dengan Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi, yang juga merupakan tokoh adat Toraja.
Melalui percakapan itu, Pandji mengaku baru memahami kedalaman makna budaya Toraja, termasuk nilai spiritual yang terkandung dalam ritual adat dan penghormatan terhadap leluhur.
“Ibu Rukka menceritakan dengan sangat indah tentang budaya Toraja tentang maknanya, nilainya, dan kedalamannya. Dari obrolan itu saya menyadari bahwa joke saya waktu itu keliru dan tidak peka,” ungkapnya.
Pandji juga menyebut ada dua jalur penyelesaian hukum yang kini berjalan proses hukum negara melalui laporan kepolisian, dan proses hukum adat yang hanya dapat dilakukan di Toraja.
“Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja. Ibu Rukka bersedia menjadi fasilitator pertemuan saya dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja,” tulisnya lagi.
Pandji menyatakan siap datang ke Toraja untuk mengikuti mekanisme penyelesaian adat, namun jika secara waktu tidak memungkinkan, ia menegaskan akan menghormati proses hukum negara yang berlaku.
Pandji menegaskan, insiden ini menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan kariernya sebagai pelawak.
Ia berjanji untuk lebih peka, cermat, dan peduli terhadap nilai-nilai budaya yang diangkat dalam karya komedinya.
“Saya akan belajar dari kejadian ini dan menjadikannya momen untuk menjadi pelawak yang lebih baik, lebih peka, dan lebih peduli,” tulisnya.
Meski begitu, Pandji menolak anggapan bahwa pelawak tidak boleh menyentuh isu SARA. Menurutnya, komedi tetap bisa membicarakan keberagaman asalkan dilakukan dengan cara yang tidak merendahkan dan menghormati perbedaan.
“Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan. Indonesia kaya akan keragaman, dan itu harus kita bicarakan dengan bijak,” tutupnya.


















































