Musim Hujan Awal Oktober, BPBD Sulsel Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor

1 month ago 25
Musim Hujan Awal Oktober, BPBD Sulsel Peringatkan Potensi Banjir dan LongsorKepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulsel, Amson Padolo (Dok : Ist).

KabarMakassar.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan mengimbau seluruh elemen masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan yang diprediksi mulai terjadi pada awal Oktober.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulsel, Amson Padolo, menyampaikan peringatan ini usai rilis dari BMKG mengenai prediksi cuaca di wilayah Sulsel.

“Rilis dari BMKG terkait prediksi musim hujan di Provinsi Sulawesi Selatan di mana diprediksi pada awal Oktober itu sebagian besar seluruh Makassar dan beberapa kabupaten sudah masuk musim hujan,” ucap Amson, Sabtu (27/09).

Musim hujan diperkirakan berlangsung cukup panjang, bahkan hingga bulan April 2026. BPBD mengingatkan bahwa sebagian besar wilayah masih berpotensi menerima hujan intensitas tinggi.

“Dan ini musim hujan yang diprediksi sampai di bulan April ya, di mana masih ada 42 persen wilayah Sulawesi Selatan yang masih masuk musim hujan, dan diprediksi bahwa ada daerah tertentu yang di atas normal. Di atas normal itu ada beberapa kabupaten kota dan sebagian besar dalam curah yang normal,” katanya

Meski curah hujan dikategorikan normal, risiko bencana tetap tinggi. Amson meminta semua pihak bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi saat musim hujan.

“Walaupun demikian kita menuntut pemangku kepentingan dalam hal ini seluruh pemerintah kabupaten kota, masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan antisipatif, kesiapsiagaan terkait karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa terkadang apabila masuk musim hujan beberapa kabupaten kota mengalami bencana hidrometrologi,” tuturnya.

Amson menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Penanganan kebencanaan dianggap sebagai tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi menyeluruh.

“Jadi kita berharap kesiapsiagaan pemerintah kabupaten kota dalam hal ini semua pemangku kebijakan karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa terkait dengan penanganan kebencanaan itu bersifat urusan bersama dan pentahelix. Jadi dibutuhkan keterpaduan dari semua lapisan pemangku kepentingan. Jadi kita berharap kesiapsiagaan yang dilakukan membentuk posko-posko kedaruratan apabila diprediksi ada peningkatan eskalasi curah hujan,” jelas Amson.

Sektor pertanian menjadi perhatian khusus karena berkaitan langsung dengan penghidupan masyarakat. Perubahan waktu tanam perlu dipertimbangkan agar petani tidak merugi akibat cuaca ekstrem. Sementara itu, sektor kesehatan juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi penyebaran penyakit yang meningkat saat musim hujan dan kelembapan tinggi.

“Dan ini penting untuk khususnya beberapa sektor seperti di sektor pertanian di mana perlunya kita menyesuaikan waktu tanam yang lebih awal. Demikian juga mungkin perlu antisipasi terkait adanya penyakit akibat tingginya curah hujan dan kelembapan, perlunya juga di bidang kesehatan teman-teman para medis untuk mengantisipasi kemungkinan sumber penyakit, serta khusus terkait dengan kebencanaan perlu mitigasi terukur dalam mengurangi terjadinya banjir dan longsor yang biasa menyertai apabila musim hujan terjadi,” paparnya

Amson kembali mengingatkan bahwa meskipun curah hujan diprediksi normal, bencana tetap bisa terjadi. Oleh karena itu, kewaspadaan tetap harus dijaga oleh seluruh masyarakat dan instansi terkait. Beberapa daerah, disebutnya, sudah menyiapkan langkah-langkah antisipatif, termasuk lokasi evakuasi dan stok logistik di daerah rawan bencana.

“Teman-teman juga sudah mengantisipasi beberapa lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk evakuasi apabila ada daerah yang terdampak. Penyiapan-penyiapan buffer stock dan lumbung-lumbung pangan di daerah-daerah tertentu. Dan kita berharap juga antisipasi dari bidang infrastruktur untuk menyiapkan peralatan dalam mengantisipasi terjadinya longsor serta terkait dengan bagaimana pembersihan-pembersihan drainase dan aliran-aliran sungai yang dapat menimbulkan banjir,” ujar Amson.

Lebih jauh, dia juga mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana agar bersiap melakukan evakuasi bila diperlukan, termasuk melindungi dokumen dan barang berharga. Amson memastikan BPBD telah melakukan persiapan menyeluruh, termasuk pendirian posko-posko darurat di seluruh lokasi rawan bencana.

“Jadi kita juga berharap di daerah-daerah yang selama ini masuk dalam peta bencana untuk melakukan mengantisipasi masyarakat sehingga ada kewaspadaan apakah itu di dalam mobilisasi warga atau terkait dengan harta benda untuk melakukan pengamanan-pengamanan dokumen sehingga apabila terjadi yang tidak kita inginkan itu, kita mengurangi dampak kepada masyarakat,” pungkasnya.

Navigasi pos

Read Entire Article
Jogja News Jogja Politan Jogja Ball Jogja Otote Klik News Makassar news