Kasus HIV di Makassar Capai 454 hingga Juni 2025, Mayoritas Sesama Lelaki

2 hours ago 3
Kasus HIV di Makassar Capai 454 hingga Juni 2025, Mayoritas Sesama LelakiKepala Dinkes Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, (Dok: Sinta Kabar Makassar).

KabarMakassar.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar mencatat 454 kasus positif Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sepanjang Januari hingga Juni 2025. Angka ini muncul dari hasil tracing terhadap 23.311 orang.

Kepala Dinkes Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, mengungkapkan mayoritas kasus baru ditemukan pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL).

“Kalau melihat dari kondisi, memang terjadi kenaikan. Utamanya dengan lelaki suka lelaki. Rata-rata itu,” kata Nursaidah saat ditemui di Hotel Vasaka, Senin (22/09).

Data Dinkes menunjukkan tren kasus HIV/AIDS di Makassar cenderung fluktuatif. Pada 2023, dari 57.690 orang yang diperiksa, terdapat 1.015 kasus positif. Setahun berikutnya, 2024, angka kasus menurun menjadi 925 dari 48.139 orang yang di-tracing.

Sementara pada paruh pertama 2025, 454 kasus sudah ditemukan. Nursaidah menyebutkan sebaran kasus tidak lagi terpusat, melainkan sudah muncul di sejumlah kecamatan di Makassar.

“Beberapa kecamatan sudah ada penderita,” jelasnya.

Upaya penjangkauan kasus baru, menurut Nursaidah, tidak lepas dari dukungan organisasi nonpemerintah (NGO).

Salah satunya AIDS Healthcare Foundation (AHF) yang sejak 2021 telah mendanai layanan HIV di tiga puskesmas, yakni Ujung Pandang Baru, Kassi-Kassi, dan Jongaya.

Puskesmas Ujung Pandang Baru saat ini menangani sekitar 600 pasien, sementara Kassi-Kassi dan Jongaya masing-masing melayani sekitar 500 pasien.

Dukungan AHF mencakup pembiayaan kebutuhan obat, bahan habis pakai (BHP), hingga pendampingan khusus pasien.

“Support-nya berupa pembiayaan langsung ke puskesmas. Mulai kebutuhan obat-obatan, BHP, hingga layanan yang tidak bisa disamakan dengan pasien umum, karena mereka membutuhkan privasi,” terang Nursaidah.

Pihak AHF juga berencana memperluas dukungan layanan HIV di Makassar dengan menambah fasilitas di Puskesmas Andi Makasau dan Andalas.

Menurut Nursaidah, keberhasilan pengendalian HIV/AIDS tidak hanya dilihat dari jumlah kasus, tetapi juga dari intensitas screening.

Semakin luas cakupan pemeriksaan, semakin besar peluang menemukan kasus, namun tren penurunan kasus di tengah jumlah screening yang tetap tinggi dianggap sebagai pencapaian positif.

“Semakin tinggi screening, semakin kecil kasus yang ditemukan. Itu yang kami harapkan di 2025,” ujarnya.

Dinkes Makassar menargetkan jumlah screening di akhir tahun tetap seimbang dengan capaian tahun-tahun sebelumnya agar tren penurunan kasus bisa terlihat jelas.

Meski angka kasus terus dipantau, Dinkes menegaskan identitas pasien tetap dirahasiakan. Data hanya dipublikasikan dalam bentuk jumlah kasus tanpa menyebut nama maupun alamat penderita.

“Ini harus kita silent. Tidak boleh ada by name by address. Intinya, kami hanya memberi jumlah. Privasi mereka tetap terjaga,” tegas Nursaidah.

Ia menambahkan, edukasi terhadap kelompok berisiko, khususnya LSL, terus digencarkan. Dengan dukungan puskesmas dan NGO, pihaknya optimistis angka kasus HIV/AIDS di Makassar bisa ditekan di tahun-tahun mendatang.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news