
KabarMakassar.com — Kota Makassar kembali menjadi magnet investasi dengan hadirnya proyek-proyek properti bernilai jumbo. Namun di balik euforia masuknya modal besar, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin alias Appi menegaskan bahwa ada tiga syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap investor yang ingin membangun gedung skala besar di Kota Daeng.
“Tidak bisa ditawar, ada tiga hal wajib: penataan perparkiran, sistem pengelolaan sampah, dan penataan kabel yang harus dibenamkan ke bawah tanah,” tegas Munafri, Kamis (21/08).
Ia menekankan, pengendalian tata ruang dan manajemen fasilitas penunjang mutlak dijalankan agar investasi tidak hanya membangun gedung mewah, tetapi juga menghadirkan kenyamanan bagi warga kota.
Menurutnya, parkir menjadi perhatian khusus. Gedung-gedung bertingkat akan menghadirkan mobilitas tinggi, terutama saat jam masuk dan pulang kerja. Karena itu, sistem parkir harus modern, terintegrasi dengan moda transit, dan tidak menambah beban lalu lintas kota.
“Bangunan besar ini pasti ramai. Karena itu harus ada konsep lifestyle transit, ruang ketiga di mana orang bisa menunggu dengan nyaman. Jangan sampai justru memicu kemacetan,” ujar Appi.
Selain parkir, sampah juga menjadi sorotan. Setiap kawasan wajib memiliki sistem pengelolaan yang jelas dan berkelanjutan. “Kalau hanya kumpul lalu buang, itu bukan solusi. Harus ada manajemen pengolahan yang benar,” tambahnya.
Tak kalah penting, soal kabel listrik dan jaringan telekomunikasi. Appi menegaskan, tidak ada lagi kabel bergelantungan di udara. “Semuanya harus dibenamkan di bawah tanah. Itu syarat mutlak,” ucapnya.
Pernyataan Appi itu disampaikan di sela pertemuan teknis Pemkot Makassar dengan PT Tanamal Phinsi Properti, investor yang akan mengembangkan kawasan hunian modern di Metro Tanjung Bunga. Proyek awal berupa pembangunan apartemen bernilai Rp1 triliun, dengan target investasi total mencapai Rp15–20 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
General Manager PT Tanamal Phinsi Properti, Eka Firman, menjelaskan bahwa proyek tersebut bukan sekadar apartemen, tetapi bagian dari masterplan kawasan seluas 26 hektare. Pembangunan akan dilakukan bertahap, mencakup apartemen, SOHO, office tower, hingga area bisnis kecil.
“Investasi awal apartemen ini sebesar Rp1 triliun. Namun ke depan akan terus bertambah, totalnya bisa mencapai Rp15–20 triliun,” ungkap Eka.
Menurut Eka, lokasi di sebelah Trans Studio Makassar menjadi daya tarik utama. Selain apartemen, pihaknya juga menyiapkan proyek kawasan Kostalia yang meliputi hunian mewah, masjid, dan fasilitas pendukung.
“Harapannya, kawasan ini bisa jadi pilihan hunian premium sekaligus pusat bisnis strategis di Makassar,” Pungkasnya.