KabarMakassar.com — Penyakit Lyme merupakan infeksi bakteri yang ditularkan oleh gigitan kutu pada manusia. Bakteri tersebut secara khusus disebarkan oleh kutu berkaki hitam yang dikenal dengan nama ilmiah yakni Ixodes scapularis.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut bisa menyerang berbagai sistem dalam tubuh, mencakup sistem saraf, otot dan sendi, otak, serta jantung.
Keragaman organ yang dapat terdampak membuat gejala penyakit Lyme sering kali mirip dengan penyakit lain, sehingga diagnosisnya pun menjadi menantang.
Melansir Hellosehat, terdapat sejumlah jenis bakteri dari genus Borrelia yang bertanggung jawab atas penyakit Lyme. Setidaknya, terdapat empat jenis utama yang diketahui sebagai penyebab infeksi ini, yaitu Borrelia burgdorferi, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii.
Di Asia, dua jenis bakteri yang paling sering dikaitkan dengan penyakit Lyme yakni Borrelia afzelii dan Borrelia garinii. Kedua jenis tersebut menjadi penyebab utama kasus Lyme yang ditemukan di wilayah tersebut.
Walau begitu, penyakit Lyme lebih umum ditemukan di daerah-daerah yang menjadi habitat kutu, contohnya Inggris, beberapa bagian Eropa, dan wilayah Amerika Utara. Kutu sebagai vektor utama amat menentukan penyebaran penyakit ini.
Penyakit ini mampu menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, baik itu pria maupun wanita. Selain itu, usia juga bukan menjadi faktor pembatas, karena seluruh kelompok umur berisiko terinfeksi.
Oleh sebab itu, pemahaman tentang penyebaran, gejala, juga jenis bakteri penyebab amat penting untuk mendukung deteksi dini dan pengobatan yang tepat terhadap penyakit Lyme.
Penyebab Lyme
Penyakit Lyme disebabkan karena gigitan kutu yang biasanya ditemukan di area tubuh yang sulit terlihat, misalnya lipatan paha, ketiak, dan kulit kepala.
Ketika kutu menghisap darah manusia, bakteri penyebab penyakit ini dapat berpindah dari kutu ke tubuh manusia.
Risiko penularan meningkat apabila kutu menempel pada kulit selama 36 hingga 48 jam.
Namun, hingga saat ini belum ada bukti jika penyakit ini dapat menular secara langsung dari manusia ke manusia melalui kontak fisik seperti bersentuhan, berciuman, atau bahkan berhubungan seksual.
Para ahli menemukan bahwa bakteri penyebab Lyme mampu bertahan dalam darah yang didonorkan. Oleh sebab itu, orang yang sedang terinfeksi penyakit Lyme disarankan agar tidak melakukan donor darah demi menghindari risiko penularan.
Selain melalui gigitan kutu, penyakit Lyme juga bisa menular melalui konsumsi daging yang terkontaminasi bakteri serta dari ibu hamil kepada janin yang ada di dalam kandungan.
Meskipun kejadian ini tergolong langka, ada beberapa laporan kasus bayi lahir mati yang disebabkan oleh infeksi Lyme.
Penyakit ini juga mampu menyerang hewan peliharaan, meskipun sampai saat ini tidak ditemukan bukti bahwa infeksi Lyme dapat menular dari hewan ke manusia. Akan tetapi, hewan peliharaan tetap memiliki potensi membawa kutu ke lingkungan rumah.
Oleh sebab itu, penting untuk memeriksa dan menjaga kebersihan hewan peliharaan agar tidak membawa kutu yang mampu meningkatkan risiko penularan penyakit Lyme di lingkungan keluarga.
Pencegahan penyakit Lyme
Apabila kamu berencana beraktivitas di daerah dengan populasi kutu yang tinggi, maka terdapat sejumlah langkah pencegahan yang penting untuk dilakukan agar terhindar dari penyakit Lyme.
1. Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang, serta sepatu tertutup ketika berada di area berumput atau hutan.
Disarankan agar menghindari berjalan langsung di atas kayu atau semak-semak, terutama saat melakukan aktivitas hiking.
2. Gunakan losion anti nyamuk yang mengandung bahan aktif DEET dengan konsentrasi minimal 20 persen.
Penggunaan losion tersebut efektif untuk mengusir kutu serta serangga lain selama berada di luar ruangan.
3. Setelah selesai beraktivitas dan kembali ke dalam ruangan, maka kamu harus segera mandi untuk membersihkan kulit dari kemungkinan kutu yang masih menempel. Dengan mandi secepat mungkin maka mampu mengurangi risiko bakteri berpindah ke tubuh.
4. Bagi kamu yang memiliki taman di rumah, pastikan secara rutin memotong rumput agar tidak menjadi terlalu panjang. Selain itu, bersihkan dedaunan juga semak-semak yang dapat menjadi tempat persembunyian kutu.
Walau berbagai langkah pencegahan dapat dilakukan, cara paling efektif dalam menghindari penyakit Lyme adalah dengan menjauh dari habitat utama kutu berkaki hitam. Wilayah seperti hutan lebat dan area rumput tinggi amat berpotensi menjadi sarang kutu.
Jika kamu memelihara hewan peliharaan, maka batasi waktu mereka bermain di semak-semak atau area yang berpotensi banyak kutu. Hewan peliharaan mampu membawa kutu ke lingkungan rumah, sehingga penting agar menjaga kebersihannya.
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dengan rutin memangkas rumput, menyingkirkan tumpukan kayu atau bahan organik lain yang dapat menjadi tempat persembunyian kutu, juga merupakan langkah penting untuk mengurangi risiko penularan penyakit Lyme.