PSI Bidik Sulsel Jadi Basis 2029, Pengamat: Peta Politik Lebih Cair Tapi Punya Kendala

2 weeks ago 17
 Peta Politik Lebih Cair Tapi Punya KendalaLogo PSI. Dok. Ist

KabarMakassar.com — Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mulai memanaskan mesin politiknya di Sulawesi Selatan dengan menargetkan wilayah ini sebagai basis utama suara partai pada Pemilu 2029.

Strategi tersebut dinilai realistis mengingat peta politik Sulsel kini semakin dinamis dan tidak lagi didominasi oleh partai besar seperti Golkar, semua punya peluang sama merebut basis.

Langkah PSI di Sulsel ditandai dengan berbagai aktivitas publik, mulai dari program Jumat Berkah, bantuan ambulance untuk warga, hingga rencana menjadikan Makassar sebagai tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PSI 2025.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto, menilai langkah PSI menjadikan Sulsel sebagai prioritas strategis adalah keputusan yang cermat. Menurutnya, wilayah ini kini menjadi medan persaingan baru bagi partai-partai nasional dalam memperluas basis suara di luar Pulau Jawa.

“Sulawesi Selatan sekarang menjadi magnet politik di luar Jawa. Peta kekuatan di sini lebih cair setelah kemenangan NasDem beberapa waktu lalu. Artinya, partai baru seperti PSI punya peluang yang sama untuk bersaing,” jelas Andi Ali melalui saluran telpon, Rabu (05/11).

Ia menambahkan, dominasi partai besar di Sulsel mulai melemah seiring perubahan perilaku pemilih yang lebih terbuka dan rasional. Pemilih kini lebih mempertimbangkan gaya kampanye, kedekatan sosial, dan citra partai, bukan sekadar faktor sejarah atau loyalitas lama.

Andi Ali menyoroti bahwa kekuatan utama PSI di Sulsel terletak pada segmentasi pemilih muda. Berdasarkan data pelantikan struktur partai di beberapa daerah, PSI kini didominasi oleh kader berusia antara 20 hingga 30 tahun.

“Pelantikan pengurus PSI beberapa bulan terakhir menunjukkan pola baru. Ketua-ketua DPD banyak berasal dari kalangan muda, bahkan Ketua PSI Sulsel sendiri belum berusia 20 tahun. Ini strategi cerdas untuk menanamkan citra PSI sebagai partai anak muda,” ujarnya.

Jumlah pemilih muda di Sulsel yang mencapai lebih dari 40 persen dari total DPT, pendekatan PSI dinilai sejalan dengan tren demografis. Partai ini aktif menampilkan kampanye kreatif berbasis media sosial dan kegiatan sosial langsung yang menyentuh kehidupan warga.

“Mereka tidak datang dengan janji besar, tapi dengan kegiatan kecil yang terasa, seperti Jumat Berkah atau pemberian ambulance. Ini pendekatan baru yang dekat dengan masyarakat bawah,” tambah Andi Ali.

Meski dikenal sebagai partai muda, PSI Sulsel tidak bergerak sendiri. Di balik struktur kepemimpinan yang diisi generasi muda, terdapat figur-figur politik senior yang memperkuat barisan mereka.

“Di belakang Ketua PSI Sulsel ada dukungan tokoh penting, seperti Wakil Gubernur Sulsel dan Ketua NasDem Sulsel. Bahkan di beberapa kabupaten, banyak anak pejabat daerah yang kini memimpin PSI. Ini memperkuat posisi PSI secara politik dan jaringan,” ungkapnya.

Kombinasi antara energi anak muda dan dukungan tokoh berpengaruh disebut menjadi formula potensial bagi PSI untuk memperluas pengaruh hingga ke tingkat akar rumput.

Untuk benar-benar menjadikan Sulsel sebagai lumbung suara nasional PSI, Andi Ali menyebut ada empat langkah strategis yang perlu ditempuh partai ini.

“Pertama, benahi struktur kepengurusan hingga tingkat kelurahan. Kedua, bangun komunikasi intens dengan masyarakat. Ketiga, rumuskan program yang relevan dengan kebutuhan publik. Dan keempat, jalin kolaborasi dengan elite lokal agar jejaringnya kuat,” papar Andi.

Ia menilai pendekatan berbasis kolaborasi lintas generasi dan sektor akan menjadi kunci bagi PSI dalam memecah dominasi partai lama.

Meski peluang terbuka lebar, PSI juga menghadapi tantangan besar di Sulsel. Partai-partai mapan seperti Golkar, NasDem, dan Gerindra masih memiliki basis suara loyal dan infrastruktur politik yang kuat, terutama di daerah-daerah pesisir dan pedesaan.

“Pekerjaan rumah terbesar PSI adalah bagaimana menarik simpati pemilih tradisional yang selama ini identik dengan partai besar. PSI harus menunjukkan kapasitas politik yang lebih substansial, bukan hanya gerakan simbolik,” tegas Andi Ali.

Namun demikian, ia menyebut dinamika politik lokal yang semakin cair justru menjadi momentum bagi partai-partai muda seperti PSI untuk unjuk gigi.

“Kalau mereka bisa menjaga konsistensi gerakan sosial dan mengawal isu anak muda, PSI berpotensi menjadi kekuatan alternatif yang nyata di Sulsel,” pungkasnya

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news