Saham Produsen Boneka Labubu Anjlok Meski Penjualan di AS Melejit Drastis

1 week ago 11

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF – Saham Pop Mart, produsen mainan asal Tiongkok yang terkenal dengan boneka Labubu, turun 9% pada Kamis lalu. Ini menjadi penurunan harian terburuk sejak April dan memperpanjang tren melemah yang terjadi sejak puncaknya di akhir Agustus. Padahal, perusahaan ini baru saja melaporkan kinerja keuangan luar biasa.

Dalam laporan kuartal ketiga yang dirilis, Pop Mart mencatat pendapatan yang melonjak lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya, dengan penjualan di Amerika Serikat naik hingga 1.265–1.270%. Namun, di balik angka mencengangkan itu, muncul kekhawatiran bahwa demam Labubu mulai mereda.

Data dari platform jual-beli barang koleksi Qiandao menunjukkan sebagian boneka Labubu kini dijual mendekati — bahkan di bawah — harga ritel resmi Pop Mart. Kondisi ini sangat berbeda dibanding beberapa bulan lalu, ketika harga boneka tersebut sempat melambung tinggi di pasar sekunder.

Contohnya, karakter Labubu “Luck” yang dirilis pada April sempat dijual kembali hingga 500 yuan (sekitar Rp1,1 juta). Kini, harganya anjlok menjadi hanya 108 yuan (sekitar Rp240 ribu), menurut data Qiandao. Sejak Agustus, saham Pop Mart telah turun sekitar 30%, meski secara keseluruhan masih naik 159% sepanjang tahun ini.

Antara Antusiasme yang Mereda dan Pasokan yang Melimpah

Para analis berbeda pandangan mengenai penyebab penurunan harga dan minat pasar ini. Sebagian menilai turunnya harga jual kembali bisa menjadi tanda bahwa antusiasme terhadap Labubu dan produk koleksi lainnya mulai menurun, terutama di kalangan pembeli muda yang selama ini menjadi motor tren.

Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya: penurunan harga mungkin justru disebabkan oleh langkah Pop Mart meningkatkan pasokan dan menekan praktik calo (reseller) di pasar sekunder, bukan karena menurunnya minat konsumen.

Pop Mart sendiri meningkatkan produksi boneka plush hingga sepuluh kali lipat tahun ini, dengan total sekitar 30 juta unit per bulan, menurut laporan yang dikutip Reuters.

Baca Juga

Dalam catatan klien bulan September, analis Morgan Stanley menekankan harga di pasar barang bekas tidak selalu mencerminkan kondisi riil antara pasokan dan permintaan, terutama sejak Pop Mart mulai membatasi pengaruh para penjual kembali.

Dari Rihanna hingga Beckham: Daya Tarik Global Labubu

Popularitas Labubu turut terdorong oleh dukungan sejumlah selebritas dunia seperti penyanyi Rihanna dan mantan pesepak bola David Beckham. Namun, Labubu bukan satu-satunya bintang Pop Mart yang mencuri perhatian.

Morgan Stanley juga mencatat bahwa karakter baru seperti Twinkle Twinkle serta peluang ekspansi global menjadi faktor penting yang akan terus mendongkrak pertumbuhan Pop Mart di masa depan.

Meskipun harga saham tengah goyah, Pop Mart masih dianggap sebagai pemain kunci di pasar mainan koleksi global — di mana kreativitas, budaya pop, dan nostalgia terus menjadi kekuatan utama yang menggerakkan bisnisnya.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news