korban selamat diserahkan ke keluarganya (Dok: Ist)KabarMakassar.com — Sat Polairud Polres Selayar menyerahkan ke keluarganya satu anak buah kapal (ABK) kapal motor (KM) Ainun Putri asal Bima, Nusa Tenggara Barat, yang selamat setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam di perairan Pulau Selayar, Sulawesi Selatan.
Penyerahan dilakukan setelah adanya koordinasi antara Sat Polairud, Dinas Sosial, serta perwakilan keluarga korban yang datang langsung ke Mako Sat Polairud.
Kasat Polairud Polres Kepulauan Selayar, IPTU Amat Soedachlan menjelaskan bahwa proses penyerahan dilakukan setelah pihak Dinas Sosial memberikan bantuan kepada korban pasca kejadian.
“Setelah menerima bantuan dari Dinas Sosial, korban kemudian kami serahkan kepada perwakilan keluarganya yang datang langsung menjemput di kantor Polairud,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (16/11).
Sebelumnya, kata Amat bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kepulauan Selayar untuk rencana pemulangan korban.
“Awalnya direncanakan korban dipulangkan menggunakan kapal tol laut Sabuk Nusantara karena rutenya dari Benteng–Bonerate–Bima. Namun setelah pihak keluarga hadir, mereka meminta agar korban dapat lebih dulu berada di kapal tempat keluarganya bekerja untuk beristirahat sambil menunggu jadwal keberangkatan,” terangnya.
Amat menerangkan bahwa korban akan pulang bersama keluarganya menuju Bima setelah kondisi cuaca membaik.
“Korban akan berangkat menuju Bima setelah kondisi cuaca baik. Perkiraan keberangkatan sekitar tanggal 16, menyesuaikan rute Kapal Sabuk Nusantara,” lanjutnya.
Diketahui, korban bernama Fadel sebelumnya ditemukan oleh nelayan sekitar 50 mil dari daratan Pulau Selayar, setelah tujuh hari tertimbang ambing fi laut menggunakan sampan kecil.
Sebelumnya diberitakan, Kapal Motor (KM) Ainun Putri asal Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan tenggelam di perairan sebelah selatan Pulau Selayar setelah mengalami kebocoran pada lambung kapal. Lima anak buah kapal (ABK) belum ditemukan.
Diketahui, kapal yang membawa enam orang ABK itu tenggelam pada Jumat, 7 November lalu, sekitar pukul 12.00 WITA.
Kasat Polairud Polres Kepulauan Selayar, Iptu Amat Soedachlan menerangkan bahwa kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Makassar pada Rabu 5 November lalu, menuju Kabupaten Bima dengan muatan enam ABK termasuk nakhoda dan barang campuran.
Setelah dua hari pelayaran, kapal diduga mengalami kebocoran fatal yang membuat air masuk ke bagian lambung hingga akhirnya tenggelam. Seluruh ABK sempat menyelamatkan diri menggunakan satu unit speedboat dan satu sampan kecil.
“Sebanyak lima ABK yaitu Heru (nahkoda), Mael, Andi, Rael, dan Herman berada di atas speed dengan mesin ganda serta persediaan BBM dan bahan makanan. Sementara satu ABK bernama Fadel yang berada di sampan kecil terpisah dari kelompoknya,” kata Amat, Jumat (14/11).
Setelah tujuh hari terombang-ambing di laut, kata Amat salah satu ABK bernama Fadel akhirnya ditemukan oleh seorang nelayan di sekitar rumpon pada Kamis (13/11) kemarin, sekitar pukul 11.00 WITA, di perairan sebelah selatan Pulau Selayar. Ia terdampar sekitar 50 mil dari daratan dan ditemukan dalam keadaan selamat, sehingga langsung dievakuasi ke Kantor Sat Polairud Polres Kepulauan Selayar.
“Korban kini dalam kondisi sehat dan sementara berada di kantor Sat Polairud. Untuk membantu proses pemulangan ke NTB, anggota sudah kami arahkan untuk membawa korban ke Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar agar difasilitasi biaya perjalanan dan akomodasinya,” ujarnya.
Sementara lima ABK lainnya, kata Amat hingga saat ini masih belum diketahui keberadaannya. Namun, Kasat Polairud menuturkan bahwa speedboat yang ditumpangi mereka memiliki mesin dua unit serta bahan bakar dan perbekalan yang diperkirakan cukup untuk mencapai wilayah Bima.
Terpisah, Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Didid Imawan, menyampaikan keprihatinan dan berharap lima ABK lainnya segera ditemukan dalam keadaan selamat.
“Atas kejadian ini, kami menyampaikan keprihatinan dan berharap para korban yang belum ditemukan dapat segera diketahui keberadaannya,” tegasnya.
Kapolres juga memerintahkan Kasat Polairud untuk segera berkoordinasi dengan Basarnas, Syahbandar, dan instansi terkait guna mempersiapkan langkah upaya pencarian apabila diperlukan.
Selain itu, Polres Kepulauan Selayar akan berupaya menghubungi pihak keluarga maupun pemerintah daerah di NTB terkait perkembangan kondisi para korban.
Dalam situasi cuaca yang kurang kondusif, Kapolres menegaskan bahwa Polres Kepulauan Selayar tetap berada dalam status siaga bencana bersama seluruh stakeholder terkait.
“Nelayan dan masyarakat pesisir agar memperhatikan kondisi cuaca serta tidak memaksakan pelayaran ketika gelombang dan angin berpotensi membahayakan,” pungkasnya.


















































