Awal Musim Hujan Sulsel Diprediksi Mulai Oktober, Ini Daerah yang Terdampak

1 month ago 25

KabarMakassar.com — Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan merilis Prediksi Musim Hujan 2025/2026. Hasil analisis menunjukkan beberapa wilayah telah memasuki musim hujan lebih cepat dari rata-rata klimatologis, sementara sebagian besar wilayah lainnya akan mengalaminya pada Oktober hingga November 2025.

Kepala Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan, Ayi Sudrajat, mengungkapkan, secara umum informasi prediksi musim hujan memiliki empat informasi penting meliputi awal musim, perbandingan awal musim terhadap normalnya, sifat hujan musim, dan puncak musim.

Adapun prediksi musim hujan 2025/2026 di Sulawesi Selatan secara umum dapat disimpulkan bahwa awal musim hujan 2025/2026 di sebagian besar wilayah diprediksi berkisar pada bulan Oktober dan November 2025 sebanyak 18 zona musim atau ZOM (75%).

“Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1991-2020), awal musim hujan 2025/2026 umumnya Maju sebanyak 17 ZOM (71%),” katanya.

Sementara itu, sifat hujan selama musim hujan 2025/2026 di sebagian besar wilayah diprediksi umumnya Normal (N) sebanyak 20 ZOM (83%).

Selanjutnya puncak musim hujan 2025/2026 sebagian besar wilayah diprediksi umumnya terjadi di bulan Desember 2025 dan April 2026 sebanyak 20 ZOM (83%).

Wilayah yang saat ini sudah masuk musim hujan meliputi Kabupaten Luwu (Larompong, Larompong Selatan), Sidrap (Duapitue bagian utara, sebagian besar Pitu Riase, sebagian kecil Pitu Riawa bagian utara), serta Wajo (Pitumpanua, Keera, Gilireng, Sajoanging, Majauleng bagian utara, dan Maniangpajo bagian tengah hingga utara).

Pada Oktober dasarian I, awal musim hujan diprediksi meluas ke wilayah Bantaeng (Tompobulu bagian utara, Eremerasa bagian utara, sebagian kecil Bantaeng bagian utara, sebagian kecil Sinoa bagian utara, Uluere bagian utara), Barru (Pujananting bagian barat, Tanete Riaja bagian tengah, Barru bagian utara dan timur, Balusu, Soppeng Riaja, Mallusetasi), Bone (sebagian besar Bontocani), Bulukumba (Kindang bagian tengah hingga utara, Rilau Ale bagian barat laut, Bulukumpa bagian barat), Enrekang (Baroko, Masalle, Alla, Curio, Baraka, Malua, Anggeraja, Buntu Batu bagian utara, sebagian besar Enrekang bagian utara, sebagian kecil Cendana bagian utara, sebagian kecil Bungin bagian utara),

Kemudian di Kabupaten Gowa (Tombolo Pao, Tinggimoncong, Parigi, Bontolempangang bagian utara, Tompobulu bagian utara, Bungaya bagian utara, Manuju, Parangloe, sebagian besar Pattalassang bagian tengah hingga timur, Bontomarannu bagian timur), Jeneponto (sebagian kecil Rumbia bagian utara), Luwu (sebagian besar Walenrang Barat, Walenrang bagian tengah dan selatan, Walenrang Timur bagian barat daya dan selatan, Basse Sangtempe Utara, Basse Sangtempe, Bua, Bua Ponrang, Ponrang, sebagian besar Ponrang Selatan bagian tengah dan utara, Bajo Barat bagian utara, Latimojong bagian utara), Luwu Utara (Limbong bagian tengah dan barat, Seko bagian selatan),

Lalu Kota Makassar (Biringkanaya bagian timur), Maros (Bontoa bagian timur, Lau bagian timur, sebagian kecil Maros Baru bagian timur, Mandai, Turikale, Bantimurung, Tanralili, sebagian besar Moncongloe bagian tengah dan timur, Tompobulu, Simbang, Cenrana), Palopo (seluruh kecamatan), Pangkep (Segeri bagian timur, sebagian kecil Ma’rang bagian timur, sebagian kecil Labakkang bagian timur, Bungoro bagian timur, Minasatene bagian timur, Tondong Tallasa bagian barat, sebagian besar Balocci bagian tengah dan barat), Parepare (seluruh kecamatan), Pinrang (Lembang, Duampanua, Batu Lappa, sebagian besar Patampanua bagian tengah dan barat, Paleteang, Cempa, Watang Sawitto, Mattiro Sompe, sebagian besar Tiroang bagian tengah dan barat, Mattiro Bulu, Lasinrang, Suppa),

Selanjutnya Kabupaten Sidrap (Panca Lautan bagian barat, sebagian kecil Tellu Limpoe bagian barat, Watang Pulu bagian barat), Sinjai (Sinjai Borong, sebagian kecil Sinjai Selatan bagian barat, sebagian kecil Sinjai Tengah bagian barat, sebagian besar Sinjai Barat), Soppeng (Marioriawa bagian barat, Donri-Donri bagian barat, sebagian Lalabata bagian barat), Takalar (sebagian kecil Polombangkeng Utara bagian timur laut), Tana Toraja (seluruh kecamatan), dan Toraja Utara (seluruh kecamatan).

