Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Tipis Sedangkan UBS Stagnan

1 day ago 5

KabarMakassar.com — Harga emas Antam dan UBS kembali di perbarui pada perdagangan hari ini Senin (28/07). Terpantau, emas Antam turun tipis sedangkan UBS stagnan.

Tercatat, emas Antam yang ada di BELM Makassar Logam Mulia, mengalami penurunan harga tipis sebanyak Rp1.000, menempatkan emas Antam berada di level Rp1.914.000 per gram.

Berbeda dengan Antam, harga emas UBS yang ada di Pegadaian berada dalam kondisi stagnan. Diketahui, harga emas UBS masih stabil dimana tidak ada perubahan harga untuk ukuran 1 gram, sehingga saat ini emas UBS masih dibanderol dengan harga Rp1.914.000.

Berikut rincian lengkap harga emas Antam dan UBS pada Senin 28 Juli 2025:

Daftar Harga Emas Antam di BELM Makassar Logam Mulia:

0,5 gram: Rp1.007.000
1 gram: Rp1.914.000
2 gram: Rp3.778.000
3 gram: Rp5.649.000
5 gram: Rp9.385.000
10 gram: Rp18.690.000
25 gram: Rp46.560.000
50 gram: Rp92.955.000
100 gram: Rp185.760.000
250 gram: Rp464.090.000
500 gram: Rp927.900.000
1.000 gram: Rp1.854.600.000

Harga Emas UBS di Pegadaian:

0,5 gram: Rp1.035.000
1 gram: Rp1.914.000
2 gram: Rp3.798.000
5 gram: Rp9.384.000
10 gram: Rp18.669.000
25 gram: Rp46.581.000
50 gram: Rp92.968.000
100 gram: Rp185.862.000
250 gram: Rp464.517.000
500 gram: Rp927.939.000

Terdapat sejumlah faktor umum yang menyebabkan harga emas mengalami kenaikan. Salah satu di antaranya adalah sifat harga emas yang cenderung berubah-ubah atau fluktuatif.

Walau begitu, fluktuasi tersebut tidak selalu berdampak negatif. Justru dalam beberapa tahun terakhir, pergerakan harga emas cenderung menunjukkan tren kenaikan yang stabil.

Hal tersebut membuat emas tetap diminati sebagai aset investasi, karena nilainya yang terus meningkat seiring waktu meskipun diwarnai dengan dinamika pasar.

Berikut sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga emas, diantaranya adalah:

1. Permintaan pasar tinggi

Emas merupakan aset bernilai tinggi yang mempunyai berbagai fungsi. Selain dijadikan instrumen investasi, emas juga banyak dimanfaatkan dalam industri, terutamanya sebagai bahan baku komponen elektronik dan perhiasan.

Permintaan emas yang terus meningkat di sektor industri serta perhiasan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harganya. Kebutuhan akan emas dalam pembuatan teknologi canggih juga aksesori membuat logam mulia ini semakin dibutuhkan.

Selain kebutuhan industri, faktor budaya juga turut memengaruhi lonjakan harga emas. Di beberapa negara seperti Tiongkok dan India, emas memegang peran krusial dalam berbagai tradisi dan acara adat.

Emas kerap dijadikan hadiah atau simbol kemakmuran dalam perayaan besar, terkhususnya pernikahan. Tradisi tersebut menciptakan permintaan musiman yang cukup tinggi, sehingga turut memberikan tekanan pada harga emas di pasar global.

2. Ketidakpastian perekonomian global

Ketidakpastian dalam perekonomian global, contohnya konflik dagang dan ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menjadi salah satu faktor pemicu kenaikan harga emas.

Situasi yang tidak stabil tersebut membuat pasar keuangan cenderung bergejolak.
Dalam kondisi itu, banyak investor beralih ke aset yang dianggap lebih aman dan minim risiko, salah satunya adalah emas. Logam mulia ini dipilih karena dinilai lebih stabil jika dibandingkan aset lain di tengah gejolak ekonomi.

Emas mempunyai nilai intrinsik yang tidak bergantung pada kondisi perusahaan atau stabilitas ekonomi suatu negara. Karena itu, emas dikenal sebagai aset safe haven yang mampu menjaga nilai kekayaan saat terjadi krisis.

3. Melemahnya dolar Amerika-Serikat

Kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai Dolar Amerika Serikat (USD). Saat USD melemah, mata uang negara lain cenderung menguat terhadap dolar.

Bagi investor di negara yang tidak menggunakan USD, kondisi tersebut membuat harga emas lebih murah dan menarik untuk dibeli. Hal itu mendorong minat besar-besaran terhadap emas sebagai alternatif investasi.

Akibat lonjakan dari permintaan tersebut, harga emas pun mengalami kenaikan yang cukup signifikan di pasar global.

4. Longgarnya kebijakan moneter

Selain faktor-faktor sebelumnya, kebijakan moneter yang longgar, misalnya penurunan suku bunga, turut mendorong kenaikan harga emas. Ketika suku bunga menurun, imbal hasil dari instrumen investasi lain contohnya obligasi juga ikut melemah.

Kondisi itu membuat emas menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor, karena dianggap lebih menguntungkan dan aman di tengah rendahnya return dari investasi lain. Permintaan terhadap emas pun meningkat, sehingga harganya turut terdorong naik.

Oleh sebab itu, penting untuk terus memantau kebijakan moneter yang dikeluarkan bank sentral, khususnya The Federal Reserve di Amerika Serikat. Setiap keputusan yang diambil The Fed berpotensi untuk memberikan dampak besar terhadap fluktuasi harga emas di pasar global.

5. Tingkat inflasi

Inflasi turut menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong kenaikan harga emas. Saat inflasi tinggi, nilai mata uang cenderung menurun, sehingga daya beli masyarakat dan minat untuk menyimpan uang di bank ikut melemah.

Kondisi ekonomi yang tidak stabil ini membuat investor mencari alternatif yang lebih aman, misalnya emas. Emas dianggap sebagai aset lindung nilai karena nilainya relatif stabil dan bahkan dapat meningkat seiring naiknya harga barang dan jasa.

Tetapi, perlu diingat bahwa inflasi tidak selalu secara langsung menyebabkan lonjakan harga emas. Terkadang, harga emas tetap stagnan atau naik tipis sebab ada faktor lain yang juga memengaruhi pergerakannya.

Oleh karena itu, penting untuk menganalisis kondisi ekonomi global secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan investasi.

Catatan: Harga emas bisa berubah sewaktu-waktu, terutama saat terjadi pergerakan signifikan di pasar global. Pastikan untuk selalu mengecek harga terbaru sebelum membeli.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news