
KabarMakassar.com — Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep menerbitkan dua komik edukasi hasil kolaborasi dengan University of Wollongong, Museum dan Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan RI, serta Invisible Ink Studio.
Komik ini hadir dalam dua versi, yakni edisi ilmiah dan edisi cerita rakyat, untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya kawasan Geopark Maros-Pangkep.
Komik ini ditulis oleh Dr. Alena K. Kimbrough, seorang peneliti di bidang Paleoklimatologi dari Universitas Wollongong Australia. Sementara itu, ilustrasinya didesain oleh Daniel A. Becker, seorang illustrator digital dan komikus dari Invisible Ink Studio.
General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan menjelaskan, ada dua jenis komik yang diterbitkan. Keduanya memiliki fokus yang berbeda, namun tetap dalam bingkai edukasi.
Satu mengangkat aspek ilmiah terkait Geopark Maros-Pangkep, dengan judul Penemuan Ilmiah Sulawesi Selatan.
Sementara lainnya menampilkan cerita rakyat khas dari dua daerah tersebut, dengan judul Cerita Rakyat Sulawesi.
“Komik ini ada dua jenis, yang pertama scientific version, di mana menceritakan tentang informasi mengenai Geopark Maros Pangkep, jenis-jenis hewan, flora fauna yang endemik serta kondisi geologinya dalam bahasa yang lebih mudah dipahami karena bergambar dan kemudian yang satu dalam bentuk cerita rakyat yang ada di kawasan Geopark Maros Pangkep,” tutur Dedy.
Dalam edisi cerita rakyat, masing-masing kabupaten diwakili oleh kisah lokalnya. Dari Maros, komik menampilkan cerita Toakala dan Bissudaeng. Sementara dari Pangkep, cerita yang diangkat adalah legenda Raja Lipan dari Pulau Marasende.
Dedy menambahkan bahwa penerbitan ini tidak terlepas dari dukungan pendanaan hibah. Hibah tersebut datang dari lembaga yang menjadi penghubung kerja sama antara Indonesia dan Australia.
Melalui kolaborasi ini, seluruh pemangku kepentingan di Geopark Maros-Pangkep ikut terlibat dalam memastikan proyek berjalan dengan baik.
“Ini disupport pendanaannya, hibah dari Indonesia-Australia Institute dengan support dari seluruh stakeholder di BP Geopark Maros Pangkep,” ujarnya.
Dedy memastikan komik ini dapat diakses masyarakat secara luas. Versi digital sudah tersedia secara daring, sementara cetakan fisiknya bisa diperoleh langsung di kantor Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep. Selain itu, disiapkan pula akses mudah melalui kode QR.
“Komik ini bisa didapatkan melalui website geoparkMarosPangkep.id, di sana sudah diupload sehingga teman-teman bisa membaca elektroniknya. Kemudian kita juga menyiapkan dalam bentuk scan digital, barcode yang bisa diakses dan hardcopynya ada di BP Geopark Maros Pangkep yang berkantor di Gedung Mulo Disbudpar Sulsel,” jelasnya.
Distribusi komik ini juga sudah mulai dilakukan sejak awal peluncuran. Menurut Dedy, setidaknya ratusan eksemplar telah disebarkan di wilayah Maros dan Pangkep. Pihaknya menargetkan ribuan eksemplar dapat tersebar dengan dukungan pemerintah daerah dan dinas terkait.
“Sekarang kita sudah bagikan kurang lebih 500 eksemplar di kabupaten Maros dan Pangkep, dan kita target 1.000 eksemplar kita bagikan. Karena ini adalah hibah dengan keterbatasan, maka kita berharap nanti bisa disupport dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Maros dan Pangkep dan Dinas Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan dan juga Dinas Pendidikan untuk memperbanyak ini,” ungkapnya.
Lebih dari sekadar bacaan lokal, komik ini juga disiapkan untuk menjangkau audiens internasional. Dengan diterbitkan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, komik ini diharapkan bisa menjadi media promosi budaya dan pariwisata Sulawesi Selatan, khususnya Geopark Maros-Pangkep, di kancah global.
“Karena ini dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, kita berharap ini bukan hanya jadi bacaan di kawasan di Maros-Pangkep tapi juga bisa dibaca oleh masyarakat umum dan kemudian di Australia ini juga akan disimpan di beberapa tempat informasi untuk memperkenalkan kawasan geopark Maros Pangkep serta Sulawesi Selatan,” pungkasnya.