Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Dok: Sinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan arah pembangunan Kota Makassar berada pada jalur transformasi besar-besaran melalui tujuh program unggulan yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat hingga inovasi digital.
Delapan bulan memimpin, Munafri akrab disapa Appi mengakui kondisi Makassar belum sepenuhnya ideal, namun juga tidak stagnan. Ia menilai tantangan kota metropolitan seperti Makassar menuntut kolaborasi lintas sektor agar pelayanan publik tetap efektif dan pembangunan merata.
“Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan, tapi ada pula capaian yang harus kita jaga. Ujungnya tetap satu: pelayanan publik harus sampai ke rakyat dan tepat sasaran,” tegasnya, Minggu (26/10).
Appi memaparkan tujuh jurus utama Pemkot Makassar untuk mengubah wajah kota, dengan fokus pada pelayanan publik, kesejahteraan warga, dan inovasi digital.
Program pertama adalah penyambungan jaringan PDAM, yang menjadi prioritas pemenuhan kebutuhan dasar air bersih. Pembenahan dilakukan dari sisi manajemen hingga layanan pelanggan agar PDAM lebih profesional dan tidak merugikan warga.
Program kedua, jaminan pelindungan bagi pekerja rentan, dijalankan melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Saat ini, sebanyak 81.000 pekerja sudah mendapatkan jaminan kerja, kematian, dan tahun ini ditambah jaminan hari tua.
Program ketiga, seragam sekolah gratis, menjadi langkah konkret pemerintah mengurangi beban ekonomi keluarga. Appi menegaskan kebijakan ini bukan bantuan tunai, melainkan strategi meringankan pengeluaran rumah tangga.
Selanjutnya, program keempat yakni pengembangan kawasan ekonomi baru berbasis olahraga di Stadion Untia. Proyek ini bukan sekadar pembangunan stadion, melainkan bagian dari strategi ekonomi wilayah.
“Stadion harus menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat, bukan hanya tempat olahraga,” kata Appi.
Program kelima adalah reformasi sistem pengelolaan sampah. Dengan TPA Tamangapa yang kini menampung 1.000 ton sampah per hari, Pemkot fokus pada pengurangan beban TPA melalui konsep pengolahan terintegrasi, bank sampah, dan urban farming. Bahkan, warga kini bisa menukar sampah dengan beras atau minyak goreng melalui kolaborasi dengan Bank Sulselbar.
Program keenam, Makassar Super Apps ‘Lontara’, menjadi simbol digitalisasi layanan publik. Aplikasi ini mengintegrasikan ratusan layanan pemerintahan dalam satu platform, termasuk kanal aduan warga yang kini aktif memantau kondisi kota secara real-time.
Program ketujuh, Makassar Creative Hub (MCH), menjadi proyek unggulan dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif dan digital talent. Fasilitas ini terbuka gratis, bahkan ramah disabilitas. “Di Creative Hub Pantai Losari, ada kafe yang dikelola sahabat difabel tuli. Ini bukti bahwa ruang kreatif kita inklusif,” ujar Appi.
Appi juga memastikan, tahun depan akan dibangun tiga Creative Hub tambahan di kawasan berbeda agar menjangkau lebih banyak anak muda. Ruang ini akan menjadi pusat peningkatan keterampilan, pengembangan komunitas, dan pelatihan kewirausahaan.
Melalui paparan tersebut, Appi menegaskan visi pemerintahannya membangun Makassar yang maju, inklusif, dan berdaya saing global, dengan anak muda sebagai motor penggerak. Ia mengajak generasi muda, khususnya kader HMI, untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan.
“Silakan ambil posisi. Mau jadi akademisi, entrepreneur, teknokrat, atau pelaku industri kreatif, semuanya terbuka. Pemerintah membuka kolaborasi seluas-luasnya,” Pungkasnya.


















































