Musyawarah Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Selatan. Dok. IstKabarMakassar.com — Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi mempunyai nahkoda baru.
Tendri Itti terpilih sebagai Ketua Pelaksana Harian (PH) Wilayah AMAN Sulsel untuk periode 2025–2030 dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) IV yang berlangsung 28–31 Oktober di Komunitas Masyarakat Adat Bulutana, Kabupaten Gowa.
Pemilihan ini menandai babak baru kepemimpinan AMAN di wilayah Sulawesi Selatan yang kini membawahi 171 komunitas adat yang tersebar di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Beberapa pekerjaan rumah pun telah menanti Itti, sapaan akrab perempuan asal Bulukumba tersebut. Adapun di antaranya adalah perlindungan dan pengakuan masyarakat adat yang diakuinya akan menjadi fokusnya di AMAN.
“Perjuangan kita masih dalam agenda yang sama ke depan, salah satunya yaitu mendorong Perda (Peraturan Daerah) tentang pengakuan dan perlindungan masyarakat adat di Sulsel. Karena ada daerah yang belum, seperti Gowa dan Maros,” kata Itti saat dihubungi, Jumat (31/10)
Itti juga menjelaskan bahwa beberapa daerah di Sulsel dan Sulbar yang saat ini sudah memiliki Perda masyarakat adat di antaranya Sinjai, Enrekang, Bulukumba, Toraja, Sidrap, Mamasa, dan Majene.
Selain itu adalah penguatan komunitas adat yang belum ada pengurus daerahnya seperti di Bulukumba, Bone, Polman, dan Mamuju. Kata Itti, di daerah ini sudah ada anggota komunitas adat, tapi pengurus daerahnya belum terbentuk.
Berikutnya adalah pengembangan ekonomi komunitas adat yang juga akan menjadi fokus kepengurusannya ke depan.
“Selanjutnya pengembangan ekonomi komunitas masyarakat adat, ini juga akan menjadi fokus kami ke depan,” tambah sosok yang kini juga menjadi Dewan Pengawas Komunitas di Solidaritas Perempuan (SP) Anging Mamiri tersebut.
Dia menjelaskan bahwa di masing-masing komunitas masyarakat adat sekarang sudah ada Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA) yang mempunyai produk masing-masing yang siap untuk didistribusikan di gerai masyarakat adat yang ada di Makassar.
“Jadi kita punya gerai yang bertugas untuk memasarkan produk masyarakat adat namanya Gamacca (Gerai Masyarakat Adat Area Celebes). Nah, ini akan dibawahi oleh Badan Usaha Masyarakat Adat (BUMA). Untuk BUMA sendiri kebetulan pengurusnya baru terbentuk waktu Muswil kemarin ini,” kata Itti.
Dalam meningkatkan kapasitas komunitas, BUMA yang nanti pusatnya berada di Makassar ini juga akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengadakan pelatihan untuk komunitas masyarakat adat di Sulsel dan Sulbar.
Adapun untuk pengembangan ekonomi masyarakat adat sudah ada dari sejak pengurusan yang sebelumnya, namun belum maksimal karena gerai untuk memasarkan produk dari komunitas masyarakat adat baru terbentuk. Sehingga menurut Itti, penting untuk melanjutkan program kerja tersebut agar kemandirian ekonomi masyarakat segera terwujud.
Muswil IV AMAN Sulsel, yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi, ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi diantaranya mendorong perluasan partisipasi politik masyarakat adat baik laki-laki dan perempuan untuk menduduki jabatan publik melalui politik electoral di berbagai jabatan strategis dari daerah hingga pusat.
Selanjutnya, juga mendorong dan mengembangkan ”muatan lokal”di dalam kurikulum pendidikan formal yang berbasis Masyarakat Adat hingga pengembangan program ekowisata berbasis masyarakat adat di wilayah-wilayah adat
Turut mendampingi Itti dalam struktur kepemimpinan baru AMAN Sulsel, sejumlah tokoh adat dan aktivis muda juga terpilih dalam jajaran Dewan AMAN Wilayah, antara lain Herman Sarira (Wakil Ketua), Marthina Palayaukan, Saadiya Majid, Alex Palulungan, Jaysa, dan Made Amin. Sementara itu, Sardi Razak terpilih sebagai Ketua Dewan AMAN Wilayah (DAMANWIL) Sulsel.
