Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman. Dok. Kabar Makassar.KabarMakassar.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengevaluasi kinerja 32 pejabat eselon II melalui uji kesesuaian jabatan (job fit) selama dua hari, 22–23 Oktober 2025. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai apakah para pejabat masih sesuai dengan jabatan yang mereka emban.
Sekretaris Daerah Sulsel, Jufri Rahman, mengatakan hasil job fit akan menjadi dasar rekomendasi bagi gubernur dalam penataan jabatan. Jabatan yang masih lowong selanjutnya akan diisi melalui seleksi terbuka atau open bidding.
“Kalau job fit itu, kita hanya ingin mengetahui apakah seorang pejabat itu masih cocok atau pas di jabatan yang sedang dipangkunya, dan yang tahu apakah dia cocok atau tidak, tentu yang bersangkutan. Makanya kita harus tanya, apakah anda masih merasa cocok dengan jabatan ini? Kalau dia merasa cocok di jabatan ini, lalu kita menggali apa yang selama ini sudah kau lakukan dalam jabatanmu itu sebagai suatu kelebihan dan apakah hal yang menurut kamu adalah kendala yang mesti kau berikan solusi untuk jabatan itu,” jelas Jufri Rahman pada Kamis (23/10)
Dia menambahkan, apabila seorang pejabat merasa tidak lagi cocok dengan jabatan yang diembannya, tim penguji akan menggali lebih lanjut minat dan kemampuan pejabat tersebut pada posisi lain.
“Kalau dia bilang, kayaknya saya tidak cocok lagi di jabatan ini, maka penguji akan bertanya, kira-kira kalau menurut passion, kalau ditawari mau pindah ke mana? Misalnya, saya pindah ke jabatan A. Di situ kita sebagai pewawancara menggali lagi, apa hebatmu di bidang A itu? Apa yang kau ketahui tentang bidang A? Kalau kau mau ke situ, apa yang akan kau lakukan?” ujarnya.
Hasil dari job fit ini, sambung Jufri, akan menjadi bahan rekomendasi bagi Panitia Seleksi (Pansel) kepada Gubernur Sulsel selaku Pejabat Pembina Kepegawaian, dalam melakukan penataan dan pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama di lingkup Pemprov Sulsel.
“Sehingga nanti Pansel ini merekomendasikan kepada Pak Gubernur selaku penjabat pembinaan kepegawaian atau selaku end user. Berarti beliau yang membuat pilihan-pilihan, dan itu pilihan kemana dan kepada siapa jabatan yang diserahkan. Itu adalah hak prerogatif Bapak Gubernur selaku penjabat pembinaan kepegawaian,” tutur Jufri.
Ia juga menegaskan bahwa setelah pelaksanaan job fit ini, jabatan-jabatan yang masih lowong akan diisi melalui seleksi terbuka. Setidaknya,ada 17 jabatan eselon II yang saat ini lowong di Pemprov Sulsel.
“Kalau yang lowong, setelah kita tempatkan hasil job fit, ini selesai mengisi jabatan secara definitif, tentu ada jabatan yang lowong. Itu nanti akan kita lakukan selter namanya, open bidding, seleksi terbuka. Selter itu seleksi terbuka, open bidding,” ujarnya.
Sebanyak 32 pejabat eselon II mengikuti job fit ini. Pelaksanaan hari pertama, Rabu (22/10), diikuti antara lain oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan H. Ahmadi, Sekretaris DPRD Sulsel Drs. M. Jabir, Asisten Perekonomian dan Pembangunan dr. Muhammad Ichsan Mustari, serta sejumlah kepala dinas dan biro lainnya.
Sementara pada Kamis (23/10), job fit diikuti oleh pejabat seperti Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dr. H. Muh. Iqbal, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Andi Eka Prasetia, Kepala Dinas Kesehatan Dr. dr. M. Ishaq Iskandar, hingga Kepala Badan Pendapatan Daerah Dr. Reza Faisal Saleh.


















































