
KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar menyiapkan dua titik strategis sebagai kawasan percontohan Urban Farming, masing-masing di Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, dan Barombong, Kecamatan Tamalate.
Kedua lokasi ini akan dikembangkan sebagai pusat kolaborasi pertanian modern yang mengintegrasikan berbagai sektor pangan, lingkungan, hingga energi terbarukan.
Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, Aulia Arsyad, menjelaskan bahwa proyek Urban Farming tersebut menjadi langkah awal Pemkot dalam membangun sistem pertanian perkotaan berkelanjutan. Konsep ini dirancang secara lintas sektor dengan melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar setiap unsur pengelolaan dapat saling mendukung.
“Lokasi Urban Farming ini ada dua, di Sudiang dan Barombong. Di dua lokasi itu nanti akan terintegrasi seluruh sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga pengelolaan sampah,” ujar Aulia, Rabu (22/10).
Aulia menyebutkan, sedikitnya lima OPD akan terlibat aktif dalam proyek ini. Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Ketahanan Pangan menjadi dua di antaranya dengan tanggung jawab utama dalam pengelolaan sampah serta penyediaan cold storage sebagai fasilitas penyimpanan hasil panen.
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum akan menangani infrastruktur dasar seperti jalan, drainase, dan penerapan beton berpori sesuai instruksi Wali Kota agar penyerapan air hujan lebih optimal. Di sisi lain, Dinas Perhubungan akan mengatur instalasi listrik dan mendukung penggunaan solar panel sebagai energi ramah lingkungan.
“Untuk memperkuat tata kelola lintas sektor, kami akan menyiapkan SK Wali Kota tentang keterlibatan OPD dalam pengembangan Urban Farming,” jelasnya.
Selain aspek produksi pangan, Aulia menegaskan bahwa Urban Farming di Sudiang dan Barombong juga diarahkan menjadi pusat edukasi dan wisata pertanian modern. Masyarakat nantinya bisa belajar langsung tentang sistem budidaya berbasis green house, pemanfaatan limbah menjadi kompos, hingga inovasi teknologi pertanian perkotaan.
“Harapannya, lokasi ini bisa menjadi sarana belajar sekaligus destinasi wisata pertanian. Pengunjung bisa memahami cara bercocok tanam modern, mengelola pupuk organik, hingga sistem maggot sebagai pengurai sampah,” tambahnya.
Kedua lokasi yang akan dibangun merupakan aset resmi Pemerintah Kota Makassar. Meski luas lahannya tidak besar, fasilitas di dalamnya dirancang lengkap dengan rumah jamur, rumah maggot, serta area riset benih unggul. Aulia menyebut, proyek ini dijadwalkan mulai dikerjakan pada tahun 2026 setelah pembahasan anggaran rampung dalam APBD pokok 2026.
“Pelaksanaannya dimulai tahun depan. Saat ini kami sedang mematangkan pembahasan anggaran agar semua tertata dengan baik,” pungkasnya.