Kekerasan Siswa Terhadap Wakasek SMAN 1 Sinjai, DPR: Krisis Moral Dunia Pendidikan

22 hours ago 9
 Krisis Moral Dunia PendidikanWakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus kekerasan terhadap guru. Kali ini menimpa Wakil Kepala SMAN 1 Sinjai, Sulawesi Selatan, yang dipukul siswanya sendiri hanya karena sering melaporkan kebiasaan membolos. Ironisnya, aksi itu berlangsung di depan mata sang ayah, Aiptu Rajamuddin, seorang anggota Polri, yang justru membiarkan peristiwa tersebut terjadi.

Kasus ini memantik kecaman keras dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani atau yang akrab disapa Lalu Ari. Ia menilai insiden itu bukan sekadar persoalan pelanggaran disiplin, melainkan cerminan degradasi moral serius di kalangan pelajar.

“Ketika seorang siswa dengan berani melakukan kekerasan kepada gurunya, terlebih di depan orang tua yang berprofesi sebagai aparat penegak hukum, ini adalah alarm keras bagi bangsa kita. Guru adalah figur mulia yang harus dihormati, bukan direndahkan,” tegasnya, Sabtu (20/09).

Kasus Sinjai muncul tak lama setelah publik geger dengan pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, yang diberhentikan hanya karena menegur siswa membawa mobil ke sekolah. Belakangan diketahui siswa itu adalah anak Wali Kota Prabumulih, Arlan, meski kemudian pencopotan tersebut akhirnya dibatalkan.

Menurut Lalu Ari, dua kasus tersebut memperlihatkan pola yang berbahaya: guru kian sering menjadi korban intimidasi, kekerasan, hingga tekanan politik, padahal mereka hanya menjalankan tugas mendidik dan menegakkan disiplin.

“Jika dibiarkan, siapa yang berani lagi menegur siswa? Bagaimana wibawa pendidikan bisa tegak bila guru terus diperlakukan seperti ini?” ujarnya.

Politisi PKB sekaligus Ketua DPW PKB NTB itu menegaskan, dirinya bersama Komisi X DPR RI akan berdiri di garis depan membela hak dan martabat para guru. Selama guru melaksanakan tugas dengan benar, negara wajib memberikan perlindungan penuh.

“Saya siap pasang badan untuk melindungi guru. Mereka tidak boleh sendirian menghadapi tekanan dari siswa maupun pihak-pihak yang menyalahgunakan kekuasaan. Negara tidak boleh abai,” tegasnya.

Ia juga mendesak kepolisian bersikap profesional dalam menangani kasus pemukulan guru di Sinjai. Siswa pelaku harus diproses hukum sesuai aturan. Sementara sang ayah yang berstatus polisi dan memilih berdiam diri saat kejadian, perlu diperiksa agar tidak muncul kesan hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas.

Lebih jauh, Lalu Ari menyoroti pentingnya penguatan pendidikan karakter di sekolah. Menurutnya, pendidikan tidak cukup hanya berorientasi pada akademik, melainkan juga pembentukan moral, etika, dan penghormatan terhadap guru.

“Jika guru saja tidak dihargai, berarti ada yang keliru dalam sistem pendidikan kita. Kita perlu payung hukum yang kuat agar guru tidak takut menegakkan disiplin,” ungkapnya.

Lalu Ari mengajak masyarakat, orang tua, dan seluruh pemangku kepentingan untuk kembali menempatkan guru pada posisi terhormat. Guru, katanya, adalah teladan, bukan pelampiasan amarah.

“Kalau bangsa ini ingin maju, kuncinya sederhana, hormatilah guru. Tanpa guru, tidak akan lahir generasi cerdas dan bermoral,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news