
KabarMakassar.com – Pemerintah Kota Makassar terus memperluas akses pendidikan vokasi, tidak hanya bagi masyarakat perkotaan, tetapi juga bagi warga kepulauan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin alias Appi, menegaskan komitmen tersebut saat menghadiri pembukaan Smart Project Based Learning (PBL) dan Pelatihan Berbasis Kompetensi yang digelar Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar, di Aula Syekh Yusuf, Senin (15/09).
Kegiatan ini, kata Appi, menjadi momentum penting memperkuat sinergi antara pemerintah kota, lembaga pelatihan, dan masyarakat dalam menyiapkan generasi muda yang terampil dan siap kerja.
Kepala BBPVP Makassar, La Ode Haji Polondu, menyambut langsung kehadiran Wali Kota dan jajaran SKPD, sekaligus menegaskan bahwa dukungan pemerintah kota adalah pengakuan resmi bahwa para peserta pelatihan layak menatap masa depan dengan percaya diri.
Appi menekankan bahwa vokasi merupakan jawaban nyata atas beban besar urbanisasi di Makassar.
“Kota Makassar adalah kota besar dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional. Tapi ini juga berarti beban yang lebih besar, terutama dalam penyediaan lapangan kerja. Pelatihan vokasi seperti ini adalah jawaban konkret agar masyarakat punya peluang kerja yang layak,” ujarnya.
Appi juga menjelaskan bahwa Pemkot Makassar memberi perhatian khusus pada pengembangan generasi muda melalui program unggulan Munafri-Aliyah, Makassar Creative Hub (MCH). Program ini dirancang sebagai pelengkap pendidikan formal dengan memberikan keterampilan spesifik sesuai kebutuhan industri.
“Di sekolah dan kampus, ilmu yang didapat masih bersifat umum. Di Makassar Creative Hub, anak-anak kita dibekali keterampilan spesifik sesuai kebutuhan industri. Ini yang membuat mereka bisa langsung siap kerja,” tegasnya.
Lebih jauh, Wali Kota menyoroti kesenjangan akses pelatihan antara daratan dan kepulauan. Ia mengapresiasi inisiatif BBPVP yang menghadirkan pelatihan vokasi langsung ke pulau-pulau, sehingga masyarakat pesisir tidak lagi harus berjuang menempuh jarak jauh ke kota.
“Saya tahu betul bagaimana tantangan saudara-saudara kita di pulau. Jarak tempuh bisa lebih dari satu jam, ditambah ombak tinggi musim barat dan timur yang mencapai 3–4 meter. Itu sering menyulitkan mereka untuk ikut pelatihan di darat,” jelasnya.
Menurut Appi, mendekatkan pelatihan ke pulau adalah bentuk kepedulian nyata pemerintah untuk menghadirkan pemerataan kesempatan.
“Mereka cukup menunggu di sana, pelatihan yang datang menghampiri. Artinya, pemerintah benar-benar hadir untuk memastikan semua warga, tanpa terkecuali, bisa menikmati hak yang sama dalam mengembangkan diri,” tambahnya.
Ia menutup sambutannya dengan sebuah perumpamaan. Program vokasi BBPVP dan MCH ibarat kail yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.
“Pemerintah tidak lagi memberi ikan, tapi memberikan kail sebagai bekal keterampilan agar masyarakat bisa mencari penghidupan sendiri. Dengan begitu, mereka mampu menyejahterakan keluarga, menggerakkan roda ekonomi, dan berkontribusi bagi pembangunan kota,” tutup Appi.