Viral Aksi Perundungan Siswa SMP di Palopo, Keluarga Korban Tolak Mediasi

1 month ago 29
Viral Aksi Perundungan Siswa SMP di Palopo, Keluarga Korban Tolak MediasiIlustrasi penganiayaan (Dok : Int).

KabarMakassar.com — Sebuah video beredar memperlihatkan aksi perundungan yang dilakukan sejumlah siswa terhadap seorang siswa lain di salah satu SMP di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Aksi tersebut sempat dimediasi namun keluarga korban menolak damai.

Dalam rekaman video pendek tersebut, tampak seorang siswa berseragam batik sekolah memukul korban yang sudah tergeletak di tanah, lalu menarik baju korban sambil mengejeknya. Setelah korban bangun, pelaku menyandarkannya ke dinding sekolah dan melontarkan kata-kata kasar.

Tak sampai disitu, salah satu pelaku lainnya yang memakai kaos hitam juga ikut menganiaya korban, dengan menendang punggung korban secara brutal.

Diketahui, peristiwa yang sangat disayangkan yang dilakukan pelajar tersebut terjadi di SMP Negeri 13 Kambo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, pada Selasa (07/10) sekitar pukul 14.30 WITA. Dimana, korban berinisial RL (13), sementara pelaku pengeroyokan tercatat ada lima orang, masing-masing berinisial MA (13), MT (13), AR (13), A (13), dan R (13).

Saat dikonfirmasi, ibu kandung korban bernama Fina membenarkan aksi tak pantas yang dialami anaknya, sehingga pihak keluarga melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian.

“Saya di Samarinda sekarang. Tadi malam sudah melapor ke Polres, diantar sama neneknya,” kata Fina, Jumat (10/10).

Fina menduga alasan pengeroyokan itu terjadi, dikarenakan anaknya menolak untuk menuruti perintah dari para pelaku. Sehingga para pelaku merasa kesal dan berujung pada pengeroyokan terhadap korban.

“Anak saya lagi makan nasi kuning, tiba-tiba ditarik lalu dipukul, diajak duel sama ini anak jagoan,” ungkapnya.

Aksi yang dialami anaknya itu, membuat Fina kesal dan meminta agar para pelaku mendapatkan sanksi yang setimpal.

“Kalau informasi yang saya dapat, pelaku sudah dinonaktifkan dari sekolah. Tapi saya akan pantau apakah betul sudah dikeluarkan atau tidak. Kalau tidak, saya akan tuntut sekolah,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Fina bahwa video yang beredar hanya merekam sebagian kecil dari kejadian. Sebelum video dibuat, anaknya sudah dianiaya terlebih dahulu.

“Video ini cuma sepotong. Anak saya sudah dipukuli lama sebelum kejadian itu direkam. Bahkan ini bukan pertama kalinya, sudah sering anak saya dipukul sama itu anak jagoan,” ungkapnya.

Fina mengaku dirinya sempat menerima informasi terkait mediasi. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya menolak segala upaya mediasi yang dilakukan oleh pihak manapun.

“Saya menolak damai. Ini anak harus mendapat hukuman. Dia harus dipenjara. Saya sebagai ibu tidak terima. Untung saja ini kejadian viral, kalau tidak pasti pihak sekolah akan berusaha menutup-nutupi,” tegasnya.

Terpisah, Kapolres Palopo, AKBP Dedi Surya Dharma saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan orang tua korban perundungan. Ia menyebut kasus ini kini ditangani Satreskrim Polres Palopo.

“Sudah dilaporkan. Sempat kita upayakan mediasi dulu, tapi gagal,” ujarnya.

Sementara itu, Bhabinkamtibmas Kelurahan Kambo, Kecamatan Mungkajang, Aipda Suhardi Wahid, sempat memfasilitasi mediasi terhadap para pelaku dan korban di ruang guru pada Rabu (08/10) kemarin.

“Kami segera mengambil langkah cepat dengan menggelar pertemuan mediasi antara pihak sekolah, pemerintah setempat, serta orang tua pelaku dan korban,” kata Suhardi.

Berdasarkan keterangan, peristiwa itu bermula ketika para pelaku memanggil korban yang hendak pulang di depan ruang laboratorium. Kemudian pelaku secara bersama-sama memukul korban menggunakan kepalan tangan ke wajah dan dada.

“Korban mengalami memar pada mata kiri, nyeri di dada, serta luka gores di wajah akibat cakaran kuku,” terangnya.

Kemudian, kata Suhardi pihaknya sempat memfasilitasi mediasi, namun belum menghasilkan kesepakatan. Pihak keluarga korban menolak karena korban masih mengeluh sakit dan akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pemerintah setempat untuk melakukan pembinaan terhadap para pelajar, agar mereka lebih bijak dalam berperilaku dan tidak mudah terprovokasi,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news