Ilustrasi cuaca panas. - Freepik
Harianjogja.com, JAKARTA—Suhu panas hingga 37,9 derajat Celcius melanda beberapa kota di Provinsi Lampung. Bahkan menjadi viral di media sosial. Masyarakat menunjukkannya dengan menjemur wajan di atap rumah dan menggunakannya untuk menggoreng telur.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena ini. Suhu panas ini dipengaruhi dua siklon tropis yang sedang aktif yaitu Siklon Trami di Laut Cina Selatan dan Siklon Kong-Rei di Pasifik Timur.
Namun, saat ini Siklon Tropis Trami sudah punah, dan tersisa Siklon Tropis Kong-Rey yang masih aktif. Dampakny aliran udara tertarik menuju pusat siklon, membuat pembentukan awan di sekitar Lampung minim. Hasilnya, sinar matahari menghujam langsung tanpa hambatan, bikin suhu semakin terasa menyengat.
Dikutip dari akun media sosial BMKG berikut penyebab utama suhu panas di Lampung
Siklon tropis
Dampak tidak langsung dari keberadaan dua siklon tropis itu, membuat suhu udara di Lampung melonjak tinggi. Semisal pada tanggal 28 Oktober suhu di kecamatan Selagai Lingga mencapai 37,8 derajat Celsius. Aliran massa udara yang tertarik menuju pusat siklon menyebabkan minimnya pembentukan awan di sekitar Lampung, meningkatkan suhu secara signifikan.
Aliran udara yang bergerak menuju pusat siklon ini menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan angin dan membawa uap air menjauhi wilayah Lampung. Udara kering yang tersisa cenderung memperburuk kondisi panas, karena tidak adanya kelembapan untuk menurunkan suhu.
Minimnya Awan
Minimnya awan juga menyebabkan suhu pada malam hari tetap hangat karena tidak ada penutup yang menahan pelepasan panas dari permukaan.
Dengan minimnya pembentukan awan, secara otomatis juga mengurangi hujan di wilayah Lapung. Adanya siklon tropis ini menyerap kelembapan dari wilayah sekitarnya, sehingga peluang hujan menjadi berkurang. Kurangnya hujan menyebabkan suhu permukaan tidak terendam, sehingga panas bertahan lebih lama. Hujan biasanya membantu menyejukkan udara, tapi tanpa curah hujan, panas terus terasa intens sepanjang hari.
Posisi Matahari
Di sekitar Oktober, posisi matahari dekat dengan garis ekuator bagian Selatan sehingga wilayah Provinsi Lampung mendapatkan sinar matahari secara langsung.
Radiasi yang tinggi di wilayah tropis ini menyebabkan suhu permukaan naik, terutama di siang hari. Posisi matahari yang tinggi ini memperpanjang durasi panas, membuat siang hari terasa lebih Terik di Lampung.
Tingginya Radiasi
Langit yang cerah membuat radiasi matahari masuk sepenuhnya ke permukaan bumi tanpa terserap awan. Paparan sinar matahari yang intens meningkatkan suhu permukaan dan suhu udara secara signifikan.
Kondisi ini menyebabkan panas lebih terasa pada siang hari, karena radiasi langsung dari matahari tidak terhalang menuju ke permukaan.
Penguapan Meningkat
Suhu udara yang tinggi meningkatkan penguapan dari laut, danau dan juga permukaan tanah. Menghasilkan lebih banyak uap air.
Namun uap air yang terbentuk terbawa menuju pusat siklon, bukan berkumpul di wilayah Lampung. Akibatnya, meskipun penguapan meningkat tidak ada uap air yang cukup untuk membentuk awan dan mengurangi panas.
Kecepatan Angin
Angin kencang dari Samudera Hindia yang bergerak membawa awan panas yang sudah terpapar matahari akan menambah panas wilayah yang dilaluinya termasuk Lampung. Udara panas yang bergerak ini tidak memungkinkan untuk menurunkan suhu udara, terutama di siang hari. Hembusan angin yang panas dan kering juga membuat cuaca terasa lebih Terik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com