Gubernur Sulsel Soroti Pernikahan Dini sebagai Akar Masalah Stunting dan Perceraian

16 hours ago 4
Gubernur Sulsel Soroti Pernikahan Dini sebagai Akar Masalah Stunting dan PerceraianGubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, (Dok: Sinta Kabar Makassar).

KabarMakassar.com — Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menyoroti tingginya angka pernikahan dini yang terjadi di wilayahnya dan menegaskan bahwa fenomena tersebut berkontribusi besar terhadap kasus stunting di Sulsel.

Pernyataan ini ia sampaikan saat menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin (28/07).

Menurut Sudirman, pernikahan dini bukan hanya persoalan sosial dan budaya, tetapi juga berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat dan kualitas generasi masa depan.

Ia menilai bahwa remaja putri yang hamil dalam usia belum matang secara biologis maupun psikologis, cenderung memiliki risiko tinggi melahirkan anak stunting atau mengalami gangguan tumbuh kembang.

“Kenapa ini terjadi? Karena persoalan gizi, kesiapan mental, dan kondisi fisik ibu yang bersangkutan terutama jika ia masih remaja. Ini harus menjadi perhatian semua pihak,” tegas Sudirman di hadapan jajaran kepala daerah dan Menteri BKKBN, Wihaji, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa rendahnya akses informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi, serta latar belakang ekonomi yang lemah, menjadi pemicu utama tingginya angka pernikahan di usia muda.

Oleh karena itu, ia mendorong agar pendekatan keluarga dijadikan sebagai titik awal dalam upaya pencegahan stunting di Sulsel.

Tidak hanya soal pernikahan dini, Sudirman juga mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya angka perceraian yang terjadi secara nasional.

Ia merujuk pada data yang menyebutkan sekitar 350 ribu kasus perceraian per tahun di Indonesia, baik cerai hidup maupun cerai mati.

Menurutnya, angka ini mencerminkan lemahnya ketahanan keluarga yang juga berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak.

“Ketahanan keluarga harus menjadi prioritas. Banyak ibu yang bekerja keras, tapi kalau kondisi keluarga rapuh, maka anak-anak yang jadi korban,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh kepala daerah di Sulawesi Selatan untuk aktif memperkuat edukasi dan pendampingan keluarga melalui program-program yang melibatkan kader PKK, posyandu, tokoh masyarakat, hingga lembaga keagamaan.

“Sering kali satu kota atau kabupaten memiliki puluhan ribu perceraian dalam satu tahun. Mayoritas kasusnya diajukan melalui gugatan, dan ini harus menjadi sinyal bahaya bagi ketahanan keluarga kita,” kata Sudirman.

Sudirman juga menekankan bahwa investasi terbesar dalam pembangunan bukanlah pada beton atau infrastruktur fisik, melainkan pada pembangunan manusia yang dimulai dari keluarga.

Ia berharap bahwa upaya preventif ini akan melahirkan generasi Sulsel yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

“Mendidik satu anak menjadi hebat bisa menciptakan perubahan besar. Dari rahim keluarga sederhana bisa lahir tokoh besar seperti Presiden Prabowo, Presiden Habibie, dan pemimpin-pemimpin besar lainnya,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news