Waspadai Risiko Penyakit Kronis Lewat Skrining Tahunan

2 weeks ago 15
Waspadai Risiko Penyakit Kronis Lewat Skrining Tahunan ilustrasi (dok. Ist)

KabarMakassar.com — Skrining Riwayat Kesehatan (SRK) menjadi strategi penting dalam upaya pencegahan dan deteksi dini berbagai penyakit kronis bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Melalui kebijakan baru BPJS Kesehatan, peserta diwajibkan mengisi SRK sebelum mengakses layanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang telah dimulai sejak September hingga Oktober 2025.

SRK tidak hanya menjadi syarat administratif, tetapi merupakan instrumen penting untuk mengenali risiko penyakit sejak awal. Peserta cukup mengisi kuesioner singkat yang mencakup riwayat penyakit pribadi dan keluarga, serta pola hidup sehari-hari.

Pengisian dapat dilakukan melalui Aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan, layanan WhatsApp Pandawa, maupun langsung di fasilitas kesehatan.

Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, menekankan bahwa skrining adalah langkah mendasar dalam menjaga kualitas hidup peserta.

“Budaya pencegahan harus menjadi fondasi dalam Program JKN. Dengan skrining, peserta tidak hanya menunggu sakit, tetapi memiliki kesempatan mengenali potensi penyakit lebih awal, sehingga dapat melakukan intervensi sejak dini,” ujarnya.

Rizzky juga menjelaskan bahwa manfaat SRK tidak hanya dirasakan oleh peserta, tetapi juga oleh tenaga medis dan fasilitas kesehatan.

“Bagi peserta, skrining berarti akses layanan lebih cepat, kondisi kesehatan lebih dipahami, dan risiko penyakit dapat dicegah sejak awal. Bagi fasilitas kesehatan, skrining membantu pemetaan penyakit dan memungkinkan penanganan medis yang lebih tepat. Dengan begitu, tata laksana bisa diberikan secara lebih terukur dan risiko komplikasi dapat diminimalkan,” tambahnya.

Melalui SRK, peserta dapat mengetahui potensi risiko sejumlah penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus Tipe 2, hipertensi, stroke, kanker, tuberkulosis, hingga hepatitis.

Data dari tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 45 juta peserta telah melakukan skrining, memungkinkan penanganan lebih cepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Rizzky juga menegaskan bahwa skrining bukanlah kegiatan administratif biasa, tetapi sarana membangun kesadaran hidup sehat sejak dini.

“Melalui skrining, kita bisa bercermin pada kondisi kesehatan kita sendiri. Dari situ, akan tumbuh kesadaran untuk lebih menjaga tubuh, mengatur pola makan, dan menjalani hidup lebih sehat. Inilah yang menjadi tujuan utama dari transformasi layanan Program JKN, yakni menciptakan masyarakat yang tidak hanya sembuh dari sakit, tapi juga lebih sehat sejak awal,” katanya.

Untuk itu, BPJS Kesehatan mengimbau peserta JKN melakukan skrining minimal satu kali setiap tahun. Fasilitas kesehatan juga diharapkan aktif meningkatkan cakupan layanan skrining bagi peserta terdaftar.

“Melalui skrining, kita bisa bercermin pada kondisi kesehatan kita sendiri, akan tumbuh kesadaran untuk lebih menjaga tubuh, mengatur pola makan, dan menjalani hidup lebih sehat,” tegasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news