
KabarMakassar.com — PLN Holding bersama Subholding PLN Nusantara Power Up Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, mulai memanfaatkan keberadaan limbah industri Fly Ash and Bottom Ash (FABA) berbasis ekonomi sirkular.
Pemanfaatan limbah industri FABA yang berasal dari partikel halus yang terbawa gas buang hasil pembakaran dan partikel kasar yang mengendap didasar ruang pembakaran ini bisa dilakukan usai PLN Holding bersama Subholding PLN Nusantara Power Up Punagaya menggandeng Universitas Hasanuddin, dalam program pemanfaatan FABA sebagai material konstruksi alternatif.
Dimulainya program ini kemudian ditandai dengan demonstrasi lapangan penerapan FABA untuk pengecoran rabat beton di Desa Punagaya, Kabupaten Jeneponto, yang disaksikan langsung oleh Bupati Jeneponto, H. Paris Yasir.
Dalam kegiatan ini, dilakukan substitusi 30 persen semen dengan Fly Ash dan 50 persen pasir dengan Bottom Ash, hasil limbah dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Punagaya yang kini diubah menjadi material konstruksi bernilai guna tinggi.
“Saya mengapresiasi langkah PLN Holding, PLN Nusantara Power, dan UNHAS dalam menghadirkan solusi inovatif yang ramah lingkungan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat desa,” ujar Bupati Paris Yasir dalam sambutannya. Kamis, (7/8).
Di waktu yang sama, Manager UP Punagaya, Tri Pria Nugraha menjelaskan bahwa hasil kolaborasi ini merupakan bagian dari strategi besar transformasi hijau PLN Group, khususnya dalam mendukung target dekarbonisasi nasional dan memperluas pemanfaatan limbah non-B3 secara aman dan produktif.
Tri mengungkapkan bahwa hal ini juga dapat dibuktikan karena limbah FABA memiliki potensi untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomis dan ramah lingkungan, serta dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, stabilisasi lahan, bahkan untuk pupuk pertanian.
“FABA bukan lagi limbah, tapi aset. Melalui kerja sama dengan UNHAS, kami memastikan bahwa pemanfaatannya dapat diterapkan secara teknis, aman, dan berkelanjutan,” Ujar Bapak Tri Pria Nugraha.
Dalam mendukung program ini, Universitas Hasanuddin berperan penting dalam memastikan kualitas teknis melalui pengujian laboratorium dan kajian ilmiah.
Melalui pengujian dan kajian ilmiah ini, uji coba beton FABA menunjukkan jika kualitas campuran memenuhi standar untuk konstruksi jalan lingkungan. Termasuk, disektor pertanian.
Demonstrasi ini melibatkan berbagai pihak mulai dari perangkat desa, masyarakat lokal, Kodim Jeneponto, Polres Jeneponto, pemerintah kabupaten Jeneponto, akademisi, hingga tim Teknis. Pembangunan rabat beton berbasis FABA ini diharapkan menjadi model infrastruktur masa depan yang hemat biaya, ramah lingkungan, dan mudah direplikasi di wilayah lainnya.