
KabarMakassar.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, menegaskan komitmennya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses perizinan pembangunan, khususnya pada megaproyek Tallasa City yang hingga kini masih menjadi salah satu kawasan pengembangan terbesar di Sulawesi Selatan.
Hal tersebut disampaikan Appi nama karibnya saat audiensi bersama manajemen PT Parangloe Indah di Balai Kota Makassar, Selasa (26/08).
Appi menekankan bahwa seluruh perizinan wajib diproses langsung melalui Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) tanpa melibatkan pihak ketiga.
“Jangan ada orang tengah yang mengaku mewakili pemerintah. Semua urusan izin harus direct ke PTSP. Kalau ada yang coba main-main, saya hentikan prosesnya,” tegas.
Tallasa City yang berlokasi di Kecamatan Tamalanrea memiliki luas 700 hektare dan telah mulai dikembangkan sejak tahun 2002. Setelah lebih dari 23 tahun berjalan, kawasan ini terus diproyeksikan sebagai kota mandiri dengan fasilitas modern seperti sport center, convention hall, hingga international school.
Pemerintah Kota Makassar menilai, keberadaan kawasan ini bukan hanya soal properti, melainkan bagian dari branding kota dalam bersaing menarik event berskala nasional maupun internasional.
Appi menekankan bahwa seluruh rencana pengembangan Tallasa City harus mengacu pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang saat ini sedang diselesaikan Pemkot Makassar. Dokumen ini akan menjadi pedoman tunggal agar pembangunan tetap terkendali dan sesuai rencana tata ruang kota.
Selain regulasi tata ruang, Appi memberi perhatian khusus pada persoalan lingkungan. Ia menegaskan bahwa Tamalanrea merupakan kawasan resapan sehingga pembangunan berpotensi menambah risiko banjir.
“Pengendalian banjir harus menjadi bagian integral dari desain pembangunan. Jangan sampai memperparah masalah lama,” katanya.
Pemkot juga mendorong agar pengembang menyiapkan sistem pengelolaan sampah sejak awal. Mengingat Makassar setiap hari menghasilkan sekitar 1.300 ton sampah, langkah ini dianggap penting agar beban TPA tidak semakin berat.
“Kalau kita bisa mengurai sampah organik sejak rumah tangga, potensi penurunan beban TPA akan signifikan,” jelas Appi.
Dari sisi ekonomi, Appi meminta agar proyek ini memberi dampak langsung ke masyarakat sekitar. Salah satunya dengan mengutamakan tenaga kerja lokal dalam berbagai tahapan konstruksi.
Selain itu, penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum) juga menjadi kewajiban agar kawasan ini benar-benar berfungsi sebagai kota mandiri, bukan sekadar kawasan hunian elit.
Dengan total luas ratusan hektare dan fasilitas modern yang dirancang, Tallasa City diyakini akan menjadi salah satu ikon baru Makassar. Munafri menilai, keberhasilan proyek ini akan menjadi gambaran bagaimana kota berpenduduk 1,5 juta jiwa tersebut menyiapkan diri menuju kota global.
“Tallasa City bukan hanya kawasan, tapi etalase masa depan Makassar. Transparansi, lingkungan, dan manfaat bagi masyarakat harus berjalan beriringan,” pungkasnya.