Muchlis Ungkap DPRD Makassar Tengah Bahas Perda LGBT

3 weeks ago 28
Muchlis Ungkap DPRD Makassar Tengah Bahas Perda LGBT Anggota Komisi D DPRD Makassar, Muchlis Misbah, (Dok: Sinta KabarMakassar).

KabarMakassar.com — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar dikabarkan tengah menyiapkan rancangan peraturan daerah (Perda) yang akan menyoroti persoalan LGBT dan penguatan nilai moral di masyarakat.

Diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar mencatat 454 kasus positif Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sepanjang Januari hingga Juni 2025. Angka ini muncul dari hasil tracing terhadap 23.311 orang.

Anggota Komisi D DPRD Makassar, Muchlis Misbah, mengungkapkan bahwa rancangan Perda tersebut saat ini masih dalam tahap konseptual dan akan dikaji lebih mendalam sebelum diajukan secara resmi ke pemerintah kota.

“Setelah melakukan pembahasan Komisi D bersama dengan DPPPA juga Dinkes Kota Makassar dan melihat data yang ada Perda ini perlu untuk dibentuk,” ujarnya, Senin (27/10).

Meski belum masuk tahap pembahasan resmi, Muchlis menegaskan bahwa inisiatif ini akan diusulkan melalui Komisi D pada tahun 2026 mendatang. Ia menilai, fenomena sosial seperti LGBT perlu mendapatkan perhatian khusus karena berkaitan langsung dengan penurunan moralitas dan perubahan perilaku generasi muda.

“Baru mau diusulkan 2026, kita sangat fokus soal ini, karena dari jumlah HIV itu banyak sesama jenis,” singkatnya.

Menurutnya, meningkatnya angka kasus HIV di Makassar serta munculnya perilaku sosial yang dinilai menyimpang menunjukkan bahwa pembangunan karakter belum berjalan optimal.

DPRD, kata dia, memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan regulasi yang bisa menjadi payung hukum bagi pembinaan moral dan pengawasan sosial di tingkat daerah.

“Kita lihat sendiri, data menunjukkan kasus HIV di Makassar sudah cukup tinggi. Itu menunjukkan adanya betapa seriusnya harus dilakukan penguatan moral anak muda sekarang. Karena itu, kami ingin menghadirkan kebijakan yang tidak hanya bersifat reaktif, tapi juga edukatif dan pembinaan sejak dini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Politisi Hanura itu juga menyinggung bahwa kebijakan pendidikan di Makassar perlu memperkuat pelajaran moral dan agama di sekolah-sekolah. Ia menilai, pendidikan karakter menjadi benteng utama menghadapi tantangan arus globalisasi yang semakin terbuka dan memengaruhi perilaku generasi muda.

“Pendidikan agama dan moral harus jadi fokus utama kita. Keberhasilan pendidikan bukan diukur dari berapa banyak bahasa yang dikuasai siswa, tapi dari seberapa kuat nilai-nilai moral yang mereka pegang dalam kehidupan sehari-hari,” Pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, mengungkapkan mayoritas kasus baru ditemukan pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL).

“Kalau melihat dari kondisi, memang terjadi kenaikan. Utamanya dengan lelaki suka lelaki. Rata-rata itu,” kata Nursaidah saat ditemui di Hotel Vasaka, Senin (22/09).

Data Dinkes menunjukkan tren kasus HIV/AIDS di Makassar cenderung fluktuatif. Pada 2023, dari 57.690 orang yang diperiksa, terdapat 1.015 kasus positif. Setahun berikutnya, 2024, angka kasus menurun menjadi 925 dari 48.139 orang yang di-tracing.

Sementara pada paruh pertama 2025, 454 kasus sudah ditemukan. Nursaidah menyebutkan sebaran kasus tidak lagi terpusat, melainkan sudah muncul di sejumlah kecamatan di Makassar.

“Beberapa kecamatan sudah ada penderita,” jelasnya

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news