Makassar Siapkan Rp4 Miliar per Lokasi untuk Bangun Dua Kawasan Urban Farming

6 hours ago 2
Makassar Siapkan Rp4 Miliar per Lokasi untuk Bangun Dua Kawasan Urban FarmingKepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, Aulia Arsyad (Dok: KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, Aulia Arsyad, menegaskan bahwa Pemerintah Kota Makassar menyiapkan anggaran sekitar Rp4 miliar perlokasi pembangunan di kawasan Urban Farming.

Diketahui, lokasi yang akan dibangun berada di Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, dan Barombong, Kecamatan Tamalate.

Kata Aulia, pembangunan yang menelan biaya sekitar Rp4 miliar, itu mencakup pembangunan infrastruktur dasar, fasilitas riset, serta dukungan teknologi modern.

Meski menggelontorkan dana besar, ia memastikan proyek ini tidak diarahkan untuk kepentingan komersial, melainkan untuk penguatan ketahanan pangan dan pengembangan riset pertanian perkotaan.

“Fokus kami ada pada riset dan inovasi, bukan keuntungan. Kawasan Urban Farming ini akan menjadi pusat pengembangan benih unggul dan teknologi pangan, bukan tempat jual beli hasil panen,” ujar Aulia, Rabu (22/10).

Ia menjelaskan, kawasan tersebut akan dikelola oleh tenaga profesional dari kalangan lulusan pertanian, peternakan, dan perikanan yang berfokus pada penelitian dan pengembangan benih. Mereka akan bekerja sama dengan petugas operasional yang bertugas merawat seluruh area pertanian terpadu.

Aulia menambahkan, hasil panen dari Urban Farming akan disalurkan ke Sentra Pangan Pemerintah Kota (SPPG) untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal. Selain itu, fasilitas cold storage yang dibangun juga dapat dimanfaatkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di sekitar lokasi sebagai tempat penyimpanan sementara hasil produksi sebelum didistribusikan.

“Cold storage ini bukan hanya untuk Urban Farming, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh KWT agar rantai pasok produk pertanian tetap efisien dan terkendali,” jelasnya.

Pemkot juga berencana mengintegrasikan hasil produksi hortikultura dari KWT ke sistem Mal Pelayanan Publik Digital (MPPD), sehingga pemasaran hasil pertanian menjadi lebih cepat dan transparan.

“Ke depan, produk dari KWT akan kami sinkronkan dengan kebutuhan pasar daerah. Misalnya, kalau di Biringkanaya menanam wortel, hasilnya bisa langsung disalurkan ke SPPD yang membutuhkan,” imbuhnya.

Lebih jauh, Aulia mengungkapkan bahwa proyek Urban Farming ini bersifat lintas sektor, dengan melibatkan sedikitnya lima Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memastikan tata kelola yang terintegrasi.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan menangani aspek pengelolaan sampah dan kompos, sementara Dinas Ketahanan Pangan bertanggung jawab pada pembangunan cold storage. Dinas Pekerjaan Umum (PU) akan mengerjakan infrastruktur seperti jalan, drainase, dan penerapan beton berpori sesuai arahan Wali Kota agar kawasan tetap ramah lingkungan.

Sementara Dinas Perhubungan (Dishub) ditugaskan mengatur sistem instalasi listrik dan penerapan solar panel untuk mendukung konsep energi hijau yang menjadi ciri khas kawasan ini.

“Untuk memperkuat tata kelola lintas sektor, kami akan menyiapkan SK Wali Kota tentang keterlibatan OPD dalam pengembangan Urban Farming agar setiap instansi punya tanggung jawab yang jelas,” ujar Aulia.

Selain fokus pada riset dan produksi pangan, dua lokasi Urban Farming itu juga dirancang menjadi pusat edukasi dan wisata pertanian modern. Nantinya, masyarakat bisa belajar tentang sistem green house, pengelolaan limbah menjadi pupuk organik, serta inovasi maggot sebagai pengurai sampah.

“Harapannya, Urban Farming Sudiang dan Barombong menjadi sarana belajar sekaligus destinasi wisata pertanian yang inspiratif. Pengunjung bisa melihat langsung teknologi pertanian modern yang ramah lingkungan,” kata Aulia.

Dengan dukungan lintas sektor dan anggaran yang terukur, proyek Urban Farming Sudiang dan Barombong ditargetkan mulai dikerjakan pada tahun 2026, setelah pembahasan APBD Pokok 2026 rampung.

Aulia optimistis, jika program ini berjalan sesuai rencana, Makassar akan memiliki dua kawasan percontohan yang bukan hanya memperkuat kemandirian pangan, tetapi juga menjadi ikon pertanian modern perkotaan di Indonesia Timur.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news