Menanti Sinyal DPP Golkar: 3 Kandidat Kuat Siap Bertarung di Musda Sulsel 2025

1 month ago 23
 3 Kandidat Kuat Siap Bertarung di Musda Sulsel 2025Taufan Pawe (Kiri), Ilham Arief Sirajuddin (tengah), dan Munafri Arifuddin (Kanan), (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menjadi penentu utama arah kontestasi politik menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Golkar Sulawesi Selatan 2025.

Tiga nama kandidat yang telah mengerucut, yakni Taufan Pawe (petahana), Munafri Arifuddin (Ketua DPD II Makassar), dan Ilham Arief Sirajuddin (tokoh senior Golkar), masih menunggu kepastian arah dukungan dari pusat.

Meski ketiganya sudah melakukan konsolidasi politik yang intens dan disebut-sebut berada di jalur yang sama dalam membangun komunikasi dengan elite partai, namun DPP hingga kini belum mengeluarkan sinyal dukungan yang jelas.

Hal ini memunculkan beragam spekulasi politik menjelang Musda yang diperkirakan akan digelar paling lambat akhir tahun ini.

“Sejauh ini DPP belum menunjukkan keberpihakan ke salah satu calon. Mereka semua sudah bertemu Ketua Umum Bahlil Lahadalia, bahkan berpose bersama tokoh-tokoh senior Golkar seperti Nurdin Halid dan Jusuf Kalla, tapi belum ada kode resmi siapa yang akan diunggulkan,” kata Pengamat Politik Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma, Senin (28/07).

Menurut Sukri, sikap DPP yang masih menahan diri bisa diartikan sebagai strategi menjaga keseimbangan internal partai. Pasalnya, ketiga kandidat yang mencuat dianggap memiliki kapasitas dan kekuatan politik yang seimbang.

“Bisa saja DPP memang membiarkan mereka bertarung secara terbuka, karena menilai bahwa ketiganya layak dan tidak perlu intervensi langsung. Ini bisa jadi pertarungan internal yang sehat jika dikelola dengan baik,” ungkapnya.

Namun demikian, ia juga tak menutup kemungkinan bahwa DPP tengah menimbang aspek lain sebelum memberi restu, termasuk kesiapan figur membawa kembali kejayaan Golkar di parlemen dan menghadapi agenda politik strategis seperti Pemilihan Gubernur Sulsel 2029.

“Yang terpilih nanti bukan hanya akan memimpin partai, tapi harus mampu memulihkan dominasi Golkar di DPRD Sulsel. Kita tahu, Golkar kehilangan kursi ketua DPRD yang kini dipegang Nasdem. Maka, DPP tentu akan sangat berhitung,” tegasnya.

Lebih jauh, Sukri memetakan tiga opsi strategi yang bisa diambil DPP. Pertama, mempertahankan Taufan Pawe sebagai petahana yang dinilai sukses dalam konsolidasi.

Kedua, memberikan ruang kepada Ilham Arief Sirajuddin, tokoh senior yang pernah menjadi Ketua DPD I dan kini kembali aktif di Golkar setelah sempat pindah partai. Ketiga, mendukung Munafri Arifuddin sebagai representasi kader muda dan semangat pembaruan.

“Ini pilihan DPP, mempertahankan pengalaman, memberi ruang kepada senior, atau mendukung regenerasi. Semua skenario politik terbuka. Politik tidak bicara soal masa lalu saja, tapi soal momentum dan kalkulasi masa depan,” ujar Dekan FISIP Unhas ini.

Sukri juga menyinggung bahwa dinamika ini tak bisa dilepaskan dari bayang-bayang Pilgub 2029. Ia mencontohkan bagaimana tokoh-tokoh nasional bisa melonjak dalam waktu singkat, menyiratkan bahwa siapa pun Ketua DPD I terpilih bisa menjadi kuda hitam di Pilgub mendatang.

“Jangankan satu periode, bahkan setengah periode saja bisa jadi batu loncatan ke panggung nasional. Semua tergantung strategi politik dan dukungan institusi partai,” katanya.

Meski demikian, Sukri menggarisbawahi bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan DPP.

“Kita hanya bisa menebak-nebak. Tapi pada akhirnya, siapa yang lebih sreg di mata DPP-lah yang akan memimpin. Masing-masing kandidat punya kekuatan. Tapi restu DPP tetap menjadi kunci utama,” pungkasnya.

Dengan ketegangan politik yang mulai terasa, Musda Golkar Sulsel 2025 diprediksi akan menjadi pertarungan kader elite dengan implikasi luas terhadap peta politik Sulsel. Kini, semua mata tertuju pada DPP, apakah akan memberi arah, atau membiarkan dinamika lokal berjalan secara alamiah?

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news