
KabarMakassar.com — Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol. Arya Perdana, memastikan bahwa kabar mengenai sweeping terhadap mahasiswa maupun kendaraan berpelat DP yang belakangan beredar luas di media sosial adalah tidak benar.
Isu tersebut dinilai telah dipelintir dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu hingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Dalam keterangan resminya usai menghadiri pertemuan lintas daerah di Hotel Novotel Makassar, Minggu malam (27/07) malam.
Arya menjelaskan bahwa peristiwa yang menjadi pemicu kekhawatiran publik sebenarnya adalah kasus penganiayaan yang bersifat pribadi, bukan konflik antarkelompok mahasiswa.
“Peristiwa beberapa hari terakhir berawal dari kasus penusukan terhadap salah satu warga Makassar. Kebetulan pelakunya berasal dari wilayah Luwu, tetapi ini murni persoalan individu, bukan konflik kelompok,” ungkap Arya.
Namun, lanjut Arya, kejadian tersebut kemudian berkembang secara tidak proporsional di media sosial. Berbagai narasi dan gambar disebarkan tanpa klarifikasi, yang seolah-olah memperlihatkan adanya ketegangan sistematis antara mahasiswa asal Luwu Raya dan warga atau mahasiswa lokal.
“Isu ini kemudian dipolitisir oleh oknum tertentu yang ingin menciptakan kegaduhan. Akibatnya, muncul reaksi yang tidak terkontrol, seperti pemasangan spanduk bernada provokatif dan aksi sweeping di sejumlah area kampus,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, pihak kepolisian bergerak cepat. Sejumlah individu yang diduga terlibat dalam penyebaran provokasi maupun tindakan sweeping telah diamankan dan tengah menjalani pemeriksaan intensif.
“Kami tegaskan kepada seluruh mahasiswa dan warga agar tidak terpancing dan tidak melakukan aksi-aksi sepihak yang bisa merugikan orang lain,” tegas Arya.
Lebih lanjut, ia juga menepis kabar adanya sweeping terhadap kendaraan berpelat DP atau intimidasi terhadap mahasiswa dari Luwu Raya. Menurutnya, informasi tersebut tidak memiliki dasar dan hanya merupakan hoaks yang sengaja disebar untuk menciptakan keresahan.
“Tidak ada sweeping kendaraan, tidak ada penyerangan mahasiswa dari daerah tertentu. Semua itu murni hoaks yang sengaja diembuskan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Kapolrestabes juga menyoroti maraknya peredaran foto-foto korban luka yang dikaitkan dengan konflik mahasiswa. Ia mengonfirmasi bahwa gambar yang beredar luas tersebut bukan berasal dari insiden terbaru, melainkan kasus lama yang tidak berkaitan.
“Foto korban yang diklaim akibat sweeping, itu sebenarnya dari kasus tawuran geng motor sekitar seminggu lalu. Dalam kasus itu, geng motor menyerang warga sipil dan kami sudah menangkap 23 orang, dengan 10 di antaranya telah kami tahan,” terangnya.
Untuk itu, Arya kembali mengimbau masyarakat, khususnya pengguna media sosial, agar lebih bijak dalam menyaring informasi. Ia menekankan pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan kabar yang bisa memperkeruh situasi.
“Jika sebuah informasi belum pasti, jangan langsung disebar. Bisa jadi malah jadi teror psikologis bagi masyarakat luas dan memperburuk situasi,” ujar Arya.
Ia juga menegaskan bahwa situasi keamanan di Kota Makassar tetap dalam kendali. Pihak kepolisian, bersama TNI dan pemerintah kota, terus bersinergi untuk menjaga ketertiban umum dan memastikan kenyamanan seluruh mahasiswa, tanpa memandang asal daerah.
“Semua mahasiswa, dari daerah mana pun, kami pastikan bisa belajar dan beraktivitas dengan aman di Makassar. Kondisi kota ini tetap kondusif dan terkendali,” pungkasnya.