Audiensi Sekolah Islam Athirah dengan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, (Dok: Ist).KabarMakassar.com – Program kuota gratis bagi siswa prasejahtera yang digagas Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mulai mendapatkan dukungan nyata dari sekolah swasta unggulan.
Salah satunya datang dari Sekolah Islam Athirah, yang menyatakan siap membuka pintu selebar-lebarnya bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Direktur Sekolah Islam Athirah, H. Syamril, menegaskan bahwa seluruh unit pendidikan di bawah naungan Athirah siap menjadi mitra Pemkot Makassar dalam menampung siswa penerima beasiswa.
Baginya, program ini bukan sekadar kebijakan populis, tetapi langkah konkret untuk menjawab masalah keterbatasan kuota sekolah negeri yang kerap menimbulkan polemik setiap tahun ajaran baru.
“Kami dari Athirah siap men-support program Pak Wali terkait beasiswa. Anak-anak yang tidak mampu dan mau disekolahkan di swasta itu, kami siap terima kalau program ini jalan,” kata Syamril, sat Audiensi dengan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Rabu (24/09).
Syamril menjelaskan, mekanisme penerimaan siswa akan dilakukan secara transparan bersama Dinas Pendidikan Kota Makassar. Kuota yang disediakan bisa diperuntukkan bagi anak duafa, siswa berprestasi, maupun mereka yang tidak tertampung di sekolah negeri akibat sistem zonasi.
“Nanti bisa dipilih oleh Dinas. Kami terbuka untuk anak-anak duafa, berprestasi, atau yang tidak tertampung negeri. Teknisnya tentu akan dibicarakan bersama agar tepat sasaran,” jelasnya.
Menurut Syamril, seluruh kampus Athirah, baik yang berlokasi di Baruga maupun unit lain di Makassar, siap menampung siswa penerima kuota gratis tersebut.
Menariknya, komitmen Athirah tidak berhenti pada pemberian kuota siswa prasejahtera. Syamril menyebut bahwa Athirah juga siap berbagi praktik terbaik manajemen pendidikan kepada sekolah negeri maupun swasta lain.
“Pengalaman terbaik yang ada di Athirah siap kami bagikan. Nanti kami akan buka kelas khusus sekitar 20 kepala sekolah SD dan SMP negeri, dengan modul pelatihan selama tiga bulan,” jelas Syamril.
Pelatihan tersebut mencakup pengelolaan sekolah, penguatan kurikulum, pengajaran bahasa Inggris, hingga pembinaan adab bagi guru. Athirah bahkan menyiapkan pelatih khusus untuk mendampingi sekolah mitra.
“Kami juga siap mendampingi guru bahasa Inggris dan guru adab agar kualitas pengajaran di sekolah negeri bisa meningkat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menyebut, melalui skema kemitraan strategis dengan sekolah-sekolah swasta unggulan, Pemkot menyiapkan kuota gratis khusus bagi siswa dari keluarga prasejahtera.
Langkah ini hadir sebagai jawaban atas problem klasik keterbatasan daya tampung sekolah negeri yang setiap tahun memicu polemik zonasi dan meninggalkan banyak anak dari keluarga kurang mampu tanpa pilihan memadai.
“Sekolah negeri tidak bisa menampung semua anak. Jadi, melalui kerja sama ini anak-anak yang gagal masuk negeri karena kuota atau zonasi tetap bisa bersekolah di swasta. Biayanya ditanggung Pemkot,” tegas Appi.
Appi menjelaskan, kebijakan ini bukan sekadar subsidi biaya sekolah, melainkan model kemitraan pendidikan inklusif yang diharapkan bisa direplikasi di masa mendatang. Pilot projectnya akan melibatkan 20 sekolah swasta unggulan (10 SD dan 10 SMP) yang membuka kuota khusus bagi siswa prasejahtera dengan pembiayaan penuh dari Pemkot.
Kerja sama itu tidak terbatas pada sekolah Islam Athirah saja, tetapi juga merangkul sekolah Katolik, Muhammadiyah, dan lembaga swasta lain. Dengan begitu, akses kesetaraan pendidikan dapat dirasakan lebih luas tanpa memandang latar belakang agama atau lokasi sekolah.
“Ini juga untuk mengurangi kesenjangan kesempatan belajar, baik di perkotaan maupun wilayah kepulauan,” tambah Appi.


















































