Tim ahli Pemerintah Kota Makassar Prof Aswanto (Dok: Sinta KabarMakassar).KabarMakassar.com — Tim ahli Pemerintah Kota Makassar Prof Aswanto menegaskan bahwa pembentukan dua Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) baru merupakan langkah strategis menuju kemandirian ekonomi dan efisiensi pelayanan publik di Kota Makassar.
Kedua badan usaha milik daerah ini ditargetkan memiliki dasar hukum yang kuat dan resmi beroperasi pada tahun 2026.
Prof Aswanto memaparkan bahwa pembentukan Perseroda bukan sekadar restrukturisasi kelembagaan, melainkan transformasi ekonomi daerah berbasis kebutuhan objektif kota metropolitan. Menurutnya, perubahan ini harus menjadi fondasi baru yang menggabungkan fungsi pelayanan publik dan orientasi bisnis untuk memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Makassar membutuhkan model korporasi daerah yang tidak hanya menjalankan fungsi pelayanan, tapi juga mampu tumbuh sebagai entitas ekonomi yang memberi keuntungan bagi daerah. Perseroda harus adaptif, profesional, dan memiliki peran strategis dalam menopang ketahanan kota,” ujar Prof Aswanto di Balaikota Makassar, Selasa (11/11).
Dua perusahaan baru yang disiapkan pemerintah kota adalah Perseroda Pangan dan Perseroda Infrastruktur.
Perseroda Pangan diberi nama Makassar Pangan Sejahtera, menggantikan Perumda Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang sudah lama tidak aktif.
Menurut Prof Aswanto, restrukturisasi ini dilakukan karena kedua perumda tersebut tidak lagi relevan dengan kebutuhan pelayanan publik dan perkembangan ekonomi Makassar saat ini.
“Selama ini, beberapa perumda di Makassar tidak berjalan optimal. Maka langkah pembentukan Perseroda ini bukan hanya penggantian nama, tapi perubahan sistem tata kelola, model bisnis, dan orientasi kelembagaannya,” jelasnya.
Prof Aswanto menjelaskan bahwa Perseroda Pangan akan menjadi instrumen strategis dalam menjamin ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan di Makassar.
Karena Makassar minim lahan pertanian, kota ini sangat bergantung pada pasokan dari daerah lain. Hal ini membuat stabilitas harga dan distribusi pangan kerap menjadi tantangan tersendiri.
“Perseroda Pangan diharapkan mampu menjembatani kerja sama lintas daerah dalam penyediaan bahan pangan pokok. Selain mengurusi rumah potong hewan dan pasar hewan, perusahaan ini juga akan menangani rantai pasok kebutuhan pokok dengan pendekatan bisnis modern,” terang Prof Aswanto.
Ia menegaskan bahwa Perseroda Makassar Pangan Sejahtera tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pelayanan publik, melainkan juga sebagai korporasi daerah yang menghasilkan profit bagi PAD.
“Orientasi Perseroda harus jelas publik tetap menjadi prioritas, tapi efisiensi dan profitabilitas adalah keharusan. Dengan begitu, Makassar dapat mandiri dalam ketahanan pangannya tanpa selalu bergantung pada pihak luar,” tambahnya.
Selain pangan, sektor infrastruktur juga menjadi perhatian penting Pemkot Makassar. Melalui Perseroda Infrastruktur, pemerintah berupaya membangun sistem transportasi dan fasilitas publik yang lebih efisien, terintegrasi, dan berorientasi bisnis.
Perusahaan ini akan mengelola unit usaha terminal, transportasi kota, serta fasilitas umum lainnya yang berpotensi menjadi sumber pendapatan.
“Perseroda Infrastruktur akan menjadi katalisator dalam pengelolaan transportasi publik dan fasilitas perkotaan. Pengelolaannya akan profesional, berbasis sistem, dan terbuka untuk investasi,” kata Prof Aswanto.
Menurutnya, konsep Perseroda Infrastruktur ini sejalan dengan visi pemerintah kota untuk menjadikan Makassar sebagai kota modern yang berdaya saing, dengan pengelolaan aset publik yang efisien dan berkelanjutan.
Prof Aswanto mengonfirmasi bahwa naskah akademik Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) untuk kedua Perseroda sudah selesai. Saat ini, fokus tim ahli adalah menyempurnakan aspek legalitas dan administratif sebelum dokumen tersebut diserahkan ke DPRD Kota Makassar untuk pembahasan dan pengesahan.
“Kita sudah sampai pada tahap penyempurnaan dokumen hukum dan kelembagaan. Targetnya, seluruh proses dapat rampung pada 2025, sehingga pada 2026 kedua Perseroda sudah resmi beroperasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembentukan Perseroda ini tidak meniru konsep lembaga di Jakarta atau daerah lain, tetapi murni didasarkan pada analisis kebutuhan dan kondisi faktual Kota Makassar yang memiliki karakteristik ekonomi perkotaan tanpa basis pertanian.
“Makassar memiliki tantangan yang berbeda. Kita tidak bisa menyalin kebijakan dari kota lain. Karena itu, pendekatan akademik yang kami gunakan bersifat empiris, melihat realitas kota dan kebutuhan masyarakatnya,” kata Prof Aswanto.
Dengan hadirnya dua Perseroda baru ini, Prof Aswanto menilai Pemkot Makassar sedang menapaki arah baru dalam membangun ekonomi daerah berbasis kemandirian dan profesionalisme.
Kedua Perseroda tersebut akan menjadi motor penggerak sektor pangan dan infrastruktur yang saling mendukung dalam peningkatan kualitas hidup warga kota.
“Pangan dan infrastruktur adalah dua sektor vital bagi kota besar. Dengan Perseroda yang kuat, Makassar dapat menjaga stabilitas pasokan kebutuhan pokok sekaligus memperbaiki konektivitas dan pelayanan publiknya,” pungkasnya.


















































