Prof Sukardi, Prof Jamaluddin Jompa, dan Prof Budu usai pemilihan calon rektor Universitas Hasanuddin (Dok: Nofi KabarMakassarKabarMakassar.com — Hasil Penyaringan Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Hasanuddin (Unhas) menetapkan tiga nama yaitu Prof Jamaluddin Jompa, Prof Budu, dan Prof Sukardi Weda.
Prosesi penyaringan berlangsung di Hotel Unhas, Jalan Tamalanrea, Senin (03/11).
Dari 93 anggota Senat Akademik yang memiliki hak suara, Prof Jamaluddin Jompa memperoleh dukungan mayoritas dengan 74 suara, disusul Prof Budu dengan 18 suara, dan Prof Sukardi Weda dengan satu suara.
Prof JJ meraih suara terbanyak dan berpeluang kembali menjabat sebagai Rektor Unhas.
Namun di sisi lain, Prof Budu kembali masuk pertarungan, mengulang sejarah Pilrek periode sebelumya.
Sementara Prof Sukardi Weda merupakan Guru Besar asal Universitas Negeri Makassar yang bakal menjadi kuda hitam dalam Pilrek kali ini.
Menanggapi hasil ini, Prof Jamaluddin Jompa mengaku bersyukur atas perolehan suara 80 persen tersebut.
“Itu di luar dugaan, karena selama ini saya cukup sibuk menjalankan tugas sebagai rektor. Namun ternyata para senator telah menentukan sikap dan tetap meminta saya untuk melanjutkan,” ujarnya.
Meski begitu, Prof JJ menilai, hasil penjaringan merupakan proses awal dan hasilnya akan dibawa lebih dulu ke Majelis Wali Amanat (MWA).
“Tentu saja MWA akan mempertimbangkan hasil ini sebagai bentuk aspirasi dan keinginan keluarga besar universitas,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh media yang telah membantu membangun citra positif universitas.
“Media berperan penting menjadikan universitas ini dikenal memiliki reputasi baik dan pemberitaan yang positif. Semoga upaya ini menjadi bagian dari langkah kita bersama untuk membawa universitas di kawasan timur tetap maju, tanpa ada kegaduhan atau perpecahan,” terangnya.
Sementara itu, Prof Budu mengaku siap bertarung lagi di Pilrek periode 2026-2030.
“Tetap akan mengikuti seluruh tahapan yang akan dilanjutkan oleh panitia. Alhamdulillah, saya bersyukur karena telah diusulkan oleh mereka,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa proses ini bukan pengulangan dari pemilihan empat tahun lalu, melainkan bagian dari mekanisme yang harus dijalani sesuai ketentuan.
“Saya rasa ini bukan mengulang. Ini hanya proses yang memang harus kita jalani. Siapa pun yang masuk tiga besar tentu akan melanjutkan ke tahap berikutnya di Majelis Wali Amanat,” terangnya.
Menanggapi pengaruh suara dalam komposisi pemilihan berikutnya, ia mengaku tidak memiliki strategi khusus.
“Kita serahkan semua pada proses. Tentu sudah ada pertimbangan sendiri, dan saya hanya berusaha menjalani apa yang sudah menjadi tahapan sebagai salah satu calon rektor,” tuturnya.
Prof Sukardi Weda juga mengatakan, meski punya satu suara, namun dirinya optimis bisa meraih hasil terbaik di Pilrek nanti.
“Satu suara sangat bermakna. Jadi 70 sekian, 50, atau 1 suara itu sama nilainya,” ucapnya.
Ditanya soal agenda menjelang penilaian MWA, dua bulan mendatang, Sukardi menyebut akan mematangkan seluruh program kerja agar lebih konkret dan dapat dirasakan langsung oleh seluruh sivitas akademika.
“Tentu kami akan mematangkan program-program agar menjadi lebih realistis, program yang betul-betul bisa dirasakan oleh stakeholder dan sivitas akademika Unhas,” tuturnya.
Selain itu, ia menyadari pentingnya komunikasi dalam setiap proses kepemimpinan, termasuk membangun hubungan dengan MWA.
“Benar sekali, komunikasi itu sebuah keniscayaan. Seseorang bisa berhasil karena punya kemampuan berkomunikasi,” terangnya.
“Unhas ini milik publik, milik masyarakat, jadi kita tidak bisa seenaknya mengatur siapa lewat di mana. Jalan satu-satunya adalah membangun jalan layang,” tuturnya.
Berikut hasil lengkap perolehan suara:
-Prof Jamaluddin Jompa sebanyak 74 suara
-Dr Marhaen Hardjo sebanyak 0 suara
-Prof Budu sebanyak 18 suara
-Prof Muhammad Iqbal Djawat sebanyak 0 suara
-Dr Zulfikar Basri Hasanuddin sebanyak 0 suara
-Prof Sukardi Weda sebanyak 1 suara
Senat Akademik Unhas secara resmi menetapkan tiga nama calon rektor teratas akan bersaing pada tahap pemilihan final periode 2026–2030.

















































