KabarMakassar.com — Memiliki teman tidak hanya menambah keceriaan dalam hidup, namun juga memberikan makna yang lebih dalam terhadap perjalanan kehidupan seseorang.
Kehidupan akan terasa lebih menyenangkan ketika dijalani bersama orang-orang yang peduli dan mendukung.
Lingkungan pertemanan yang sehat mampu mendorong seseorang menjadi versi terbaik dari dirinya. Saat berada di tengah orang-orang yang positif, kamu pun akan lebih termotivasi untuk berkembang secara emosional dan mental.
Teman yang baik acap kali menjadi cermin dalam memandang kehidupan. Mereka mampu memberikan perspektif baru, sekaligus membantu melihat sisi lain dari sebuah peristiwa yang mungkin luput dari pandangan kita sendiri.
Di saat menghadapi kesulitan, kehadiran teman dapat menjadi penguat yang membuat segalanya terasa lebih ringan. Dukungan emosional dari mereka juga mampu memberi rasa aman dan membuat kita merasa tidak sendirian.
Lebih dari itu, hubungan pertemanan yang sehat turut membantu seseorang untuk lebih mengenal dan menghargai dirinya sendiri. Pengakuan serta penerimaan dari teman dapat memperkuat rasa percaya diri.
Bukan hal yang mengherankan jika memiliki banyak teman berdampak positif terhadap kesejahteraan secara menyeluruh. Interaksi sosial yang hangat juga bermakna terbukti mampu menurunkan stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Pada akhirnya, teman bukan hanya tempat berbagi tawa, namun juga bagian penting dari proses pendewasaan dan penyembuhan diri. Mereka hadir bukan untuk menyelesaikan masalah, akan tetapi untuk menemani kita menghadapinya.
Berdasarkan Klikdokter yang menjadi mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memiliki banyak teman mempunyai berbagai manfaat kesehatan, diantaranya adalah:
1. Mengurangi stres
Berbagai penelitian menunjukkan jika hubungan pertemanan memiliki peran penting untuk menurunkan tingkat stres seseorang. Kehadiran dari teman-teman dekat ternyata lebih dari sekadar dukungan emosional.
Interaksi sosial yang hangat mampu menciptakan rasa nyaman dan aman, sehingga beban pikiran terasa lebih ringan. Dalam situasi penuh tekanan, teman dapat menjadi tempat berbagi cerita dan pelipur lara.
Dari sisi ilmiah, pertemanan berdampak langsung terhadap respons tubuh terhadap stres. Saat seseorang merasa didukung secara emosional, tubuhnya cenderung lebih tenang dalam menghadapi tekanan hidup.
Salah satu cara kerja hubungan pertemanan dalam mengurangi stres ialah dengan menurunkan kadar hormon kortisol. Hormon ini sendiri dikenal sebagai pemicu stres, dan kehadiran teman dapat membantu menguranginya secara alami.
Dengan kata lain, menjalin serta merawat pertemanan yang sehat bukan hanya baik secara sosial, tapi juga penting bagi keseimbangan psikologis dan fisik seseorang.
2. Tingkatkan kekebalan tubuh
Sejumlah studi mengungkapkan bahwa mempunyai teman tidak hanya bermanfaat secara emosional, namun juga berpengaruh positif terhadap respons tubuh dalam situasi tertentu.
Tubuh seseorang yang memiliki dukungan sosial cenderung merespons lebih baik ketika menghadapi kondisi khusus.
Kehadiran teman terbukti dapat membantu sistem tubuh bekerja secara lebih optimal, terutama saat berada dalam tekanan atau ketika sedang sakit.
Hal tersebut turut berkontribusi dalam menurunkan risiko terkena penyakit tertentu. Dukungan emosional dari teman memberikan rasa tenang juga nyaman yang mampu memengaruhi proses biologis dalam tubuh.
Rasa aman tersebut mampu memperkuat sistem imun dan mempercepat pemulihan.
Sebagai contoh, ketika seseorang menjalani masa sakit, keberadaan teman di sekitarnya dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Efek psikologis yang positif tersebut berperan besar dalam meningkatkan kesehatan.
3. Menjaga ketajaman pikiran
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry menunjukkan jika menjalin hubungan pertemanan dapat memberikan pengaruh positif terhadap fungsi kognitif seseorang.
Kemampuan otak dalam menerima, menyimpan, dan mengolah informasi cenderung lebih baik pada individu yang memiliki interaksi sosial yang aktif.
Hubungan sosial yang sehat diyakini dapat merangsang kerja otak secara alami. Saat seseorang terlibat dalam percakapan atau aktivitas bersama teman, maka otaknya dilatih untuk terus berpikir, merespons, dan mengingat berbagai informasi yang dibicarakan atau dialami bersama.
Interaksi seperti ini menjadi semacam latihan mental yang kemudian terus berlanjut. Tidak hanya menjaga ketajaman berpikir, pertemanan juga dapat membantu menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang, terutama di usia lanjut.
Sebaliknya, studi tersebut juga mengungkap bahwa orang tua yang hidup dalam kesendirian atau kurang berinteraksi sosial mempunyai kemungkinan lebih besar mengalami penurunan fungsi otak.
Kesepian yang berkepanjangan bisa memicu kerentanan terhadap gangguan kognitif. Salah satu risiko utama dari kondisi tersebut yakni demensia, sebuah gangguan yang memengaruhi ingatan, kemampuan berpikir, dan perilaku.
Oleh karena itu, membangun dan menjaga hubungan sosial menjadi bagian penting dari upaya menjaga kesehatan otak, khususnya di usia lanjut.
4. Perpanjang harapan hidup
Menjalin hubungan pertemanan yang baik dipercaya memiliki manfaat besar untuk kesehatan, termasuk juga dalam hal memperpanjang usia. Kehidupan sosial yang hangat dan suportif mampu memberikan dampak positif secara keseluruhan terhadap kesejahteraan individu.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Medicine menunjukkan jika individu dengan jaringan pertemanan yang kuat memiliki kemungkinan hidup lebih lama dibandingkan mereka yang kurang memiliki relasi sosial.
Hubungan sosial yang stabil dipercaya dapat mengurangi tekanan psikologis, memperbaiki suasana hati, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Faktor-faktor inilah yang kemudian turut berkontribusi pada peningkatan harapan hidup.
Sebaliknya, isolasi sosial atau kurangnya koneksi pertemanan bisa berdampak negatif pada kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Oleh sebab itu, menjaga hubungan dengan teman bukan hanya penting secara emosional, tetapi juga berdampak signifikan pada umur panjang.