Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulsel, Ahmadi Akil (dok. Syamsi/Kabar Makassar)KabarMakassar.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan inovasi baru dalam membangun ekonomi daerah tanpa harus bergantung pada dana APBD, melalui Gerakan Serbu Pasar, yang digelar di Hotel Four Points, Kamis (16/10).
Pemprov Sulsel menghadirkan model kolaboratif yang melibatkan kementerian, BUMN, dan sektor perbankan. Program ini dirancang untuk memperkuat perdagangan daerah, mendorong ekspor, serta memperluas pasar bagi produk unggulan dan UMKM Sulsel.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulsel, Ahmadi Akil menjelaskan bahwa Gerakan Serbu Pasar menjadi contoh konkret efisiensi anggaran sekaligus bentuk nyata sinergi lintas lembaga. Seluruh kegiatan berjalan tanpa dana APBD, tetapi mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan lembaga keuangan.
“Ini kan kegiatan tanpa APBD. Ini kegiatan disupport oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Komdigi, BUMN, perbankan. Di tengah efisiensi anggaran, kita masih bisa berjalan dengan tidak memakai APBD, tetapi bagaimana berkolaborasi, bersinergi semua pihak agar ini bisa tetap berjalan secara terus menerus,” ujar Ahmadi.
Dia menambahkan, kegiatan ini akan berlanjut secara berkesinambungan dengan berbagai agenda lanjutan. Setelah launching, talkshow, dan business matching, akan digelar pasar lelang di bulan Maret tahun 2026 serta workshop digitalisasi di enam kabupaten pada November mendatang.
Dalam pasar lelang tersebut, daerah juga akan mendapatkan pemasukan dari transaksi langsung antara produsen dan pembeli.
“Filosofi pasar lelang itu sebenarnya ada nanti pendapatan buat daerah 1% dari penjualan. Jadi mempertemukan buyer dengan produsen, untuk melakukan transaksi langsung,” jelasnya.
Dukungan terhadap Gerakan Serbu Pasar juga datang dari Bank Indonesia yang menilai kegiatan ini sangat relevan di era global dan digital. BI menegaskan pentingnya penguatan UMKM ekspor serta digitalisasi agar produk lokal bisa bersaing di pasar dunia.
“Di era global ini, ini kegiatan yang sangat tepat. Bahwa tentu saja kita sampai ke level UMKM-nya harus mengembangkan ekspor. Dan dua hal yang sangat penting itu adalah mengembangkan UMKM ekspor, dan tadi kata Pak Sekda, UMKM digital,” ujar Deputi Kepala Perwakilkan BI Sulsel, Wahyu Purnama
Bank Indonesia bahkan mencatat dari 152 UMKM binaannya, 100 di antaranya telah berorientasi ekspor, dengan realisasi ekspor mencapai Rp22 miliar pada 2024. Melalui kolaborasi dengan Pemprov Sulsel, BI berkomitmen melanjutkan dukungan agar kegiatan perdagangan semacam ini dapat memperkuat cadangan devisa dan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami sangat mendukung acara ini, dan insyaallah akan tetap berkolaborasi dengan pemerintah provinsi, dengan semua pihak,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Sulsel menjelaskan bahwa Gerakan Serbu Pasar bukan sekadar agenda perdagangan biasa, melainkan adaptasi dari konsep market trade yang dilakukan oleh atase perdagangan di luar negeri.
Melalui kegiatan ini, Sulsel ingin memperluas segmen pasar, mempertemukan buyer dan seller, serta memastikan rantai pasok berjalan lancar.
“Serbu pasar ini bukan singkatan ya, itu nama, itu terjemahan dari market trade yang biasa dilakukan oleh atase perdagangan di luar negeri. Itu untuk pertama, menjajaki segmen pasar yang baru, kemudian mempertemukan antara buyer dan seller, kemudian memastikan rantai pasok itu bisa berjalan lancar dan mulus,” pungkas Jufri.


















































