Ilustrasi PSEL (Dok: Ist).KabarMakassar.com — Pemerintah mulai merealisasikan komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam menangani persoalan sampah nasional melalui pembangunan fasilitas waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi listrik. Namun, pada tahap awal, dari tujuh daerah yang telah siap dibangun, Kota Makassar belum termasuk dalam daftar prioritas.
Tujuh daerah yang dipastikan menjadi lokasi awal proyek ini yakni Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kota Semarang, Bogor Raya, Tangerang Raya, Bekasi Raya, dan Medan Raya. Ketujuh wilayah tersebut dianggap telah memenuhi kesiapan infrastruktur dan legalitas sesuai ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan program waste to energy merupakan bagian dari agenda strategis nasional untuk mengatasi krisis sampah di kawasan perkotaan, sekaligus memperkuat sumber energi baru terbarukan (EBT). Fasilitas ini menggunakan teknologi incinerator yang mampu mengubah sampah menjadi listrik sekaligus mengurangi ketergantungan pada lahan TPA.
Pemerintah menggandeng Danantara sebagai mitra utama dalam pembangunan fasilitas tersebut. Dukungan swasta ini diharapkan mempercepat proses groundbreaking dan memastikan keberlanjutan proyek yang ditarget rampung dalam dua tahun.
Ia menegaskan bahwa pembangunan fasilitas waste to energy tidak hanya berfokus pada penyediaan energi alternatif, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor lingkungan.
“Dengan hadirnya Perpres 109 Tahun 2025, pengelolaan sampah tidak lagi sekadar urusan kebersihan. Insya Allah, akan berubah menjadi sumber energi listrik, menambah lapangan kerja, dan menjadi bagian dari energi baru terbarukan nasional,” ujar Zulhas dalam keterangannya, Minggu (25/20).
Ia juga menargetkan agar jumlah daerah yang terlibat terus bertambah setiap bulan hingga mencapai 34 kota yang dinilai kritis terhadap permasalahan sampah.
“Hari ini sudah ada tujuh daerah yang siap. Kita percepat lagi agar dalam sebulan bisa bertambah tujuh lagi. Target kita seluruh daerah yang darurat sampah bisa teratasi,” tegasnya.
Sementara itu, pada tahap perencanaan sebelumnya, Presiden Prabowo sempat menargetkan pembangunan fasilitas waste to energy di kota besar, termasuk Makassar. Namun, hasil evaluasi terbaru menunjukkan Makassar belum masuk tahap pertama pembangunan karena masih menyiapkan kesiapan teknis dan administratif.
Meski demikian, pemerintah pusat memastikan Makassar tetap menjadi salah satu prioritas dalam gelombang berikutnya. Dengan kapasitas pengolahan mencapai 1.000 ton sampah per hari, proyek Waste-to-Energy (WtE) diharapkan menjadi solusi jangka panjang terhadap krisis pengelolaan sampah sekaligus mendukung agenda Indonesia menuju energi hijau dan berkelanjutan.


















































