Desain Stadion Sudiang. Dok. IstKabarMakassar.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat sedikitnya sembilan proyek strategis nasional dan investasi swasta yang saat ini tengah berjalan di wilayah tersebut. Proyek-proyek ini mencakup sektor infrastruktur, pendidikan, transportasi, hingga pertanian, dengan nilai investasi mencapai puluhan triliun rupiah.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, berbagai proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan dan memperkuat konektivitas di kawasan strategis Sulawesi Selatan.
Salah satu proyek besar yang tengah berjalan adalah pembangunan Stadion Sudiang dengan nilai mencapai Rp675 miliar. Proyek ini saat ini berada dalam tahap lelang dan dijadwalkan melakukan peletakan batu pertama pada Desember mendatang. Selain itu, program Oplah dan Cetak Sawah senilai sekitar Rp500 sampai Rp600 miliar juga telah berjalan dengan progres mencapai sekitar 50 persen.
Dia menambahkan, proyek pembangunan Sekolah Rakyat dengan nilai Rp200 miliar juga sudah memiliki lokasi yang telah ditetapkan. Di sektor pendidikan tinggi, Sulsel kini tengah menyiapkan pembangunan Politeknik BPOM dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun, hasil kerja sama antara Pemprov Sulsel dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, proyek Sekolah Taruna Nusantara juga sedang berjalan. Menurut Andi Sudirman, proyek ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pertahanan yang kini dalam tahap pembebasan lahan.
“Kemudian Sekolah Taruna Nusantara. Ini atas permintaan Pak Menhan untuk dapat lokasi dan kita sekarang sudah pembebasan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andi Sudirman menjelaskan bahwa pemerintah provinsi saat ini fokus menyiapkan lahan, melakukan pembebasan, dan membuka akses bagi kementerian serta lembaga yang memiliki porsi pendanaan dari APBN.
“Jadi kami kerjanya sekarang menyiapkan lahan, membebaskan, dan kemudian menyiapkan akses-akses kementerian/lembaga yang memiliki proporsi anggaran APBN yang semula menjadi TKD kemudian APBN untuk kita bersinergi bersama,” jelasnya.
Di sektor transportasi udara, dia menyebutkan bahwa pengembangan Bandara Masamba dan Bandara Arung Palakka Bone tetap menjadi prioritas. “Kemudian bandara Masamba dan bandara Arung Palakka tetap kita usahakan. Sekarang pembebasan tahun ini, kita pembebasan untuk bandara Bone dan bandara (kecamatan) Bua. Insyaallah mudah-mudahan harapan kami ke depan aglomerasi Boeing Bosowasi langsung Jakarta kemudian Luwu Raya–Toraja bisa langsung ke Jakarta ke depannya,” ujar Andi Sudirman.
Dia juga menyinggung proyek Matano Belt Road yang digarap oleh PT Vale Indonesia di Luwu Timur. Proyek ini dinilai strategis karena akan membuka akses darat di sekitar Danau Matano yang selama ini hanya bisa ditempuh menggunakan feri penyeberangan.
“Kita selama ini ada akses feri penyeberangan Nuha, bertahun-tahun pakai feri sekarang ada akses jalan yang kita akan buka namanya Matano Belt Road, karena Danau Matano melingkar itu. Kalau sudah dibuka itu oleh PT Vale insyaallah itu akan hadiah terbesar yang diberikan PT Vale nantinya kepada Provinsi Sulawesi Selatan untuk akses masyarakat tanpa melalui kapal untuk menyebrang ke Sulawesi Tengah atau ke mana,” jelasnya.
Selain proyek infrastruktur, Pemprov Sulsel juga terus mendorong pengembangan investasi pertambangan nikel di Luwu Timur dan Kabupaten Bone, dengan estimasi nilai mencapai Rp40 hingga Rp100 triliun.
“Kita sudah masukkan KEK untuk Luwu Timur dan Kabupaten Bone kita sudah punya beberapa PSN sekarang termasuk Takalar. Insyaallah ini sudah ada proyeksi-proyeksi hitungannya. Mudah-mudahan bulan November nanti ke depan sudah mulai berjalan karena sekarang lagi dikejar tentang IPPKH dan juga tentang bisnis tambang untuk plotting-plotting tempatnya,” ujarnya.
Meski demikian, Andi Sudirman mengakui bahwa proses investasi di sektor pertambangan tidak mudah dan membutuhkan waktu panjang. “Tapi tentu ada masalah-masalah sedikit-sedikit ya memang tidak mudah untuk menjalankan pertambangan untuk kemudian suatu proyeksi ke depan yang lebih besar. Karena kenapa, saya pernah lama di tambang. Itu butuh sebuah proses yang tidak singkat,” ucapnya.
Sementara itu, proyek pembangunan pelabuhan baru dengan nilai Rp200 miliar juga mulai berjalan. “Kemudian yang terakhir ada investasi pelabuhan. Rp200 miliar sudah masuk dan insyaallah mudah-mudahan jadi pelabuhan kontainer. Lokasinya nanti kita akan publish. Sekarang masih pembebasan lahan,” pungkas Andi Sudirman.
Berbagai proyek strategis tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi Sulawesi Selatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia, sekaligus menarik lebih banyak investasi di sektor industri, pendidikan, dan transportasi untuk mendukung pemerataan pembangunan di seluruh wilayah provinsi.


















































