Menuju Adipura, Makassar Genjot Kebersihan dan Tata Lingkungan dari Hulu ke Hilir

1 day ago 6
Menuju Adipura, Makassar Genjot Kebersihan dan Tata Lingkungan dari Hulu ke HilirRakor Teknis bersama seluruh jajaran SKPD dan Kepala Pusdal LH SUMA, (Dok: Ist).

KabarMakassar.com — Pemerintah Kota Makassar terus memperkuat komitmen dalam pengelolaan kebersihan dan tata lingkungan secara menyeluruh, sebagai bagian dari upaya serius meraih penghargaan Adipura.

Diketahui, penghargaan Adipura 2025 kepada kota-kota di Indonesia yang memiliki tingkat kebersihan tinggi, bakal diumumkan pada Hari Peduli Sampah Nasional, pada Februari 2026.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, menegaskan bahwa penghargaan Adipura bukan lagi sekadar target simbolik, melainkan ukuran nyata keberhasilan tata kelola lingkungan kota.

Hal tersebut disampaikan Appi saat memimpin Rapat Koordinasi Teknis bersama seluruh jajaran SKPD dan Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi-Maluku (Pusdal LH SUMA), Dr. Azri Rasul, di Kantor Balai Kota Makassar, Jumat (01/08).

“Adipura bukan hanya seremoni atau formalitas laporan. Ini adalah pembuktian konkret bahwa Makassar adalah kota yang bersih, sehat, dan tertata. Maka, kita harus meninggalkan ego sektoral dan bekerja sebagai satu kesatuan,” tegas Appi.

Appi mengungkapkan bahwa saat ini Kota Makassar sudah masuk dalam radar pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menjadi tahapan awal menuju penilaian Adipura. Ia meminta seluruh SKPD, camat, lurah hingga RT dan RW untuk bersinergi menjaga kebersihan lingkungan secara kolektif.

“Pengelolaan lingkungan bukan hanya urusan DLH. Ini tugas bersama. Dari kepala dinas sampai RT, semua harus punya peran. Kalau kita kompak, insya Allah Makassar bisa kembali jadi kota Adipura,” tambahnya.

Sebagai langkah nyata, Pemkot Makassar meluncurkan sejumlah program lingkungan berbasis masyarakat. Salah satunya adalah target pembuatan 100.000 lubang biopori di seluruh wilayah kota, mulai dari jalur utama hingga ke pemukiman warga.

“Setiap RT wajib membuat biopori, memiliki Eco Enzyme, unit proses, dan budidaya maggot untuk mengolah sampah organik. Ini bagian dari ekosistem besar pengelolaan lingkungan dari sumbernya,” terang Munafri.

Para penyapu jalan juga akan dilibatkan dalam pemeliharaan biopori, terutama di jalur-jalur utama kota yang menjadi wajah Makassar di mata publik dan tim penilai nasional.

Di sisi lain, Pemkot juga mendorong pertumbuhan bank sampah dan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) di seluruh kecamatan. Appi berharap kehadiran fasilitas ini dapat mempercepat proses daur ulang sampah, mengurangi volume ke TPA, dan meningkatkan partisipasi masyarakat.

“Kalau kita mau bersih dan berdaya, sistem pengelolaan sampah harus berbasis masyarakat dan ekonomi sirkular. Ini bukan pekerjaan satu malam, tapi harus dimulai sekarang,” ujarnya.

Untuk mendukung citra kota bersih dan ramah lingkungan, Pemkot Makassar juga mulai menata ulang sejumlah taman kota melalui skema kerja sama pihak ketiga. Beberapa lokasi taman telah dalam tahap finalisasi kesepakatan kerja sama dan direncanakan mulai didesain tahun ini.

Selain itu, Appi juga menegaskan perlunya perubahan cara pandang terhadap fasilitas pedestrian. Ia menyebut bahwa ke depan, bukan lagi pejalan kaki yang harus mengikuti kendaraan, tetapi kendaraanlah yang menyesuaikan dengan hak pejalan kaki.

Appi menekankan pentingnya pengawasan berlapis dan tanggung jawab kolektif. Tidak boleh ada lagi saling lempar tanggung jawab antarorganisasi atau wilayah.

“Kebersihan kota bukan hanya tugas DLH atau Wali Kota. Ini adalah tanggung jawab kita semua. Kalau komitmen ini dijaga, saya yakin Makassar bisa membuktikan diri sebagai kota yang layak menerima Adipura,” tutupnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news