Srikandi PAN Irmawati Haeruddin, (Dok: KabarMakassar).KabarMakassar.com — Irmawati Haeruddin bukanlah nama asing di panggung politik Gowa. Lebih dari 15 tahun ia mengabdi sebagai legislator lintas fraksi, menghadapi pasang surut pemilu, bahkan pernah menantang kontestasi Pilkada.
Kini, langkah barunya bersama Partai Amanat Nasional (PAN) menandai babak politik yang kian matang, sekaligus memperlihatkan bagaimana seorang perempuan bisa bertahan dan terus bangkit di tengah kerasnya persaingan politik lokal.
Perempuan berusia 42 tahun asal Kabupaten Gowa ini dikenal sebagai salah satu politisi perempuan paling konsisten, dengan lebih dari satu dekade pengalaman di kursi DPRD.
Kiprahnya tidak hanya membuktikan ketangguhan dalam dunia politik yang penuh intrik, tetapi juga memperlihatkan kemampuan bertahan dan beradaptasi dalam lintas partai politik.
Perempuan lulusan Universitas Muslim Indonesia (2001–2006) ini memulai kiprahnya di panggung politik lokal sejak muda. Pada periode 2009–2014, ia duduk di DPRD Gowa melalui Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), sekaligus dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua PDK.
Lima tahun berselang, kariernya berlanjut bersama Partai Golkar. Di partai berlambang beringin ini, Irmawati menempati posisi Bendahara Golkar Gowa, selain tetap melanjutkan kiprah legislatif di DPRD pada periode 2014–2018.
Kemudian, pada 2019–2024, Irmawati berlabuh ke Partai Perindo. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPW Perindo Gowa dan kembali terpilih sebagai anggota DPRD. Namun, pada Pemilu 2024, meski mengantongi 3.460 suara, Perindo gagal mengamankan kursi di dapil Gowa 2.
Terlepas dari dinamika politik partai, Irmawati dikenal sebagai legislator yang dekat dengan rakyat. Ia aktif memperjuangkan isu-isu pembangunan daerah, pemberdayaan perempuan, pendidikan, dan layanan publik.
Perjalanan politiknya membuktikan konsistensi dalam menjalankan fungsi representasi dan pengawasan, meski harus berpindah kendaraan politik.
Status pribadinya sebagai perempuan yang ‘pernah menikah’ tidak pernah menghalangi langkahnya. Justru, ia dipandang sebagai figur tangguh yang mampu bersaing di arena politik lokal yang keras.
Puncak karier politik Irmawati sempat diuji pada Pilkada Gowa 2024. Ia dipinang HM Amir Uskara sebagai calon wakil bupati. Duet Amir–Irmawati menghadirkan pertarungan sengit melawan pasangan Husniah Talenrang – Darmawangsyah Muin yang diusung PAN.
Amir Uskara menegaskan alasan memilih Irmawati: “Untuk menutup kekurangan di dapil-dapil yang selama ini tidak maksimal, sehingga memilihnya Bu Irmawati agar bisa menutupi kekurangan tersebut.”
Hasil pemungutan suara menunjukkan ketatnya kompetisi. Pasangan Husniah–Darmawangsyah keluar sebagai pemenang dengan 225.492 suara (53,62%), sementara Amir–Irmawati meraih 195.094 suara (46,38%).
Meski kalah dalam Pilkada, Irmawati tidak surut. Justru langkahnya semakin tegas. Pada 22 September 2025 kemarin, ia resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).
Deklarasi dilakukan di Kantor DPP PAN, Jakarta, didampingi langsung Ketua DPW PAN Sulsel Husniah Talenrang dan Sekretaris DPW PAN Chaidir Syam.
Bagi banyak pihak, langkah ini bukan sekadar perpindahan partai, melainkan strategi politik besar. Bagi Irmawati sendiri, PAN adalah wadah baru perjuangan politik.
“Kalau sudah jadi kader tentu wajib memberikan kontribusi terbaik. Mudah-mudahan kerja-kerja kolaboratif bersama Ketua DPW PAN bisa mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan dengan tekad penuh: “Insyaallah, saya siap bantu Ibu Husniah Talenrang membesarkan PAN di Sulsel. Ini jalan perjuangan kita untuk berbakti bagi daerah.”
Kehadiran Irmawati langsung mendapat sambutan positif dari DPW PAN Sulsel. Meski posisi detailnya belum diumumkan, Husniah Talenrang menegaskan seluruh jabatan di kepengurusan PAN bersifat strategis.
Dengan rekam jejak panjang Irmawati di legislatif, kehadirannya dipandang sebagai kekuatan baru PAN di Sulsel, khususnya untuk memperkuat basis di Gowa.
Kini, perjalanan panjang Irmawati Haeruddin dari DPRD lintas fraksi hingga panggung PAN menjadi potret figur perempuan yang bukan hanya bertahan, tetapi juga bertransformasi.
Ia menjelma sebagai politisi perempuan berpengaruh yang kiprahnya terus mewarnai dinamika politik Sulawesi Selatan.


















































