Kenali Penyakit Autoimun, Gangguan Sistem Kekebalan yang Perlu Diwaspadai

1 day ago 6

KabarMakassar.com — Penyakit autoimun adalah kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat.

Dalam keadaan normal, sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan zat asing misalnya bakteri, virus, atau patogen lainnya yang berpotensi menyebabkan infeksi dan penyakit.

Ketika sistem kekebalan bekerja sebagaimana mestinya, tubuh akan memproduksi antibodi, yakni protein khusus yang bertugas mengenali dan melawan mikroorganisme asing yang masuk.

Antibodi ini akan menargetkan zat yang dianggap berbahaya serta membantu mencegah infeksi berkembang lebih lanjut.

Akan tetapi, pada kasus autoimun, sistem kekebalan mengalami kekeliruan dalam mengenali musuh. Alih-alih menyerang patogen, ia justru menganggap jaringan tubuh sendiri menjadi sebuah ancaman.

Akibatnya, antibodi yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang sel-sel sehat. Kondisi ini bisa memicu berbagai keluhan fisik yang berkepanjangan.

Gejala yang umum ditemukan di banyak jenis penyakit autoimun meliputi rasa lelah berlebihan, nyeri otot, hingga demam yang tidak jelas penyebabnya.

Seringnya, gejala ini dapat datang dan pergi, serta seringkali sulit dikenali pada tahap awal.

Tercatat ada sekitar 80 jenis penyakit yang tergolong sebagai autoimun, dan sebagian di antaranya memiliki tanda-tanda klinis yang mirip satu sama lain.

Hal ini membuat diagnosis penyakit autoimun cukup kompleks serta memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh.

Penyakit autoimun sendiri bisa menyerang berbagai bagian tubuh, mulai dari kulit, persendian, hingga organ dalam seperti ginjal dan paru-paru.

Oleh sebab itu, penanganan dini dan pemantauan kondisi secara berkala menjadi penting untuk mencegah komplikasi serius di kemudian hari.

Dilansir dari Halodoc, berikut sejumlah jenis gangguan autoimun:

1. Artritis reumatoid

Pada artritis reumatoid, sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan serta secara keliru menyerang jaringan di sekitar persendian. Kondisi tersebut menyebabkan peradangan yang berdampak langsung pada fungsi sendi, sehingga sering kali menimbulkan keluhan fisik yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Beberapa gejala umum yang muncul akibat peradangan sendi ini diantaranya adalah pembengkakan, sensasi hangat pada area yang terkena, nyeri, serta penurunan kekuatan dan fleksibilitas sendi. Apabila tidak ditangani, peradangan yang terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen.

2. Multiple sclerosis

Penyakit jenis ini menyebabkan kerusakan pada selubung mielin, yakni lapisan pelindung yang membungkus sel-sel saraf di sistem saraf pusat. Selubung mielin sendiri berfungsi penting untuk menjaga dan mempercepat penghantaran sinyal antar sel saraf.

Saat lapisan mielin rusak, pengiriman pesan antara otak, sumsum tulang belakang, dan seluruh tubuh menjadi terganggu. Hal itu mengakibatkan, sinyal saraf melambat atau bahkan terhenti, yang dapat memicu berbagai gangguan neurologis dan fungsi tubuh.

3. Diabetes tipe 1

Pankreas memproduksi hormon insulin untuk mengatur kadar gula darah, akan tetapi pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan merusak sel penghasil insulin. Akibatnya, kadar gula darah yang tinggi bisa menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah serta organ penting seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.

4. Penyakit graves

Penyakit tersebut memengaruhi kelenjar tiroid yang terletak di leher, menyebabkan kelenjar tersebut memproduksi hormon dalam jumlah berlebihan.

Tiroid memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme, yaitu cara tubuh menggunakan energi untuk menjalankan berbagai fungsi.

Kelebihan hormon tiroid membuat aktivitas tubuh meningkat secara tidak normal, yang selanjutnya memicu berbagai gejala.

Beberapa di antaranya termasuk detak jantung yang cepat, sensitivitas terhadap panas, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, hingga pembengkakan pada kelenjar tiroid atau yang dikenal sebagai gondok.

Pencegahan penyakit autoimun

Walau belum terdapat metode yang benar-benar terbukti untuk mencegah penyakit autoimun, namun para ahli menyarankan sejumlah langkah yang bisa membantu menurunkan risiko serta menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh, yaitu:

1. Konsumsi makanan sehat

Mengonsumsi makanan bergizi seperti buah, sayur, biji-bijian, juga sumber protein sehat dapat membantu menjaga daya tahan tubuh.

Asupan nutrisi yang tepat turut berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang berkontribusi besar terhadap sistem imun.

Selain itu, pola makan seimbang mendukung fungsi tubuh secara menyeluruh, termasuk metabolisme, energi, hingga proses pemulihan sel.

2. Berhenti merokok

Kebiasaan merokok bisa menyebabkan peradangan kronis di dalam tubuh, yang berdampak negatif pada kesehatan.

Selain itu, merokok juga mengganggu kerja normal sistem kekebalan, sehingga tubuh lebih rentan terhadap gangguan.

Dengan berhenti merokok, maka seseorang dapat mengurangi risiko terkena berbagai penyakit, termasuk gangguan autoimun.

3. Olahraga secara rutin

Melakukan aktivitas fisik secara rutin mampu membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi dengan baik.

Olahraga teratur juga berperan guna menurunkan tingkat peradangan di dalam tubuh.

Selain itu, kebugaran fisik yang baik mampu meningkatkan respons tubuh dalam melawan infeksi.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news