
KabarMakassar.com – Perum Bulog Cabang Makassar semakin memperketat monitoring harga beras di pasar tradisional sebagai upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya.
Kegiatan pengawasan ini dilakukan secara rutin untuk memastikan ketersediaan beras medium tetap terjaga serta harga jual sesuai kebijakan pemerintah.
Kepala Bulog Cabang Makassar, Karmila Hasmin Marunta, menjelaskan pihaknya baru saja melakukan monitoring di Pasar Pabaeng-baeng, salah satu titik pencatatan harga yang masuk dalam Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dari hasil pengecekan, harga beras medium di tingkat pengecer masih terpantau stabil.
“Di Pasar Pabaeng-baeng ada empat kios mitra Bulog, semuanya menjual beras SPHP dengan harga Rp60.000 per sak. Ini menjadi tolak ukur kami dalam melihat apakah terjadi kenaikan atau penurunan harga di tingkat kabupaten/kota. Alhamdulillah, kondisinya sejauh ini stabil,” kata Karmila, Jumat (26/9).
Selain monitoring harga, Bulog juga terus memantau kelancaran distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Menurut Karmila, penyaluran berjalan lancar karena pedagang mitra melakukan pembelian secara rutin di gudang Bulog.
“Biasanya maksimal dua minggu sekali mereka melakukan pembelian. Kalau perputarannya cepat, bahkan ada yang pesan setiap minggu. Jadi stok di pasar tidak pernah kosong,” jelasnya.
Dari target 1.200 ton per bulan, Bulog Makassar hingga kini sudah menyalurkan sekitar 900 ton. Karmila menyebut angka ini menunjukkan distribusi SPHP berjalan sesuai rencana dan efektif menekan potensi lonjakan harga.
“Selain SPHP, kami juga sudah menyalurkan bantuan pangan pada Juni–Juli. Alhamdulillah ini cukup membantu masyarakat, dan dari pantauan kami inflasi beras di Kota Makassar sudah stabil,” tambahnya.
Meski distribusi berjalan lancar, pemerintah tetap menetapkan aturan khusus dalam pembelian beras SPHP. Setiap konsumen hanya diperbolehkan membeli maksimal dua sak atau 10 kilogram dalam satu kali transaksi.
“Aturan ini dibuat agar semua masyarakat bisa membeli dengan harga terjangkau, sekaligus mencegah penimbunan di lapangan,” tegas Karmila.
Salah satu pedagang beras Sudarmin, sekaligus agen resmi SPHP di Pasar Pabaeng-baeng, mengaku penjualan beras cukup lancar. Setiap transaksi juga dilaporkan melalui aplikasi untuk memastikan akurasi data penjualan.
“Alhamdulillah, per hari bisa laku antara 20 sampai 40 sak. Memang ada batasan maksimal dua sak per orang, tapi itu justru bagus supaya lebih banyak warga yang bisa membeli. Masyarakat juga sudah tahu kios mana yang jadi agen SPHP,” ujarnya.
Selain beras, kios Sudarmin juga menjual minyak goreng dengan harga Rp15.700 per liter. Menurutnya, harga pangan sejak awal tahun hingga menjelang akhir tahun tidak banyak berubah karena sudah dipatok sesuai kebijakan pemerintah.
“Kalau dibanding awal tahun, tingkat penjualan hampir sama. Tidak ada perbedaan karena harga sudah dipatenkan. Untuk beras, meski HET Rp62.500, kami jual Rp60.000 sebagai bentuk membantu masyarakat,” tutupnya.
Monitoring pasar yang dilakukan Bulog Makassar menunjukkan pentingnya pengawasan rutin dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan.
Dengan distribusi yang terukur dan pengendalian harga di tingkat pengecer, stabilitas pangan di Makassar bisa tetap terjaga, terutama menjelang akhir tahun ketika kebutuhan masyarakat cenderung meningkat.