Rumah Warga Terbakar Akibat Tawuran, Appi Minta Penindakan Tegas

4 days ago 15
Rumah Warga Terbakar Akibat Tawuran, Appi Minta Penindakan TegasWali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Dok: KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin atau biasa disapa Appi, bergerak cepat merespons gangguan keamanan yang kembali pecah di wilayah utara Makassar.

Tawuran antarkelompok pemuda yang terjadi di kawasan pekuburan Beroangin, Jalan Pannampu, termasuk wilayah Sapiria, Kecamatan Tallo, berujung pada kebakaran yang meludeskan sejumlah rumah warga, pada Selasa (18/11) sore.

Melalui koordinasi lintas sektor bersama TNI dan Polri, Appi nama karibnya menegaskan bahwa seluruh proses penanganan telah berada dalam pengawasan aparat keamanan. Ia memastikan para pelaku yang terlibat akan diproses secara hukum.

“Saya sudah lakukan koordinasi terbatas, dengan pihak kepolisian, termasuk ke Pak Dansat Brimob serta TNI, untuk memastikan orang-orang yang terlibat itu ditindak,” ujarnya.

Appi menegaskan bahwa tindakan kriminal seperti ini tidak bisa dibiarkan, apalagi jika telah menimbulkan kerugian dan korban. Ia mengaku telah berkomunikasi langsung dengan pihak berwenang untuk mempercepat identifikasi dan penangkapan pelaku.

“Karena tindakan tersebut sudah merupakan kejahatan, jadi harus diproses lebih lanjut lagi,” tegasnya.

“Saya tegaskan, saya sampaikan, dan saya bicara bahwa ini harus cepat diatensi dengan serius,” tambahnya.

Selain penindakan, Appi menyoroti pentingnya langkah pencegahan jangka panjang untuk mengatasi akar masalah tawuran yang melibatkan banyak anak muda. Pemkot Makassar, kata dia, akan turun langsung ke wilayah rawan untuk menghadirkan program pembinaan, pelatihan, dan aktivitas produktif bagi anak-anak dan remaja.

“Kami akan masuk ke dalam untuk memberikan pola-pola pelatihan, kita beri kegiatan yang bermanfaat kepada anak-anak yang ada di sana,” jelasnya.

Namun, menurut Appi, tantangan terbesar justru terletak pada fakta bahwa sebagian pelaku berusia sangat muda, bahkan hanya 14 hingga 15 tahun. Kondisi itu membuat pemerintah harus menyesuaikan pendekatan agar lebih relevan dan dapat diterapkan oleh kelompok usia tersebut.

“Persoalannya, kalau kita kumpul-kumpul dengan yang ada di sana, kadang-kadang yang mau diberikan pekerjaan itu justru anak-anak usia 14 sampai 15 tahun,” tuturnya.

“Karena itu, kita harus memberikan pelatihan informal supaya mereka bisa masuk ke kegiatan yang produktif,” lanjutnya.

Pelatihan informal tersebut mencakup keterampilan dasar yang dapat langsung digunakan untuk menghasilkan pendapatan, seperti perbengkelan motor, servis AC, hingga berbagai jenis keterampilan teknis lainnya. Selain itu, Pemkot juga menyiapkan sistem pendidikan informal agar mereka dapat memperoleh ijazah penyetaraan sebagai bekal masuk dunia kerja.

“Kita ingin mereka punya skill yang bisa dilaksanakan, kita buat sistem pendidikan informal di wilayah itu untuk merespon kebutuhan mereka, sehingga nanti mereka punya ijazah untuk dibawa cari kerja,” tutup Appi.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news