Memasuki Oktober dasarian III, wilayah yang diprediksi menyusul memasuki musim hujan adalah Barru (Barru bagian barat, Tanete Rilau, Tanete Riaja bagian barat dan timur, Pujananting bagian timur), Bone (Ajangale bagian selatan, Amali, Ulaweng, sebagian kecil Palakka bagian barat, Bengo, Ponre bagian barat, Libureng, Lappariaja, Lamuru, Tellu Limpoe, Kahu, Patimpeng bagian barat, Salomekko bagian barat, Kajuara bagian barat, Bontocani bagian timur dan utara), Bulukumba (Kajang bagian utara, sebagian besar Bulukumpa, Rilau Ale bagian utara), Gowa (sebagian kecil Pattalassang bagian barat, sebagian besar Bontomarannu, Somba Opu, Pallangga, Barombong, sebagian besar Bajeng),

Lalu Kota Makassar (Tamalate, Rappocini, Mamajang, Mariso, Ujung Pandang, Makassar, Bontoala, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Panakkukang, Manggala, Tamalanrea, sebagian besar Biringkanaya), Maros (Marusu, sebagian besar Maros Baru bagian tengah dan barat, Lau bagian barat, Bontoa bagian barat, sebagian kecil Moncongloe bagian barat, sebagian kecil Mandai bagian barat, Camba, Mallawa), Pangkep (Mandalle, Segeri bagian tengah dan barat, sebagian besar Ma’rang, sebagian besar Labakkang, Bungoro bagian tengah dan barat, Minasatene bagian barat, Pangkajene, Tondong Tallasa bagian timur, Balocci bagian timur, Liukang Tupabbiring Utara, Liukang Tupabbiring).

Selanjutnya Kabupaten Sidrap (sebagian besar Panca Lautan bagian tengah dan timur, sebagian besar Tellu Limpoe, Watang Pulu bagian timur, Maritengngae, sebagian kecil Watang Sidenreng bagian barat, Baranti, Panca Rijang bagian barat, Kulo bagian selatan), Sinjai (Tellu Limpoe, sebagian besar Sinjai Selatan bagian tengah dan timur, sebagian besar Sinjai Tengah bagian tengah dan timur, sebagian kecil Sinjai Barat bagian utara, sebagian besar Bulupoddo, Sinjai Timur bagian tengah dan selatan),

Terakhir adalah Kabupaten Soppeng (Marioriawa bagian tengah dan timur, Donri-Donri bagian tengah dan timur, sebagian besar Lalabata bagian tengah dan timur, Ganra, Liliriaja, sebagian besar Lilirilau, Marioriwawo, Citta), Takalar (Galesong Utara bagian utara, sebagian Polombangkeng Utara bagian utara), serta Wajo (sebagian besar Sabangparu bagian tengah dan barat).

Ayi berujar, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki karakteristik alam dan iklim yang sangat beragam. Hal ini tidak terlepas dari letak geografisnya yang unik dan dikelilingi oleh lautan luas serta gugusan pulau yang membentang dari barat ke timur.

“Posisi geografis Indonesia yang strategis, terletak di daerah tropis, di antara Benua Asia dan Australia, di antara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis khatulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, dikelilingi oleh luasnya lautan, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki keragaman cuaca dan iklim,” ucapnya, Jumat (26/09).

Selain faktor geografis, dinamika iklim di Indonesia juga tidak lepas dari pengaruh fenomena global dan regional. Setiap tahun, kondisi atmosfer dan laut membawa variasi yang cukup signifikan terhadap pola cuaca di berbagai wilayah Nusantara.

“Keragaman iklim Indonesia dipengaruhi fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang bersumber dari wilayah Ekuator Pasifik Tengah dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang bersumber dari wilayah Samudra Hindia barat Sumatera hingga timur Afrika,” katanya.

“keragaman iklim juga dipengaruhi oleh fenomena regional, seperti sirkulasi angin monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu permukaan laut sekitar wilayah Indonesia,” pungkas Ayi.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news