
KabarMakassar.com — Rencana Pemerintah Kota Makassar untuk menambah armada bus listrik gratis bagi pelajar melalui skema sewa mendapatkan tanggapan positif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar.
Namun, DPRD meminta agar kebijakan tersebut tidak diambil secara tergesa-gesa dan harus melalui kajian menyeluruh agar tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di masa mendatang.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, sebelumnya menggulirkan wacana penambahan bus listrik pelajar dengan pola sewa sebagai salah satu solusi transportasi ramah lingkungan sekaligus mendukung efisiensi anggaran.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Makassar, Fahrizal Fahmi Husain, menilai bahwa skema sewa bisa menjadi pilihan yang efisien, terutama dalam menekan biaya perawatan dan operasional jangka panjang.
“Kalau skemanya sewa, tentu beban perawatan tidak ditanggung pemerintah. Ini bisa meringankan APBD. Tapi perlu dihitung secara matang agar tidak justru lebih boros dalam jangka panjang,” ujarnya.
Fahrizal juga menekankan pentingnya optimalisasi pemanfaatan armada di luar jam layanan sekolah. Menurutnya, kendaraan tersebut harus tetap produktif setelah mengantar pelajar di pagi hari.
“Bus jangan sampai menganggur. Bisa dimanfaatkan untuk pelayanan umum di siang atau sore hari. Harus ada strategi pemanfaatan yang jelas,” tambahnya.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari anggota DPRD Makassar lainnya, Budi Astuti. Legislator Fraksi Gerindra ini mengapresiasi inisiatif Pemkot yang dinilai mampu meringankan beban transportasi pelajar dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
“Kami mendukung penuh program ini. Apalagi, banyak pelajar yang selama ini mengandalkan kendaraan pribadi orang tuanya. Dengan adanya bus listrik, tentu lebih hemat dan ramah lingkungan,” kata Budi.
Namun, ia mengingatkan agar penambahan armada juga disertai dengan evaluasi trayek dan jadwal operasional, guna memastikan pemerataan layanan.
“Harus ada evaluasi trayek. Jangan hanya fokus di pusat kota. Wilayah pinggiran juga harus mendapat layanan yang sama,” Pungkasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Makassar akan menambah jumlah armada bus sekolah gratis untuk pelajar.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Wali Kota Munafri Arifuddin alias Appi dalam memperkuat akses pendidikan inklusif dan layanan transportasi ramah anak di wilayah perkotaan, khususnya yang belum terjangkau angkutan umum.
Saat ini, Pemkot Makassar telah mengoperasikan lima unit bus sekolah yang melayani beberapa koridor utama. Namun jumlah tersebut dinilai belum mencukupi kebutuhan pelajar, terutama di wilayah pinggiran yang tidak dilalui jalur transportasi publik.
“Bus sekolah tetap beroperasi dan akan kita tambah jumlahnya. Hanya saja saat ini prioritas kami juga memperluas jangkauan rute layanan,” kata Appi Kamis (24/07).
Menurutnya, perluasan armada bus sekolah sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menghadirkan fasilitas pendidikan yang aman, nyaman, dan tanpa beban biaya tambahan bagi keluarga.
Appi menekankan bahwa penyediaan transportasi gratis menjadi solusi konkret dalam menekan pengeluaran rumah tangga, utamanya bagi keluarga dengan penghasilan terbatas.
Kalau satu anak butuh Rp10.000 per hari untuk transportasi, maka dalam sebulan bisa mencapai Rp200.000. Kalau ada bus sekolah gratis yang rutin, itu bisa mengurangi beban ekonomi keluarga secara signifikan,” terangnya.
Selain menambah unit kendaraan, Pemkot juga tengah mengkaji sistem pengadaan armada melalui skema penyewaan (leasing), bukan pembelian. Sistem ini dianggap lebih efisien dan memungkinkan pihak ketiga bertanggung jawab penuh terhadap perawatan dan kondisi kendaraan.
“Kalau kita pakai sistem sewa, penyedia kendaraan bertanggung jawab atas pemeliharaan. Kalau rusak, bisa langsung diganti. Ini sedang kami kaji dari sisi efektivitas anggaran,” ungkap Appi.