Seniman Rupa Sumbar Ditantang Pameran di Galeri Nasional

9 hours ago 4

Exhibition Scoopy x Kuromi - Klikpositif

KLIKPOSITIF — Salah seorang kurator Galeri Nasional Indonesia, Dio Pamola, menantang seniman seni rupa Sumatera Barat untuk berani menembus panggung nasional melalui pameran di Galeri Nasional. Menurutnya, berpameran di Galeri Nasional bukan sekadar prestise, tetapi menjadi pintu penting untuk menghubungkan seniman dengan kolektor dan jejaring seni yang lebih luas.

Tantangan tersebut disampaikan Dio Pamola dalam diskusi seni rupa yang digelar dalam rangka West Sumatera Visual Art Exhibitions (Wesvae) di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat. Pameran Wesvae sendiri berlangsung hingga 30 Desember 2025.

Dio mengungkapkan, hingga saat ini belum ada seniman seni rupa asal Sumatera Barat yang berpameran di Galeri Nasional dengan membawa identitas Minangkabau. Meski demikian, ia menyebut cukup banyak perupa yang berasal dari Ranah Minang telah tampil di tingkat nasional, namun tanpa menampilkan latar identitas kedaerahan mereka.

“Ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Identitas bukan untuk membatasi, tetapi bisa menjadi kekuatan narasi ketika dikelola dengan tepat,” ujar Dio.

Wesvae tahun ini mengusung tema “Hulu”, yang dimaknai sebagai titik mula pembacaan persoalan, baik yang bersumber dari alam, sejarah, maupun struktur sosial. Pameran tersebut dikuratori oleh Iswandi Bagindo Parpatih bersama Dio Pamola.

Sebanyak 37 perupa dari berbagai daerah ambil bagian dalam Wesvae, di antaranya berasal dari Sumatera Barat, Aceh, Riau, Jakarta, Yogyakarta, hingga Kalimantan Selatan. Karya-karya yang ditampilkan menggunakan beragam medium dan pendekatan visual, merefleksikan relasi manusia dengan alam, ingatan kolektif, serta kondisi sosial yang kerap paradoksal.

Diskusi yang berlangsung hangat itu turut mengungkap berbagai persoalan yang dihadapi seniman seni rupa di Sumatera Barat, mulai dari akses jejaring nasional, keberlanjutan ekosistem seni, hingga strategi membangun karier profesional.

Pembicara lainnya, Iswandi, menekankan pentingnya etos dan etiket (attitude) dalam dunia seni rupa agar seniman mampu bersaing di tingkat nasional. Menurutnya, kualitas karya harus dibarengi dengan sikap profesional, konsistensi berkarya, serta kemampuan membangun komunikasi yang baik dalam ekosistem seni.

“Bakat saja tidak cukup. Sikap dan keseriusan menentukan sejauh mana seorang seniman bisa melangkah,” kata Iswandi.

Melalui Wesvae, diharapkan seniman-seniman Sumatera Barat semakin percaya diri menempatkan diri dalam peta seni rupa nasional, sekaligus membawa identitas lokal sebagai kekuatan artistik yang relevan dengan konteks kekinian.

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news