Penulis dan Illustrator Komik Edukasi Geopark Maros-Pangkep, Dr. Alena K. Kimbrough (kiri) dan Daniel A. Becker (kanan). (dok. Syamsi/Kabar Makassar)KabarMakassar.com — Dua komik edukasi terbaru dari Geopark Maros-Pangkep kini hadir untuk memperkenalkan kekayaan alam dan budaya kawasan tersebut kepada anak-anak.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep, University of Wollongong, Museum dan Cagar Budaya Kementerian Kebudayaan RI, serta Invisible Ink Studio.
Dua edisi diterbitkan, yakni edisi ilmiah terkait Geopark Maros-Pangkep, dengan judul Penemuan Ilmiah Sulawesi Selatan, dan edisi cerita rakyat dari dua daerah tersebut, dengan judul Cerita Rakyat Sulawesi. Komik ini dirancang agar ilmu pengetahuan dan budaya bisa dinikmati dengan cara yang menyenangkan.
Penulis komik ini digarap oleh Dr. Alena K. Kimbrough, seorang peneliti di bidang Paleoklimatologi dari Universitas Wollongong Australia. Sementara itu, ilustrasinya didesain oleh Daniel A. Becker, seorang illustrator digital dan komikus dari Invisible Ink Studio.
Dr. Alena menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam penggarapan komik ini adalah menyajikan informasi ilmiah yang kompleks dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.
“Kami tidak bisa menyajikan ilmu seperti artikel ilmiah yang sarat istilah teknis. Sangat penting untuk menyederhanakan informasi kompleks menjadi potongan yang mudah dicerna,” ujar Dr. Alena, Jumat (05/09/2025).
Menurutnya, workshop awal yang digelar tahun lalu sangat membantu tim untuk menentukan informasi ilmiah yang paling relevan dimasukkan ke dalam komik. Namun, tantangan berikutnya adalah menjaga keseimbangan antara fakta yang akurat dan alur cerita yang menarik.
“Sebagai seorang ilmuwan, saya sering kesulitan untuk meringkas karena saya ingin memastikan semua detail tepat. Detail itu penting. Berkali-kali saya menulis sesuatu, dan Daniel akan berkata, ‘Kita harus membuat ini singkat,’ dan saya berpikir, ‘Tidak, kamu tidak bisa menghapusnya, ini penting’. Kami belajar saling mengandalkan agar karya ini bisa diakses semua orang,” tambahnya.
Selain itu, Dr. Alena juga menekankan bahwa proses ini mengajarkannya cara menjelaskan ilmu pengetahuan dalam berbagai cara, tidak hanya dengan gaya teknis seperti biasanya.
“Proses ini membuat saya menjadi ilmuwan yang lebih baik. Saya belajar bagaimana menyampaikan sains dengan cara yang bisa dipahami banyak orang. Hal ini sangat penting, karena apa gunanya sains jika tidak dikomunikasikan?” ungkapnya.
Dari sisi artistik, Daniel A Becker menceritakan pengalaman uniknya dalam menggambar kedua komik ini. Dia menekankan bahwa perbedaan utama proyek ini terletak pada konteks budaya dan konten cerita.
“Sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan proyek lain. Satu-satunya perbedaan yang jelas terletak pada isinya. Dalam komik superhero biasanya ada jubah, tapi di sini tidak. Fokusnya lebih pada makhluk fantastis yang terkait langsung dengan sains, seperti geologi, arkeologi, klimatologi, konservasi, dan geografi,” jelas Becker.
Dia menambahkan bahwa kunjungan pertama ke Geopark Maros-Pangkep digunakan untuk menyerap sebanyak mungkin pengetahuan budaya, mulai dari arsitektur, pakaian tradisional, hingga simbol-simbol lokal.
“Kami mengunjungi museum, melakukan riset online secara ekstensif, mengumpulkan foto, dan mengajukan banyak pertanyaan tentang budaya setempat. Detail-detail ini menjadi tantangan utama kami, karena kami ingin semua elemen budaya dan ilmiah tercermin dalam komik dengan akurat,” ungkapnya.
Becker mengungkapkan, pengalaman ini juga membuatnya lebih dekat dengan masyarakat lokal dan memberi pemahaman mendalam tentang budaya Sulawesi Selatan.
“Setelah naskah selesai, kami membawanya kembali untuk dipresentasikan kepada media, anak-anak sekolah, dan pejabat daerah. Rasanya luar biasa bisa melihat reaksi mereka. Tantangannya unik, dan justru itu membuatnya menyenangkan,” pungkasnya.
