
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar kembali mencatat prestasi penting di bidang kesehatan. Kota berjuluk Anging Mammiri ini resmi dinyatakan bebas frambusia dan menerima Sertifikat Eliminasi Frambusia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rabu (20/08).
Penyerahan dilakukan secara hybrid, di mana Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), mengikuti prosesi secara virtual dari Balai Kota Makassar. Dengan capaian ini, Makassar menjadi salah satu dari 89 kabupaten/kota di Indonesia yang berhasil terbebas dari penyakit menular tersebut.
Selain frambusia, Kemenkes RI juga menyerahkan penghargaan untuk 6 daerah yang berhasil eliminasi kusta serta 7 daerah yang berhasil eliminasi filariasis.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, dalam sambutannya menekankan bahwa capaian eliminasi penyakit menular tidak bisa dilakukan secara instan.
“Ini perjalanan panjang yang tidak bisa selesai dalam satu atau dua hari. Untuk masuk kategori eliminasi, harus dipastikan tidak ada penderita selama tiga tahun untuk orang dewasa dan lima tahun untuk anak-anak. Karena itu, capaian ini adalah bukti kerja keras dan perencanaan matang di tingkat daerah,” ujar Prof. Dante.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Nursaidah, menjelaskan bahwa frambusia adalah penyakit menular akibat bakteri Treponema pallidum, yang sering menyerang anak-anak dengan gejala khas pada kulit. Penyakit ini umumnya ditularkan akibat lingkungan dan pola hidup yang tidak higienis.
Menurutnya, Makassar berhasil meraih sertifikat ini setelah melalui dua tahun penilaian intensif. Selama periode tersebut, tidak ditemukan satu pun kasus frambusia di Makassar.
“Seluruh puskesmas rutin melaporkan hasil pemeriksaan melalui sistem pelaporan frambusia. Kami juga melakukan pemeriksaan di sekolah-sekolah, terutama di wilayah padat penduduk. Selain itu, dukungan lintas program dan lintas sektor berperan penting dalam menutup potensi penularan,” ungkapnya.
Sedangkan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Dinas Kesehatan, tenaga medis, serta masyarakat yang konsisten menjaga pola hidup bersih.
“Penghargaan ini adalah hasil kerja kolektif, bukan hanya pemerintah kota, tapi juga tenaga kesehatan hingga masyarakat yang disiplin menjaga kesehatan lingkungan. Ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus memperkuat layanan kesehatan di Makassar,” ujar Appi nama karibnya.
Ia menegaskan bahwa pencapaian bebas frambusia harus dijadikan momentum untuk memperluas program eliminasi penyakit menular lainnya, sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga kota.
Penghargaan dari Kemenkes RI ini bukan sekadar pengakuan administratif, tetapi menjadi penanda penting bahwa Makassar berada di jalur yang tepat dalam meningkatkan standar kesehatan publik. Ke depan, Pemkot Makassar menargetkan agar capaian eliminasi tidak hanya berhenti pada frambusia, tetapi juga diperluas pada penyakit menular lain yang masih menjadi tantangan.
Acara penyerahan sertifikat eliminasi turut dihadiri jajaran pimpinan tinggi madya dan pratama Kementerian Kesehatan, serta perwakilan World Health Organization (WHO) Indonesia, yang memberi apresiasi atas upaya sistematis pemerintah daerah.