Kemenag Sebut Zakat Tumbuh Pesat di Era Prabowo-Gibran

10 hours ago 4
Kemenag Sebut Zakat Tumbuh Pesat di Era Prabowo-GibranIlustrasi Zakat (Dok : Kabarmakassar).

KabarMakassar.com — Setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pengelolaan dana umat berbasis zakat dan wakaf mencatat lonjakan signifikan.

Kementerian Agama (Kemenag) mencatat peningkatan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah nasional yang mendorong lahirnya sejumlah inovasi kelembagaan untuk memperkuat peran ekonomi keumatan.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebutkan, sepanjang 2025, Kemenag telah memperluas program pemberdayaan umat melalui 37 Kampung Zakat, 29 inkubasi wakaf produktif, dan 10 Kota Wakaf di berbagai provinsi. Tak hanya itu, lebih dari 105.000 sertifikat tanah wakaf berhasil diterbitkan untuk mencegah potensi sengketa dan mengoptimalkan nilai ekonominya.

“Zakat dan wakaf adalah dua instrumen ekonomi Islam yang luar biasa. Jika dikelola dengan profesional dan transparan, keduanya bisa menjadi motor kemandirian umat,” ujar Nasaruddin Umar, Selasa (21/10).

Untuk memperkuat tata kelola zakat secara nasional, Kemenag kini menyiapkan Lembaga Pengelola Dana Umat (LPDU), sebuah institusi modern yang berfungsi mengintegrasikan pengelolaan zakat, wakaf, infak, fidyah, dan sedekah di bawah sistem keuangan umat berbasis digital dan akuntabel.

Menurut Nasaruddin, pembentukan LPDU adalah bagian dari upaya menerjemahkan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya poin kedua tentang kemandirian ekonomi hijau dan berkeadilan sosial. Lembaga ini diharapkan menjadi pusat data, distribusi, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis zakat dan wakaf produktif.

“Selama ini banyak dana umat yang tersebar dan tidak terkelola optimal. Dengan LPDU, kita satukan arah pengelolaan agar lebih berdampak langsung ke ekonomi rakyat,” jelasnya.

Selain memperkuat ekonomi, Kemenag juga mendorong gerakan ekoteologi kesadaran spiritual dalam menjaga bumi. Melalui gerakan ini, Kemenag telah menanam lebih dari satu juta pohon di berbagai daerah, membangun 13 KUA berbasis green building, serta menginisiasi Hutan Wakaf seluas 40 hektare sebagai bentuk integrasi antara nilai agama dan pelestarian lingkungan.

“Ekonomi umat tidak bisa dipisahkan dari ekologi. Menjaga bumi adalah ibadah. Menanam pohon adalah sedekah,” tegas Nasaruddin.

Peningkatan kesejahteraan umat juga ditunjang oleh program Masjid Berdaya dan Berdampak (MADADA) yang menyalurkan pinjaman tanpa bunga (qardul hasan) bagi 4.450 pelaku UMKM berbasis masjid. Sebanyak 1.350 takmir masjid telah mendapat pelatihan khusus dalam pengelolaan keuangan dan wirausaha sosial.

Langkah ini, menurut Menag, sejalan dengan semangat Prabowo–Gibran dalam memperluas pemerataan ekonomi umat dari akar rumput.

“Kemandirian umat tidak datang dari wacana, tapi dari pemberdayaan ekonomi riil yang berangkat dari masjid, pesantren, dan lembaga keagamaan,” ujarnya.

Sementara itu, dari sisi pendidikan dan sosial, Kemenag juga menyalurkan lebih dari Rp9 triliun untuk Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Raudlatul Athfal dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Madrasah sepanjang 2025. Di sisi lain, 153 mahasiswa penerima beasiswa zakat kini menempuh pendidikan di 21 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

“Ini bukti konkret bagaimana zakat bisa menjadi instrumen pendidikan. Dari umat, untuk umat,” tambahnya.

Selain sektor ekonomi, Kemenag juga memadukan nilai-nilai zakat dengan upaya membangun harmoni sosial dan kerukunan antarumat beragama. Melalui aplikasi Si-Rukun, Kemenag mengidentifikasi potensi konflik keagamaan secara dini di seluruh Indonesia. Sebanyak 500 penyuluh agama telah dilatih sebagai mediator perdamaian di daerah rawan konflik.

Menutup refleksi setahun kinerja, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa keberhasilan Kemenag bukan diukur dari jumlah program, melainkan dari nilai keagamaan yang benar-benar hidup dalam kebijakan publik.

“Zakat, wakaf, pendidikan, dan kerukunan harus hadir bersama sebagai fondasi moral bangsa. Agama tidak boleh berhenti di mimbar, tapi hidup dalam kebijakan yang memuliakan manusia,” ujarnya.

Ia pun menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan insan pers yang terus mengawal kinerja Kemenag dengan sikap kritis namun konstruktif.

“Zakat tumbuh, wakaf produktif, dan umat berdaya inilah wajah baru kehidupan beragama yang ingin kita bangun di era Prabowo-Gibran,” pungkas Nasaruddin.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news