KabarMakassar.com — Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, harga sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional Kota Makassar mengalami fluktuasi signifikan.
Pantauan KabarMakassar.com di Pasar Antang, harga tomat dan cabai mulai menunjukkan penurunan, sementara bawang merah justru melonjak tajam.
Firman, salah satu pedagang di Pasar Antang, menyebut harga tomat yang sempat menembus Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram pada Juli, kini turun menjadi Rp20.000.
Tak hanya itu, harga cabai juga mulai turun. Cabai rawit merah dijual Rp40.000 per kilogram, cabai merah besar Rp30.000, dan cabai merah keriting Rp25.000.
“Lumayan sudah semua harga, waktu bulan tujuh itu harga terlalu tinggi semua karena cabai keriting Rp50.000, cabai besar Rp40.000, tomat juga tinggi,” ujarnya pada Selasa (05/08).
Namun, harga bawang merah justru naik drastis, berkisar Rp50.000 hingga Rp55.000 per kilogram. Sementara bawang putih dijual lebih murah, sekitar Rp35.000 per kilogram.
Untuk telur ayam, Firman mematok harga Rp50.000 per rak atau Rp2.000 per butir. Gula pasir dijual Rp19.000–Rp20.000 per kilogram, dan garam halus ukuran 500 gram seharga Rp5.000.
Adapun Minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita tetap menjadi favorit, meskipun dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yang harusnya Rp15.700, tapi di pasar masih dijual Rp18.000.
Pemasok, kata Firman, menjadi salah satu kunci agar harga tetap stabil di pasar. Jika bahan pangan terus dikirim tanpa ada kendala hingga ke tangan pedagang pasar, maka kenaikan harga diprediksikan bisa ditekan.
“Salah satunya tomat, kemarin karena ada dari Palu maka harganya bisa turun, tidak terlalu tinggi lagi. Walau kita diuntungkan kalau harga naik karena bisa disesuaikan, tapi kasihan juga konsumen kalau membeli terlalu tinggi karena langsung membeli tidak menawar mereka lagi,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Indah, pedagang kebutuhan campuran. Ia menyampaikan bahwa kenaikan tertinggi di kiosnya terletak pada komoditi bawang merah yang tembus hingga Rp60.000 per kilogram, sementara bawang putih dipatok lebih rendah untuk satu kilogramnya yakni Rp40.000.
Tomat sendiri beberapa waktu lalu, sebut Indah sempat melonjak naik menjadi Rp30.000 sampai dengan RP35.000 akan tetapi saat ini menjadi Rp25.000.
Sedangkan untuk telur satu rak ukuran kecil harganya mencapai Rp50.000, sedang Rp55.000 dan agak besar Rp60.000. Cabai besar merah berkisar Rp40.000 per kilogram dan cabai rawit merah Rp40.000 per kilogram.
Di kiosnya, Minyakita merupakan minyak goreng yang paling sering dibeli oleh konsumen, meski HET telah ditetapkan Rp15.700 per liter, namun penjualan tetap dilakukan diatas HET tersebut sebesar Rp19.000 per liter.
Sementara itu, pedagang pasar tradisional lainnya, Suarni mengatakan bahwa harga beras medium dan premium terbilang masih terlampau tinggi bahkan di awal Agustus ini.
Diketahui, beras premium dibanderol Rp17.000 per kilogram yang melampaui HET beras premium zona 1 dari Badan Pangan Nasional yaitu Rp14.900 per kilogram dan harga beras medium tembus Rp15.000 per kilogram, yang naik dibanding HET beras medium zona 1 Rp12.500 per kilogram.
Lebih lanjut ia menyatakan, tengah menunggu informasi terhadap penghapusan beras medium dan premium yang akan disederhanakan menjadi beras umum dan khusus.
Suarni tak menampik jika adanya regulasi tersebut nantinya dapat memudahkan pembeli untuk memilih beras berdasarkan kualitas terbaik.
“Tidak repot dan bingung lagi, terutama untuk pelanggan. Mereka jadi lebih mudah memilih, terutama kalau di pasar kan banyak itu, kalau nanti dibuat seperti itu lebih gampang sebenarnya juga untuk kami penjual,” tuturnya.
Nurlia salah satu pembeli di pasar tradisional mengaku, kenaikan harga yang cukup signifikan membuatnya lebih selektif dalam membeli kebutuhan pangan. Terutamanya, beras dan bahan pangan lainnya yang sempat naik beberapa waktu lalu.
“Kalau tomat naik saya beli setengah kilogram saja, tapi sekarang sudah mulai turun saya bisa beli satu kilogram, akan tetapi beras dan bawang merah naik lagi jadi bawang merah saya beli sedikit saja tidak sampai setengah kilogram supaya tidak terlalu mahal. Kalau beras belum turun harganya jadi saya pilih yang lebih murah harganya,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan Badan Pangan Nasional per hari ini 4 Agustu 2025 harga rata-rata komoditas konsumen di wilayah Kota Makassar dibandingkan hari sebelumnya diantaranya adalah beras premium Rp16.375, beras medium Rp14.438, bawang merah Rp49.167, bawang putih Rp33.000, cabai merah keriting Rp28.833, cabai merah besar Rp31.167, cabai rawit merah Rp36.667, dan telur ayam ras Rp26.225.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat inflasi year-on-year Juli 2025 mencapai 3,05% dengan IHK sebesar 108,87. Kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni 0,60% atau terjadi inflasi 1,88% di kelompok ini.
Untuk menjaga stabilitas harga, Pemprov Sulsel bersama Perum Bulog meluncurkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar serentak di 24 kabupaten/kota selama Agustus 2025. Di Kota Makassar, GPM akan menjangkau 13 kecamatan pada 6–28 Agustus.
GPM menjual berbagai komoditas seperti beras SPHP, minyak goreng, gula pasir, telur, cabai, bawang, hingga sayuran dan produk olahan, serta melibatkan TPID, pelaku UMKM, kelompok wanita tani, dan distributor lokal.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, M. Ilyas, mengatakan program ini penting untuk memastikan pasokan aman dan harga tetap terjangkau di tengah dinamika pasar. Stok pangan di Gudang Bulog Sulselbar juga terpantau aman, dengan 508.159 ton beras, 650.698 liter minyak goreng, dan 941.028 kilogram gula pasir per akhir Juli.