
KabarMakassar.com — Berbekal 15 tahun pengalaman melayani
masyarakat akar rumput lebih dari 50.000 desa, Amartha mendorong ekonomi daerah melalui digitalisasi UMKM di perdesaan.
Amartha Financial didirikan pada 2010 dan dikenal dengan brand “Amartha”. Amartha Financial (PT Amartha Financial
Group beserta anak perusahaannya) menghadirkan layanan keuangan digital yang lengkap dan dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat serta UMKM perempuan di lebih dari 50.000 desa di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali Nusra, melalui aplikasi AmarthaFin.
Melalui AmarthaFin, pengguna dapat mengakses layanan pembiayaan modal kerja, pembayaran digital, PPOB, penyaluran zakat, serta fitur investasi yang menghubungkan masyarakat desa dengan investor nasional maupun global.
Lewat layanan AmarthaFin yang semakin lengkap, masyarakat di perdesaan dapat bertransaksi pembayaran digital, investasi mikro, penjualan PPOB, hingga akses permodalan dari satu aplikasi saja.
VP Public Relations Amartha, Harumi Supit menjelaskan bahwa Amartha telah beroperasi di pulau Sulawesi pada tahun 2019 lalu, Amartha terus mendorong ekonomi daerah lewat pemberdayaan UMKM lokal.
Iya menyebut bahwa Amartha mencatatkan, sebanyak 700 ribu perempuan pengusaha UMKM di Sulawesi telah menerima modal produktif.
Amartha pun telah menyalurkan lebih dari 1 Triliun Rupiah modal kerja ke wilayah Sulawesi dalam waktu satu tahun terakhir.
“Potensi ekonomi daerah dan masyarakat perdesaan sangat besar, namun belum terealisasi secara optimal. Melalui AmarthaFin, kami menghadirkan layanan keuangan digital yang lebih lengkap, yang khusus dirancang untuk kebutuhan masyarakat perdesaan guna mendorong inklusi keuangan serta memicu pertumbuhan ekonomi daerah. Layanan AmarthaFin memudahkan masyarakat desa dan pengusaha UMKM untuk bertransaksi keuangan digital secara aman dan praktis,” ungkapnya dalam gathering media yang berlangsung di The Rinra, Makassar, Selasa (16/09).
Di samping layanan digital melalui AmarthaFin, Amartha tetap memberikan pendampingan usaha kepada mitra UMKM binaan.
Lebih dari 1.300 tenaga lapangan tersebar di wilayah Sulawesi, yang bertugas untuk memberikan edukasi literasi keuangan dan digital kepada mitra UMKM binaan.
Kombinasi teknologi dan layanan tenaga lapangan, terbukti mampu mendorong pertumbuhan UMKM di desa dan memitigasi risiko dengan baik.
Plt. Kabid Pengembangan Diskop Sulsel, Andi Erni Ramanga menjelaskan bahwa besarnya potensi ekonomi daerah yang ditopang oleh UMKM, pemerintah juga terus mendorong pertumbuhan UMKM lewat berbagai program peningkatan kapasitas.
“Tantangan yang dihadapi UMKM lokal masih terletak pada sulitnya akses permodalan, adopsi digital, hingga peningkatan kapasitas. Oleh sebab itu, Dinas Koperasi pun menyediakan fasilitas yang mendukung UMKM untuk naik kelas mulai dari konsultan bisnis, inkubator di UPT PLUT DisKop SulSel, seperti inkubator digital, fashion, kuliner, IT, dan studio untuk pemasaran digital. Harapannya, UMKM Sulawesi Selatan bisa naik kelas dan punya daya saing tinggi,” sebutnya
Sejalan dengan upaya dari Dinas Koperasi, Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Aswin Gantina juga menyampaikan inisiatif Bank Indonesia untuk mendukung UMKM.
“Bank Indonesia mendorong UMKM untuk melek digital
dan melakukan pencatatan keuangan secara digital. Peningkatan kapasitas pun juga dilakukan lewat berbagai kegiatan seperti program UMKM Rewako, Rewako Petani, Rewako Ekspor, dan Rewako Fashion. Hal ini akan sangat membantu bagi pengusaha UMKM agar dapat mengakses pembiayaan dan memperluas pasar,” jelasnya
Kehadiran Amartha lewat teknologi yang dapat menjangkau UMKM di perdesaan turut berkontribusi dalam mengakselerasi adopsi digital bagi UMKM lokal.
Lebih dari 100.000 masyarakat desa di Sulawesi telah menggunakan aplikasi AmarthaFin untuk bertransaksi digital.
“Ke depan, kami berharap teknologi AmarthaFin semakin membuka peluang bagi jutaan masyarakat desa untuk mengakses keuangan dan terhubung dengan investor nasional maupun global, sehingga mereka dapat merealisasikan potensi dan menggerakkan ekonomi dari desa,” pungkas Harumi.