Kenali Pulpitis, Peradangan Saraf Gigi yang Bikin Nyeri dan Cara Mengobatinya

2 weeks ago 12
Kenali Pulpitis, Peradangan Saraf Gigi yang Bikin Nyeri dan Cara MengobatinyaIlustrasi pemeriksaan gigi yang dilakukan oleh dokter gigi (Dok: Int)

KabarMakassar.com — Pulpitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada pulpa gigi, yaitu bagian terdalam dari gigi yang berisi jaringan saraf serta pembuluh darah.

Peradangan ini mampu memicu berbagai keluhan, seperti nyeri gigi yang tajam dan terus-menerus, bau mulut yang tidak sedap, serta rasa nyeri ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang bersuhu ekstrem atau mengandung gula.

Struktur gigi terdiri dari beberapa lapisan pelindung, dimulai dari enamel sebagai lapisan terluar yang keras, kemudian dentin sebagai lapisan di bawahnya, juga pulpa yang berada paling dalam.

Enamel dan dentin berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pulpa dari paparan luar, termasuk infeksi serta kerusakan fisik.

Dilansir dari Alodokter, pada kasus pulpitis, perlindungan dari enamel serta dentin sudah tidak lagi efektif akibat kerusakan, sehingga memungkinkan bakteri dapat masuk ke dalam jaringan pulpa.

Akibatnya, terjadi reaksi peradangan yang membuat gejala nyeri hebat. Gigi berlubang yang tidak ditangani segera menjadi penyebab umum dari kerusakan ini.

Penyebab utama terjadinya kondisi pulpitis yaitu kerusakan lapisan pelindung gigi, yang memungkinkan bakteri dapat menjangkau pulpa.

Setelah bakteri berhasil menembus enamel dan dentin, mereka bisa berkembang biak di jaringan pulpa serta memicu peradangan serius.

Jenis bakteri yang paling sering dikaitkan dengan infeksi pulpa ialah Streptococcus mutans. Bakteri tersebut merupakan flora normal di rongga mulut, namun dalam kondisi tertentu, seperti ketika enamel rusak, mereka dapat menjadi patogen penyebab infeksi gigi.

Kerusakan pada enamel dan dentin dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya ialah gigi berlubang yang tidak mendapatkan perawatan tepat waktu, sehingga lubang tersebut menjadi jalur masuk terhadap mikroorganisme.

Selain gigi berlubang, trauma atau cedera pada gigi, seperti benturan keras, juga bisa menyebabkan lapisan pelindung gigi rusak.

Hal ini membuka peluang bagi bakteri untuk menyerang pulpa, terkhususnya jika kerusakan tidak segera diperbaiki.

Kondisi lain yang juga berkontribusi terhadap kerusakan enamel serta dentin adalah kebiasaan menggesekkan gigi atas dan bawah secara tidak sadar, yang dikenal sebagai bruxism.

Kebiasaan ini bisa menyebabkan ausnya permukaan gigi secara perlahan, meningkatkan risiko pulpitis dalam jangka panjang.

Pencegahan pulpitis

Cara paling efektif dalam mencegah pulpitis adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta mulut secara menyeluruh. Tindakan pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

1. Menyikat gigi secara rutin dua kali sehari memakai pasta gigi berfluoride untuk membersihkan plak dan memperkuat enamel.

2. Mengurangi konsumsi makanan juga minuman manis untuk menekan pertumbuhan bakteri penyebab kerusakan gigi.

3. Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala setiap enam bulan untuk mendeteksi serta menangani masalah gigi sejak dini.

4. Menggunakan pelindung gigi atau night guard ketika memiliki kebiasaan bruxism, guna mencegah ausnya permukaan gigi.

5. Memakai alat pelindung saat berolahraga atau berkendara agar menghindari cedera gigi akibat benturan atau kecelakaan.

Pengobatan pulpitis

Pengobatan pulpitis bisa dilakukan melalui kombinasi pemberian obat serta tindakan medis, tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Berikut penanganan pulpitis secara bertahap:

-Pemberian obat-obatan

Sebelum melakukan prosedur medis, dokter umumnya meresepkan antibiotik oral seperti amoxicillin atau clindamycin untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi pada jaringan pulpa.

-Tindakan medis pada pulpitis reversibel:

Apabila peradangan masih dalam tahap reversibel, maka dokter akan mengebor dan membersihkan bagian gigi yang terinfeksi, kemudian melakukan penambalan guna mencegah kerusakan lebih lanjut.

-Tindakan medis pada pulpitis ireversibel

Pada kasus pulpitis ireversibel, dilakukan perawatan saluran akar (root canal treatment), yakni pengangkatan jaringan saraf dan pembuluh darah di dalam gigi yang sudah terinfeksi.

-Rekonstruksi gigi pasca perawatan akar

Usai perawatan saluran akar, gigi yang rusak akan dikikis kemudian ditambal. Apabila diperlukan, dokter akan membuat cetakan gigi untuk pemasangan crown atau mahkota gigi sebagai pelindung tambahan.

-Pencabutan gigi

Apabila perawatan sebelumnya tidak efektif atau infeksi kambuh, dokter bisa merekomendasikan pencabutan gigi. Setelah pencabutan, pasien pun dapat dipertimbangkan untuk pemasangan implan gigi atau gigi tiruan.

-Pemberian obat pereda nyeri

Agar mengurangi ketidaknyamanan setelah tindakan medis, dokter biasanya akan memberikan analgesik seperti asam mefenamat atau pun paracetamol sesuai kebutuhan pasien.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news