
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar terus memperkuat strategi pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menitikberatkan pada penguatan branding berbasis sejarah dan identitas lokal.
Langkah ini diyakini menjadi kunci agar produk-produk Makassar tak hanya unggul di rasa, tetapi juga memiliki nilai emosional dan daya tarik budaya yang bisa menembus pasar nasional bahkan global.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa branding bukan sekadar soal kemasan menarik atau rasa yang enak, tetapi harus memiliki cerita historis yang hidup di balik setiap produk. Ia menilai, kekuatan narasi dapat menjadi pembeda yang membuat produk UMKM Makassar lebih bernilai dan berdaya jual tinggi.
“Kita punya banyak produk dengan kualitas rasa yang baik, tapi sering kali yang kurang adalah cerita. Narasi ini yang membuat produk punya identitas dan daya tarik di mata konsumen,” ujar Appi nama karibnya, Rabu (08/10).
Menurutnya, sejarah, budaya, dan kearifan lokal merupakan bahan baku penting dalam membangun branding yang kuat. Produk-produk yang mampu mengaitkan kisah lokal dengan karakter kota Makassar akan lebih mudah diingat dan memiliki peluang besar menjadi ikon daerah.
Ia mencontohkan, beberapa daerah di Indonesia berhasil membangun identitas produk khas yang melekat dengan nama kota.
“Kalau orang ke Surabaya, mereka bawa pulang lapis legit. Kalau ke Jogja, ada bakpia. Pertanyaannya, kalau ke Makassar, apa yang bisa mereka bawa sebagai identitas kota ini? Itu yang perlu kita bangun bersama,” tegasnya.
Appi menyebut, pengembangan UMKM tidak boleh hanya berorientasi pada selera pribadi, melainkan berbasis pada riset pasar dan kebutuhan konsumen. Pelaku UMKM diharapkan mampu memetakan tren dan minat pasar, sekaligus menghubungkannya dengan cerita lokal yang autentik.
“Jangan hanya ikut selera kita sendiri. Kita harus tahu pasar butuh apa, lalu kembangkan produk yang menjawab kebutuhan itu dengan narasi yang kuat. Itulah yang akan membuat UMKM kita naik kelas,” jelasnya.
Dalam upaya tersebut, Pemkot Makassar juga mendorong generasi muda untuk berperan aktif membangun narasi historis dan mengemasnya dengan pendekatan kreatif. Appi menilai, anak muda Makassar punya daya adaptasi dan kreativitas tinggi dalam menghubungkan budaya lokal dengan strategi pemasaran modern.
Selain aspek branding, Pemkot Makassar juga memperkuat ekosistem pendukung UMKM. Melalui inkubator UMKM, berbagai produk khas Makassar telah dikembangkan untuk menjadi oleh-oleh unggulan kota. Inkubator ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi antara pelaku usaha, komunitas kreatif, dan pemerintah dalam menciptakan produk yang berdaya saing tinggi.
Sebagai bagian dari program penguatan sektor UMKM, Appi juga menginstruksikan agar Dinas Penanaman Modal dan PTSP serta Dinas Dukcapil membuka layanan langsung di kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif seperti Localistic Trade Fest. Langkah ini bertujuan mendekatkan pelayanan sekaligus memberikan edukasi administrasi dan legalitas bagi pelaku usaha kecil.
“Dengan begitu, setiap kegiatan ekonomi bukan hanya menjadi ajang pameran produk, tetapi juga wadah edukasi dan pelayanan masyarakat,” ujar Appi.
Pemerintah Kota Makassar menargetkan agar ke depan, setiap produk UMKM tidak hanya menjadi komoditas, tetapi juga simbol identitas Makassar yang merepresentasikan sejarah, cita rasa, dan semangat warganya.
“Tentu ini juga dengan dukungan generasi muda dan kolaborasi lintas sektor, Pemkot optimistis UMKM Makassar mampu menjadi tulang punggung ekonomi daerah sekaligus wajah baru ekonomi kreatif Indonesia Timur,” Pungkasnya.